News Breaking
Live
wb_hadi

Breaking News

Agroindustri Kelapa Perlu Di Kembangnkan

Agroindustri Kelapa Perlu Di Kembangnkan


The Jambi Times - Jambi Gubernur Jambi,Hasan Basri Agus mengatakan, pengembangan agroindustri kelapa di Provinsi Jambi dirasa sangat perlu untuk dilakukan mengingat potensi lokal yang dimemiliki sangat besar. Demikian dikatakan Gubernur saat menghadiri pembukaan Konferensi Nasional Kelapa VIII bertempat di Ratu Convension Centre Jambi, Rabu (21/5-14). 

Adapun tema pada Konferensi Nasional Kelapa VIII yang diselenggarakan di Provinsi Jambi ini adalah “Pengembangan Bioindustri Kelapa Berkelanjutan Berbasis Inovasi Teknologi Ramah Lingkungan.” Pembukaan Konferensi Nasional Kelapa VIII ini ditandai dengan pemukulan gong oleh Menteri Pertanian RI yang diwakili oleh Dirjen Perkebunan Ir.Gamal Nasir.MS.

Dikatakan Gubernur, dengan berkembangnya agroindustri kelapa, baik industri besar maupun kecil, maka permintaan bahan baku kelapa semakin meningkat, ini merupakan langkah awal untuk pemerintah provinsi untuk pengembangan kembali produksi kelapa yang sudah ada. ”Sudah kita lihat dari kelapa tadi cukup banyak yang bisa dihasilkan, mulai dari batangnya yang bisa untuk meubel, lidi kelapanya untuk sapu, tempurungnya bisa dimanfaatkan juga dan santan kelapa sudah ada yang siap saji. Apabila ini dikelola dengan baik akan bisa meningkatkan penghasilan masyarakat,” tutur Gubernur.

Dijelaskan Gubernur, di Provinsi Jambi luas kebun kelapa tua dan rusak yang memerlukan peremajaan adalah seluas 18.487 hektar, dimana areal terluas adalah di Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Tanjung Jabung Timur. Ketidakproduktifan tanaman tersebut berdampak terhadap menurunnya pendapatan dan kesejahteraan petani kelapa. “Hal tersebut secara tidak langsung tentu saja akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jambi,” jelas Gubernur.

Gubernur juga menjelaskan, subsektor perkebunan memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap perekonomian di beberapa daerah, termasuk Provinsi Jambi. Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Provinsi Jambi atas harga berlaku pada tahun 2013 tercatat sebesar lebih dari 28 persen. Dari angka tersebut, lebih kurang 15 persen diantaranaya merupakan kontribusi dari subsektor perkebunan.”Dengan kata lain, subsektor perkebunan memberikan kontrabusi terhadap PDRB sektor pertanian Provinsi Jambi sebesar 54 persen. Hal ini menunjukan peranan sektor pertanian, khususnya subsektor perkebunan dalam perekonomian Provinsi Jambi masih relatif besar bila dibandingkan dengan subsektor lainnya, disamping itu lebih kurang Rp20 Trilyun uang beredar berasal dari hasil perkebunan.”jelas HBA. 

Gubernur menambahkan, sebenarnya masih banyak hal-hal yang bisa dikembangkan termasuk sistim penanaman tumpang sari, misalnya menanam jagung pada tanaman karet. “Disamping karet kita tanam juga jagung. Tanaman Jagung tersebut dapat juga menghasilkan sambil kita menunggu proses karet tesebut besar dan dapat menghasilkan. Pemerintah Provinsi Jambi juga  setiap tahunnya ada program pemberian bibit  kepada masyarakat, termasuk bibit jagung tersebut,” tambah HBA.

Pada pembukaan Konferensi Nasional Kelapa VIII ini, dihadapan para peserta Gubernur Jambi HBA juga memaparkan kondisi Provinsi Jambi secara umum. Disamping itu orang nomor satu di jajaran Pemerintah Provinsi Jambi tersebut juga memaparkan perkembangan sub sektor perkebunan kelapa di wilayah Provinsi Jambi.

Sementara itu, Menteri Pertanian Republik Indonesia dalam sambutan tertulisnya yang disampaikan oleh Dirjen Perkebunan Ir.Gamal Nasir.MS mengatakan, sebagaimana diketahui bahwa tanaman  kelapa adalah salah satu komoditi perkebunan yang berperan penting dan berkontribusi positif dalam pertumbuhan ekonomi nasional. ”Ini menunjukkan bahwa tanaman kelapa secara nyata menjadi salah satu tulang punggung pembangunan ekonomi nasional sebagai penghasil minyak nabati/sumber pangan dan energi terbarukan,” kata Menteri Pertanian RI.

Dikatakan Menteri Pertanian juga, hampir seluruh bagian tanaman kelapa dapat dimanfaatkan sehingga tanaman kelapa dijuluki sebagai pohon kehidupan, karena semua bagian tanaman dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi,sosial dan budaya. Namun demikian masih banyak peluang dan tantangan dibidang perkelapaan yang perlu dicarikan pemecahannya. Salah satu diantaranaya adalah industri pengolahan yang berbahan baku kelapa masih didominasi oleh industri primer seperti industri minyak kelapa, arang tempurung dan sabut kelapa, yang limbahnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan industri pengolahan lanjutan. “Walaupun industri kerajinan dari tempurung dan kayu kelapa cukup berkembang, produksi yang dihasilkan ditingkat petani masih berupa kelapa butiran, kopra, gula dan minyak klentik, sehingga petani belum menikmati nilai tambah, “ jelas Menteri Pertanian RI.

Pada kesempatan tersebut Menteri Pertanian RI juga mengharapkan dukungan dari semua pihak guna pengembangan bioindustri kelapa berkelanjutan berbasis inovasi teknologi ramah lingkungan dapat diwujudkan dalam waktu yang tidak terlalu lama. “Dengan fokus pada tanaman kelapa yang dikembangkan sebagai tanaman kehidupan, diharapkan sektor pertanian akan tumbuh secara signifikan untuk peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani, yang pada gilirannya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional,” pungkas Menteri Pertanian RI.(Tim-JT)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.