Gubernur Minta Wamen ESDM Percepat Perizinan Pembangunan PLTU Tebo
The Jambi Times - Jakarta - Gubernur Jambi, Hasan Basri Agus mengharapkan agar Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik
Indonesia (Wamen ESDM RI), Susilo Siswoutomo membantu untuk mempercepat
perizinan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tebo. Harapan
tersebut dikemukakan oleh gubernur dalam pertemuan dengan Wamen ESDM
dan jajarannya di Kantor Kementerian ESDM RI, di Jakarta, Selasa (19/8)
sore.
Gubernur mengusahakan pertemuan ini setelah mengikuti Rapat
Pleno I Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) Tahun 2014 di Kantor
Kementerian Sosial RI di Salemba Raya, Jakarta.
Dalam pertemuan
ini, gubernur didampingi oleh Kepala Dinas ESDM Provinsi Jambi, Erman
Rahim, Kepala Badan Penanaman Modal Daerah dan Pelayanan Perizinan
Terpadu (BPMD dan PPT) Provinsi Jambi, Hefni Zen, dan perwakilan dari
Konsorsium Indonesia - Korea Selatan bidang pembangunan PLTU Tebo.
Gubernur
menjelaskan kesulitan perizinan dari PLN dalam pembangunan PLTU Tebo.
Bahkan, gubernur mengungkapkan, Pemerintah Provinsi Jambi sudah delapan
kali mengirimkan surat yang berkaitan dengan permohonan izin pembangunan
PLTU Tebo, namun sampai saat ini, izin pembangunan PLTU berkapasitas
2X200 MW itu tak kunjung diberikan oleh PLN (Pusat).
Gubernur
menyatakan, MoU pembangunan PLTU Tebo ini sudah ditandatanganinya dengan
pihak pengusaha dan konsorsium Korea Selatan di hadapan Presiden Korea
Selatan, dan merasa malu kepada Presiden dan pihak Korea Selatan karena
sampai sekarang izin pembangunannya belum diberikan oleh PLN. Kita malu
sebagai bangsa, kapan lagi kita mau berubah.
Lebih
jauh lagi, gubernur mengungkapkan dirinya sangat kecewa dengan PLN,
yang sangat berbelit-belit dalam memberikan perizinan pembangunan PLTU
Tebo.
Gubernur mengatakan, memang izin pembangunan PLTU itu bukan
dari Kementerian ESDM, tetapi dari PLN. Namun, gubernur menaruh harapan
besar kepada Wamen ESDM untuk membantu mempercepat izin pembangunan
PLTU tersebut.
Gubernur menuturkan kondisi ketersediaan listrik
di Jambi yang nyata-nyata kurang, listrik sering mati, termasuk saat
Bulan Ramadhan lalu, namun belum ada izin pembangunan PLTU Tebo, kendati
Provinsi Jambi memiliki batubara yang memadai untuk PLTU tersebut.
Selain
itu, gubernur juga mengungkapkan, upaya memperjuangkan izin pembangunan
PLTU Tebo ini sudah ditempuhnya ke berbagai pihak selain ke PLN,
termasuk dengan Menteri ESDM, Jero Wacik dan dengan Menteri Koordinator
Perekonomian, Chairul Tanjung.
Menanggapi apa yang disampaikan
oleh Gubernur Jambi, Wamen ESDM menyatakan bahwa dia akan melakukan
koordinasi dengan PLN secepatnya dan akan membantu untuk mempercepat
perizinan PLTU Tebo tersebut.
Usai pertemuan, kepada wartawan
yang mewawancarainya, gubernur menyatakan,"Saya berterima kasih kepada
Pak Wamen (ESDM), mudah-mudahan apa yang disampaikan oleh beliau menjadi
kenyataan. Terus terang, rencana pembangunan PLTU di Kabupaten Tebo ini
luar biasa, sudah bermacam surat yang kita ajukan ke Jakarta, ketemu
dengan Menko Ekuin sudah, dengan Pak Jero Wacik (Menteri ESDM) sudah
berapa kali, ini terakhir dengan Pak Wamen (ESDM). Mudah-mudahan, beliau
bisa melakukan koordinasi secepatnya dan kita harapkan itu bisa
disetujui. Itu yang pertama," tutur gubernur.
"Yang kedua, yang
jelas Jambi kan masih kekurangan daya listrik untuk masyarakat kita.
Kita masih melihat listrik kita sering mati, termasuk Bulan Puasa dan
menghadapi Lebaran, padahal kita punya potensi, kita punya batubara,
kita punya minyak, kita punya gas, kita punya panas bumi. Tapi, mengurus
izinnya berbelit-belit, susah sekali, padahal penandatanganan MoU
antara saya dengan pengusaha Korea dan juga pengusaha kerjasama
konsorsium dengan Indonesia pada saat itu di depan Presiden Korea
Selatan lagi. Sebagai bangsa kita malu. Oleh sebab itu, kita harapkan,
ini bisa diselesaikan. Masalah ini bukan di sini, tetapi dengan PLN,"
jelas gubernur.
Terkait usulan Wamen ESDM untuk membuat zona
industri, gubernur mengungkapkan bahwa usulan Wamen tersebut sudah masuk
dalam program Pemerintah Provinsi Jambi, yakni Ujung Jabung menjadi
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), yang saat ini masih dalam proses untuk
dibangun pelabuhan dan infrastrukturnya.
"Beberapa pengusaha
sudah mau investasi di situ. Saya ketemu dengan pengusaha Cina, tetapi
juga tergantung pada listrik. Sekarang, seperti telur dengan ayam, mana
yang lebih dulu, listriknya dulu atau kawasan industrinya dulu, saya
pikir bukan pelabuhan dan KEK-nya yang harus dibangun, sementara
listriknya belum ada. Itu yang kita harapkan untuk dipercepat.
Masih kepada wartawan, Wakil Menteri ESDM, Susilo
Siswoutomo mengatakan,"Percepatan jelas nomor satu, kita akan lihat
kembali, apakah mungkin RUPTL-nya diubah, sehingga program pembangkit
listrik untuk Jambi itu bisa secara cepat dilaksanakan. Yang kedua, saya
akan review dengan PLN dan Dirjen Listrik untuk mempercepat proses ini,
termasuk juga kemungkinan untuk pihak ketiga, yang sudah ditandatangani
dengan Korea (Selatan), itu untuk pembangkit listrik mulut Tambang
untuk Jambi, secepatnya. Dari laporan Gubernur Jambi, ternyata program
2X200 MW itu belum jalan. Saya baru tahu hari ini. Jadi, ada kendala.
Saya akan lihat, mudah-mudahan kendalanya bisa kita hilangin, sehingga
berjalan cepat," ujar Wamen ESDM. (Tim-JT).