Arus Manusia dan Masyarakat ASEAN
THE JAMBI TIMES - JAMBI - Terintegrasinya seluruh negara di
wilayah Asia Tenggara menjadi Masyarakat ASEAN sejak Februari 2016 lalu,
menyimpan tantangan yang harus segera dihadapi. Salah satunya adalah arus
manusia yang masuk dan keluar di seluruh negara kawasan. Untuk itu, seluruh
anggota Kepolisian Republik Indonesia, mesti bersiap dan berbenah diri.
Kepala Badan Reserse dan Kriminal
(Bareskrim) Polri, Komjen Pol. Ari Dono Sukmanto menyampaikannya dalam seminar
Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi (Sespimpti) Polri Dikneg ke-25 TA 2016 di
Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), di Jakarta, Selasa (4/10/2016).
Menurut Ari, tak ada yang mampu
menghalangi perubahan zaman karenanya mesti direspons tanpa kegaduhan.
“Tantangan seluruh anggota Polri,
termasuk para peserta yang setelah lulus nantinya menjadi pemimpin di wilayah,
adalah perubahan zaman. Arus manusia yang masuk dan keluar dari serta ke
Indonesia, berpotensi dengan menyusupnya para pelaku kejahatan lintas negara.
Respon terbaik tentu saja tanpa kegaduhan. Indonesia membutuhkan Polri dengan
cara merespon yang sensitif dan kreatif atas seluruh bentuk perubahan, termasuk
bergantinya zaman. Nama besar nusantara ini juga ada di pundak kita semua,”
papar Ari.
Berdasarkan data, ada 4 hal yang
menjadi fokus saat terintegrasinya kawasan ASEAN. Mulai dari ASEAN sebagai
pasar tunggal dan basis produksi internasional; ASEAN sebagai kawasan dengan
daya saing ekonomi yang tinggi; ASEAN sebagai kawasan dengan pengembangan
ekonomi yang merata; dan ASEAN sebagai kawasan yang terintegrasi secara penuh
dengan perekonomian global.
Konsep yang telah menjadi ketetapan
itu, masih menurut Ari, tentu saja serupa dengan sisi dari koin.
“Satu sisi, tentu saja dampak positif
akan terasa langsung oleh Indonesia. Khususnya terkait dengan peningkatan
perekonomian. Tapi di sisi lain, menyimpan juga persoalan terkait dengan
manusia yang mengadu nasib untuk memperbaiki ekonomi mereka. Untuk itu, saat
menghadapi para penyusup nakal yang masuk bersama arus manusia, diskresi
pengawasan dan penindakan terhadap orang asing yang melakukan pelanggaran bisa
menjadi pilihan oleh seluruh anggota Polri,” ungkap Ari.
Selain itu semua, kata Ari,
optimalisasi kerjasama dengan mengedepankan operasi bersama dengan instansi
lain juga menjadi pilihan. Tidak hanya itu, melakukan analisa informasi dan
data terkait arus masuk dan keluar manusia menjadi keharusan. Terakhir, pungkas
Ari adalah integrasi peran masyarakat lokal dalam rangka melakukan pengawasan
terhadap arus orang atau tenaga kerja asing.(Bareskrim Polri)