SBY: Wacana Pemindahan Ibu Kota Indonesia
“Kami membentuk tim kecil untuk mulai memikirkan kemungkinan pemindahan ibu kota kita, dalam arti biar pusat ekonomi, perdagangan, dan lain-lain tetap di Jakarta, tetapi pusat pemerintahan kita pindahkan di tempat yang lain,” kata Presiden SBY seperti dilansir situs Presidenri.go.id, Sabtu, 7 September 2013.
Hal itu dikatakan SBY saat jumpa pers di Hotel Grand Emerald, St. Petersburg, Rusia.
Waktu itu muncul berbagai pemikiran, debat wacana, tetapi Presiden SBY memilih diam.
“Mengapa saya lebih memilih diam, karena kebiasaan di negeri kita ini apa pun kalau muncul ide baru langsung didebat atau disalahkan. Sebaliknya, kalau saya mengatakan tidak perlulah kita memikirkan pusat pemerintahan yang baru, tetap disalahkan juga,” lanjutnya.
SBY mengaku sungguh-sungguh memikirkan apa yang terjadi dengan Jakarta untuk 10, 20, atau 30 tahun mendatang.
"Oleh karena itu saya berpikir, dan ini tugas untuk presiden-presiden pengganti saya nanti, kalau memang secara ekonomi kita sudah kuat, pertumbuhan, GDP, income perkapita, kemudian kalau memang tidak ada solusi yang baik untuk mengatasi permasalahan Jakarta, dan ada urgensi yang tidak bisa ditunda-tunda lagi, tidak keliru kalau kita memikirkan suatu tempat yang kita bangun menjadi pusat pemerintahan yang baru,” tegasnya.
Presiden SBY memberi contoh negara-negara yang sudah memisahkan pusat pemerintahan dengan pusat ekonomi, seperti Turki, Australia, dan Malaysia. Ia menyadari pemisahan itu tentu ada baik dan buruknya.
“Kalau nanti kita berpikir membangun pusat pemerintahan yang baru, kita pastikan Jakarta jauh menjadi lebih baik, dan pusat pemerintahan yang baru juga dapat berfungsi secara efektif. Pelajari, misalkan apa yang terjadi dengan adanya Putra Jaya, sedangkan Kuala Lumpur juga masih bisa berfungsi dengan baik. Yang bisa kita petik adalah bahwa biayanya tentu tidak sedikit. Biaya ekonomi dan barangkali juga biaya politik, biaya sosial dan sebagainya,” jelasnya.
Dalam kunjungan ke Astana, ibu kota Kazakhstan yang baru, Presiden SBY dan delegasi menyaksikan kota yang sangat khas dengan arsitektur yang luar biasa, teratur dan desain yang bagus, dan akhirnya berperan sebagai ibu kota yang ideal bagi sebuah negara.
“Tentu hal ini juga sangat ditolong oleh penduduk Khazakhstan yang jumlahnya 19 juta, sementara Kazakhstan luas wilayahnya lebih dari 2 juta. Bandingkan dengan Indonesia yang berpenduduk lebih dari 240 juta, luas daratannya kurang lebih sama, 2 juta kilometer persegi, sedangkan yang 6 juta adalah laut. Tentu hal ini tidak mudah,” tandasnya.
Mendampingi Presiden SBY saat memberikan keterangan pers, antara lain Ibu Negara Ani Yudhoyono, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menlu Marty Natalegawa, Mensesneg Sudi Silalahi, Mendikbud M Nuh, Menkeu Chatib Basri, Mendag Gita Wirjawan, dan Menperin MS Hidayat.Seperti yang di langsir okezone (trk)