Gubernur Tekankan Tanam pohon Terus Di Lanjutkan
The Jambi Times -
Jambi - Gubernur Jambi, Hasan Basri Agus (HBA) berharap agar
penanaman pohon dan reboisasi (penghijauan) terus dilanjutkan. Hal tersebut
dikemukakan oleh gubernur kepada para wartawan yang mewawancarainya usai Apel Siaga Satpol PP dan Satlinmas Dalam
Mengawal Pemilu 2014 pada HUT ke-64 Satpol PP dan HUT ke-52 Satlinmas Tahun
2014 serta Peringatan Hari Bakti Rimbawan Tahun 2014, bertempat di Halaman
Depan Kantor Gubernur Jambi, Senin pagi (24/3).
“Disamping Peringatan HUT
Satpol PP dan Satlinmas, pada hari ini juga dilaksanakan ulang tahun rimbawan
kehutanan, dan nanti akan dilakukan penanaman pohon yang akan kita lanjutkan
terus-menerus. Harapan Pak SBY, sepanjang zaman kita harus menanam, jangan
hanya tahu memungut hasil hutan, tetapi kita harus menanam dimana saja berada,”
ungkap gubernur.
“Dari pihak Kehutanan, kita
sudah melakukan reboisasi setiap tahun, dari APBD maupun dari APBN. Itu terus kita
lakukan. Salah satunya, penanaman hari ini merupakan bagian dari program itu,
disamping melakukan pengawasan di lapangan terhadap hutan-hutan. Kita punya
empat taman nasional, Taman Nasional Kerinci Seblat, Bukit Tigapuluh, Bukit
Duabelas, Taman Nasional Berbak, termasuk juga hutan lindung. Kita banyak
persiapan kearah bagaimana melestarikan hutan, termasuk ada Hutan Desa, Hutan
Adat, dan sebagainya,” jelas gubernur.
Sebelumnya, dalam dalam Peringatan Hari Bakti Rimbawan,
selaku inspektur upacara, gubernur membacakan sambutan Menteri Kehutanan (Menhut)
Republik Indonesia, Zulkifli Hasan.
Dalam sambutannya, Menhut menyatakan, tema Peringatan
Hari Hutan Internasional Tahun 2014 adalah “Hutan Kita, Masa Depan Kita” yang
sangat relevan bagi bangsa Indonesia dan seluruh rimbawan, dalam upaya menjaga,
melindungi, mengkonservasi, mereboisasi/menghijaukan dan mengusahakan hutan
secara lestari, dalam memberikan sumbangan nyata bagi hutan Indonesia.
Menhut mengemukakan, peningkatan soliditas rimbawan
menuju kehutanan baru, mengupayakan bagaimana pembangunan kehutanan diarahkan
ke pendekatan ekosentris, yang menyeimbangkan manusia sebagai satu bagian dari
mata rantai ekosistem, yaitu air, tanah, flora, dan fauna.(Tim-JT)