JK: Minyak Nasional Habis dalam 30 Tahun, Biofuel jadi Solusi
Jakarta -
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) memperkirakan
cadangan energi nasional yang bersumber dari minyak bumi, gas alam dan
batubara akan habis dalam hitungan tahun. Mandatory pencampuran 15
persen Bahan Bakar Nabati (BBN) ke dalam bahan bakar jenis solar
dianggapnya sebagai solusi cerdas untuk menjaga ketahanan energi
nasional.
"Nabati bagus untuk kita. Ini benar energi terbarukan cuman harganya yang tidak terbarukan," kata JK dalam sebuah dialog menyoal Energi Indonesia, Jakarta, Selasa (14/3).
JK mengatakan bahwa akibat kebijakan ini banyak pengusaha sawit yang berbondong-bondong ke ESDM ketika harga (sawit) turun. Menurutnya, optimalisasi penggunaan biofuel merupakan langkah serius pemerintah mengembangkan diverifikasi energi.
Wapres menyebutkan tiga cadangan energi nasional yang diperkirakan akan habis kurang dari 150 tahun lagi, yakni minyak bumi, gas alam ,dan batubara. Bahkan untuk minyak bumi, diyakini JK akan habis lebih cepat, yakni dalam 30 tahun ke depan.
Sayangnya, harga BBN ini sempat menuai kritik. Ketua Dewan Energi Nasional Tumiran beranggapan pengembangan energi terbarukan terlunta-lunta akibat rendahnya sokongan politik anggaran.
"Seharusnya harga BBN tidak sama dengan BBM. Disini tidak ada dukungan politik anggaran," katanya, senin (13/3).
Pemerintah mengestimasi, potensi penghematan subsidi yang bisa didapat dari kebijakan pencampuran BBN mencapai Rp 31,71 triliun. Kebijakan ini juga bisa mengurangi dampak pemanasan global di Indonesia.Seperti kepada cnnindoensia (ags/ags/Noor Aspasia Hasibuan)
"Nabati bagus untuk kita. Ini benar energi terbarukan cuman harganya yang tidak terbarukan," kata JK dalam sebuah dialog menyoal Energi Indonesia, Jakarta, Selasa (14/3).
JK mengatakan bahwa akibat kebijakan ini banyak pengusaha sawit yang berbondong-bondong ke ESDM ketika harga (sawit) turun. Menurutnya, optimalisasi penggunaan biofuel merupakan langkah serius pemerintah mengembangkan diverifikasi energi.
Wapres menyebutkan tiga cadangan energi nasional yang diperkirakan akan habis kurang dari 150 tahun lagi, yakni minyak bumi, gas alam ,dan batubara. Bahkan untuk minyak bumi, diyakini JK akan habis lebih cepat, yakni dalam 30 tahun ke depan.
Sayangnya, harga BBN ini sempat menuai kritik. Ketua Dewan Energi Nasional Tumiran beranggapan pengembangan energi terbarukan terlunta-lunta akibat rendahnya sokongan politik anggaran.
"Seharusnya harga BBN tidak sama dengan BBM. Disini tidak ada dukungan politik anggaran," katanya, senin (13/3).
Pemerintah mengestimasi, potensi penghematan subsidi yang bisa didapat dari kebijakan pencampuran BBN mencapai Rp 31,71 triliun. Kebijakan ini juga bisa mengurangi dampak pemanasan global di Indonesia.Seperti kepada cnnindoensia (ags/ags/Noor Aspasia Hasibuan)