Wirdayanti Sosok Kartini Tanjabtim
Pemikiran tersebut disampaikan Hj Wirdayanti Romi, ketua
TP PKK Kabupaten Tanjab Timur, saat berbincang ringan dengan sejumlah
media di kediamannya, Kamis (20/4) pagi.
Wirdayanti menyebutkan, saat ini kesetaraan yang
diperjuangkan Ibu Kartini boleh dibilang telah terwujud dengan baik.
Kiprah perempuan Indonesia di berbagai bidang kehidupan menjadi bukti
nyata sukses ya perjuangan tersebut. Namun jika dicermati, sesungguhnya
bukan kesetaraan itu target akhir perjuangan Ibu Kartini. "Justru nilai -
nilai dalam perjuangan beliau yang seharusnya mampu kita
implementasikan dalam kehidupan perempuan Indonesia masa kini,"sebutnya
Menurut Wirdayanti indikator suksesnya seorang perempuan
saat cukup sederhana. Yakni kemampuan keseimbangan peran dalam
rumahtangga dan di luar rumahtanga. Meski sederhana, menurutnya, sangat
sulit mencapai keseimbangan tersebut. Karena itu, Wirdayanti merasa
penuh syukur atas karunia Tuhan kepadanya. Dia merasa selama ini
tuntutan peran sebagai istri, ibu dan pemimpin dalam organisasi nyaris
tidak ada hambatan. "Tantangan pasti ada. Namun alhamdullilah selalu
saja Allah beri jalan terbaik. Dianggap mudah tentu tidak juga,"urainya.
Dia mencontohkan, posisinya sebagai ibu dari sepasang
putra dan putri. Wirdayanti harus jeli membagi waktu. Kadang di saat
bersamaan dia harus membuat keputusan mana yang harus didahulukan. Meski
sepakat tugas sebagai istri dan ibu harus diprioritaskan, Wirdayanti
mengaku sering mengorbankan kepentingan urusan keluarga demi mendampingi
suami mengurus warganya. "Saat kepentingan tugas suami memang
membutuhkan kita berperan serta, urusan keluarga terpaksa di nomor dua
kan. Tinggal bagaimana kemudian kita mengkomunikasikan hal tersebut ke
anak - anak dengan baik,insya Allah mereka selalu mau
mengerti,"lanjutnya.
Sang suami, H Romi Hariyanto yang memang super sibuk
sejak menjadi bupati Tanjung Jabung Timur, dikatakan Wirdayanti adalah
sosok ayah sekaligus suami yang sangat baik dalam membagi waktu.
Beberapa perubahan yang terjadi menurut Wirdayanti masih dalam tahap
wajar. "Kadang terkesan jadi lebih sering marah. Mungkin karena beban
pikiran yang makin banyak. Tapi positifnya marahnya tidak lagi
meledak-ledak kayak dulu. Lebih adem, cuma lebih bikin kita was-was,"
candanya.
Wirdayanti ingin sekali para perempuan yang tergabung
dalam PKK Tanjabtim menjadi lokomotif perubahan bagi lingkungan
sekitarnya. Lebih peka pada isu yang terjadi serta mampu menjadi bagian
dari solusi atas berbagai persoalan tersebut. Dia mencontohkan, di
sejumlah desa saat ini terdeteksi beberapa kasus warga penyandang
disabilitas yang tidak tertangani dengan baik. Wirdayanti ingin segera
ada kegiatan PKK yang memfasilitasi para penyandang disabilitas itu
dapat mengakses layanan kesehatan sesuai hak nya. Kegiatan itu akan
bersinergi dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Tanjabtim. Minimal
identifikasi awal harus segera dilakukan.
Selain itu, perempuan Tanjabtim harus pula melibatkan
diri bagi membantu Pemerintah mengatasi kasus Kekerasan Dalam Rumah
Tangga (KDRT), narkoba, pergaulan bebas remaja dan berbagai persoalan
sosial lainnya yang belakangan kerap terjadi.
Ancaman maraknya kasus - kasus tersebut harus diakui
makin nyata. Belum lagi pesatnya perkembangan teknologi informasi yang
turut mengancam anak-anak akibat minimnya filter kepatutan. Hal itu
menuntut peran ibu lebih ekstra menjaga, membimbing putra - putri
mereka. Menegakkan pondasi agama bagi anak serta menerapkan pola
komunikasi yang efektif, adalah hal yang harus dilakukan demi memastikan
kontrol orang tua pada perkembangan anak terlaksana dengan baik.
Ibu dari Bima Uadia Pratama dan Nayla Felisa Maharani,
menuturkan bahwa sesibuk apapun dan seberat apapun tugas yang diemban
kaum hawa saat ini, harus dimaknai sebagai sebuah pengabdian dan kodrat
yang wajib disyukuri. “Saya berharap, para ibu-ibu rumah tangga
khususnya di Kabupaten Tanjung Jabung Timur untuk lebih bijak dan smart
dalam mengatasi masalah yang ada dalam keluarga, karena sebenarnya tugas
ibu salah satunya memastikan KDRT tidak terjadi”, lanjut Wirdayanti.
Dengan peringatan Hari kartini, dia menghimbau perempuan
Tanjabtim lebih proaktif, lebih giat, dan lebih semangat lagi dalam
keseharian. Menyenangi keseharian adalah wujud syukur yang dapat
meningkatkan kepercayaan diri menatap hari esok yang lebih baik.
"Hindarkan mengeluh atas tugas yang kita emban.
Apalagi di media
sosial,"pungkasnya. Bersama Andini Priska Robby, wakilnya di PKK yang
juga istri Wabup H Robby Nahliyansyah, Wirdayanti Romi yakin kiprah
perempuan Tanjabtim ke depan akan lebih diperhitungkan. "Seperti sosok
ibu Andini, beliau itu contoh perempuan muda berkarir cemerlang yang
juga figur istri dan ibu yang ideal bagi keluarga Indonesia," ujar
wirdayanti.(sin)