News Breaking
Live
wb_hadi

Breaking News

Tenaga Pengajar dan Buku Bacaan Sangat Minim Bagi Siswa SD Alue Wakie

Tenaga Pengajar dan Buku Bacaan Sangat Minim Bagi Siswa SD Alue Wakie



 Jambi Times, NAGARAYA | Ahmad, yang keseharian berprofesi petani itu, korbankan setengah waktunya mendedikasikan dirinya sebagai tenaga pendidik, sebagai tanggung jawab sosial. 

16 kilo meter dari jalan aspal lintas sumatera-aceh menuju Desa Alue Waki Dusun Merdu. Jalan berliku, menanjak dan menurun, butuh perjuangan untuk sampai ketempat itu. Lantaran jalan tidak beraspal, karena melintasi  membelah perkebunan sawit milik perusahaan. 

Masyarakat yang mendiami tempat itu mengaku, jalan licin ketika musim penghujan lantaran tanah merah dan berdebu ketika musim kemarau, seolah sudah menjadi keseharian ketika hendak keluar untuk bekerja atau untuk mengurus keperluan lain. 

Masyarakat mengaku, Desa mereka merupakan daerah transmigrasi yang masuk wilayah Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh. 

Di Desa tersebut terdapat Sekolah Dasar (SD) yang secara umum gedung sekolah tersebut, alat kelengkapan penunjung seperti meja, tempat duduk dan papan tulis terlengkapi.  Namun, guru pengajar serta buku jauh dari kata layak.

Salah seorang guru, Ahmad, yang mengaku sebagai tenaga honorer mengaku sangat menyakitkan jika harus berbicara tentang honor atau pendapatannya mengajar di SD itu. 

"Bisa dikatakan kalau pendapatan dari honorer mengajar di tempat ini, jika dibagi perhari hanya delapan ribuan," ujarnya, Selasa 2 November 2021. 

Dia menjelaskan, sekolah tempatnya mengajar hanya merupakan sekolah kelas jauh dibawah SD Negeri Tarung Ijo.

Kendati demikian, ia merasa memiliki tanggung jawab sosial terhadap anak anak, sehingga dirinya mengorbankan waktunya, sementara jika dihitung dari finansial, dirinya tidak diuntungkan. 

"Jumlah siswa keseluruhan delapan belas orang," kata Ahmad yang mengaku hanya pernah mengecam Pendidikan Guru Agama (PGA) pada masa itu. 

Menurutnya, secara umum jauh dari kata layak, dengan latar belakang pendidikan Agama setara sarjana pendidikan. 

"Kegiatan belajar disini sempat berhenti beberapa bulan karena tidak ada yang mengajar, hal itu cukup memperihatinkan," tandasnya.

Ketika ditanya terkait kegiatan belajar mengajar, Ahmad mengaku dalam satu ruang belajar dirinya bisa mengajar untuk tiga kelas sekaligus. Hal itu terjadi karena keterbatasan guru. 

Menurutnya, siswa yang ada saat ini sangat ketinggalan pendidikan pembelajaran yang seharusnya di dapat dari sekolah. 

Reporter: Didit

Editor: Zulfadhli Anwar


 

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.