News Breaking
Live
wb_hadi

Breaking News

Ketua Adat : Kita Akan Proses Kadis PU Secara Hukum Adat

Ketua Adat : Kita Akan Proses Kadis PU Secara Hukum Adat


The Jambi Times - Merangin  - Pasca terjadinya berapa komentar dari kalangan tokoh masyarakat merangin Edi Valentino kepada awak media rabu (17/2).

Terkait Kasus kecelakaan yang menimpa Ketua Tim Pemeriksa BPK Provinsi Jambi Yanto, di Desa Lubuk Gaung Kecamatan Masumai.

Akhirnya terus berguling, karena munurut Edi Valentino, perdamaian dilakukan secara administratif diatas materai 6 ribu perak, tanpa melibatkan perangkat adat di Merangin. Bahkan, penandatanganan surat damai dilakukan saat salah satu pihak masih dalam kondisi sakit dan dirawat di rumah sakit.

Menurut salah seorang tokoh masyarakat Merangin Edi Valentino, proses perdamaian kasus tersebut seharusnya melibatkan hukum adat.

“Harusnya ada perangkat adat, dan diselesaikan secara adat, karena terjadi di daerah ini,” katanya, Rabu 17 Februari 2016.

Dikatakan Edi, di Kabupaten Merangin, di negeri tali undang tambang teliti, harus lembam balu, tempung tawa, luko luki ayam sikok di pampeh, Ayak sikok bereh segantang.

Itu semua adalah hukum adat untuk meyelesaikan persoalan,” katanya.

Ditambahkan Edi, jika mengacu dalam perundingan adat sebenarnya, tidak boleh membuat surat pernyataan asal-asalan.

“Seharusnya orang yang menandatangani surat pernyataan itu harus sehat jasmani rohani, barulah buat surat pernyataan, bukan sekendang perut saja,” tegasnya.

Terpisah, Ketua Lembangan Adat Merangin Abdulah pun juga akhirnya angkat bicara masalah adat.

Menurutnya hukum ada di merangin harus benar-benar ditegakkan. Hukum adat merangin itu tidak memilih pandang bulu, jika menang salah harus dihukum adatkan, baik orang itu dari asal Padang, Medan, Jawa dan lainnya.

"Terima kasih kepada adik-adik yang telah mengingatkan kami. Kita ketemukan kepala dinas pu terlebih dahulu, namun adat kita tidak pandang bulu, " tegas ketua Adat Abdulah.

"Insha allah, Kita proses secara adat,, waulpun ayam sikok, " tegasnya lagi.

Ketau adat pun juga mengeluarkan pepatah adat merangin. Ini bintung bapiteh lembam ba alun darah ba pikat karam tali tambago, itu dapek tu dapek dengan tepung batawa, tepung batawa itu terdiri dari daun sidingin, daun sigumpai tembah tepung  bereh bagih aik.

Yang di kato pintung bapiteh tu, siapo yang jentiknyo harus baganti, jadi luko ni ado duo, ado luko rendah ado luko tinggi.

Yang di kato luka ni daging takuak, darah tapecak. Di dendo dalam adat ayam sikuk bereh sagantang kalapo satali dan mengobat orang yang bersangkutan.

Sedangkan luko di pampeh ini, adik kito dewek nian di banye jugo. Luko tinggi daging takuak darah tapacak yang tersungkup rambut dan kain, kalu tulang la patah tu tamasuk luko tinggi bahayo namonyo.

Duo ikuk ayam empek kaki, apo lagi dunio kini dak cukup dek ayam, kalo darah tapacak, tulang la patah, urek la putus itu yo wajib kambing sikuk. Dan ngubek urang yang bersangkutan. Itu dendonyo. (Lik)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.