Warga Dusundalam Minta Keluarkan Desanya dari Wilayah Sarolangun
![]() |
Warga Dusundalam tuntut kadesnya mundur. (foto : Infojambi.com) |
Masyarakat menilai Istiqomah tidak transparan pada masyarakat terkait penggunaan APBDES Desa Dusundalam. Dalam pernyataan sikap yang dibacakan saat berdemo, masyarakat menilai Istiqomah tidak jujur alias tidak transparan dengan penggunaan dana keuangan desa.
Warga menuding Kades menggelapkan dana mesjid, dana jalan desa, dana pengambilan SIRTU serta dana remaja/pemuda Dusundalam. Istiqomah juga dituduh memalsukan stempel Ketua BPD untuk pencairan dana ADD 30 persen tahun 2012 dan menyelewengkan dana fisik ADD 70 persen tahun 2012.
Bahkan, Istiqomah dituduh telah menganggarkan dana untuk pencairan ADD sebesar Rp 20 juta, padahal sesuai aturan dalam pengurusan ADD tidak dikenakan biaya.
Pantauan infojambi.com, massa yang turun berdemo lebih banyak dari demo sebelumnya. Bahkan dalam pengamanan aksi demonstrasi tersebut pihak kepolisian terlihat lebih waspada dengan menurunkan satu unit mobil water cannon untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tak diinginkan.
Polisi kemudian memperbolehkan beberapa perwakilan pendemo bertemu Sekda Sarolangun, Thabroni Rozali. Pertemuan berlangsung di ruang Asisten I dihadiri Kepala BPMPD Arief Ampera, Asisten III Musa Q, Staf Ahli Bupati Sakwan, Kepala Satpol PP Tamrin, Camat Bathin VIII Mulyadi, Kabag Humas Saipullah, Kapolsek Bathin VIII Toni Tobing, serta pejabat lainnya.
Dalam pertemuan tersebut, Sahrul, perwakilan warga yang juga anggota BPD Dusundalam menyampaikan, selama ini merasa sangat tertindas dengan kepemimpinan Istiqomah dan minta pemkab segera memberhentikannya.
Kepala BPMPD, Arief Ampera, mempertanyakan dasar-dasar masyarakat meminta kadesnya mundur. “Apa dasar saudara-saudara sehingga tidak puas dengan Istiqomah dan memintanya mundur,” tanya Arief.
Menurut Sahrul, sesuai poin-poin yang dituangkan dalam pernyataan sikap, masyarakat sudah tak sanggup lagi dipimpin Istiqomah. “Sejak beberapa bulan belakangan, kami BPD didesak masyarakat yang menyatakan Istiqomah tidak transparan dan memintanya diberhentikan,” kata Sahrul.
Sahrul mengatakan, BPD maupun tokoh masyarakat lainnya tidak pernah diundang oleh kades untuk melakukan rapat. Bahkan, saat BPD melakukan rapat untuk meminta pertanggungjawaban kades terkait penggunaan dana desa, kades tidak dapat mempertanggungjwabkan dana tersebut.
Soal Rakin, kata Sahrul, ada keberpihakan selama Istiqomah memimpin. Terbukti ada PNS dapat raskin dan warga yang sudah daftar haji juga dapat raskin. 'Sementara tukang urut yang tak punya apa-apa tidak dapat.
Hal yang sama disampaikan H Sargawi, mantan Kades Dusundalam yang saat ini menjadi ninik-mamak desa. Menurutnya masyarakat tidak lagi berpihak pada Istiqomah, terbukti dari lima anggota BPD, empat diantaranya sudah tidak mendukung Istiqomah.
“Imam Masjid, Bilal, empat kadus, ketua pemuda, semunya hadir disini untuk berunjuk rasa meminta Istiqomah diberhentikan,” tandasnya. Menurut Syargawi, Istiqomah sangat arogan.
Sekda Sarolangun, Thabroni, dihadapan perwakilan masyarakat mendengar masyarakat sudah tidak mendukung lagi kades Istiqomah. Ia sudah memanggil Istiqomah dan memintanya mundur, karena dia juga PNS dan dijanjikan jabatan lain.
“Kami sudah minta yang bersangkutan legowo meninggalkan jabatan, namun yang bersangkutan tidak bersedia,” kata Sekda yang berjanji permasalahan Desa Dusundalam diselesaikan sebelum lebaran.
Arief Ampera juga mengatakan inspektorat dan BPMPD akan turun ke Dusundalam. Tim akan meniliti permasalahan yang sebenarnya. Ia minta masyarakat memberi izin untuk masuk ke desanya, agar permasalahan ini segera diselesaikan.
Arief minta waktu satu minggu. Bila masalah itu belum diproses ia mempersilahkan warga mendemo dirinya. “Tuntut saya mundur atau saya yang mundur sendiri,” kata Arief dihadapan masyarakat.
Dalam pertemuan itu masyarakat menyatakan tidak ingin terjadi pertumpahan darah. Mereka minta Pemkab Sarolangun bertindak tegas. Bahkan masyarakat mengancam jika pemkab tidak mampu menyelesaikan, warga minta pemkab mencoret Dusundalam dari wilayah Sarolangun. (infojambi.com/RUD)