News Breaking
Live
wb_hadi

Breaking News

Universitas Dharmaphala Muara Takus Tertua di Dunia

Universitas Dharmaphala Muara Takus Tertua di Dunia





Oleh : HG Sutan Adil

Kesimpulan dan pernyataan bahwa di situs sejarah Muara Takus di Kabupaten Kampar, Riau, terdapat sebuah Universitas tertua di Dunia, adalah saat diadakannya Seminar  Internasional dan Pameran Benda Sejarah Melayu Tua Minanga Kanwa yang diselenggarakan untuk menyemarakkan pelaksanaan Kampar International Dragon Boat Festival 2019 lalu, Sabtu (20/7/2019). 

Di seminar yang menggali dan menelusuri jejak keberadaan situs Muara Takus, yang sebelumnya oleh pemerintah dan sejarawan lainnya disebut sebagai Candi Muara Takus, peneiliti sejarah  Santo Saba Piliang, seorang peneliti dan pelaku eksplorasi situs situs sejarah di Indonesia, yang ahli dalam membaca situs situs kuno, berpendapat dari hasil penelitiannya yang masih subjektif karna masih ada keterbatasan data dan dana karna dilakukan secara pribadi, mengatakan bahwa situs Muara Takus di Kampar ini merupakan tempat belajarnya para misionaris dan pelajar kitab kitab “Dharmic Original” dari negeri Asia Timur dan Asia Tengah.

Dalam Seminar ini juga dihadirkan beberapa Tokoh Melayu dan peneliti sejarah lainnya seperti  Profesor Ahmad Yanuana Samantho yang menyampaikan materi Kebesaran Peradaban Nusantara, Prof Suwardi MS yang menyampaikan materi tentang Sejarah Peradaban Melayu Tua dan Prof Munzir Hitami yang menyampaikan Eksplorasi Sejarah dan Pelestarian Situs dan Benda Sejarah Dalam Perspektif Islam.

Santo Saba Piliang beranggapan memang pendapat tentang Universitas Dharmaphala  ini masih perlu penelitian dan eksplorasi lebih lanjut dari para ahli sejarah dan arkeologi bangsa Indonesia yang memang sudah banyak tersedia dan juga diharapkan pemerintah bisa mendukung gerakan penelitian ini dari segi anggaran dan regulasi.

Para misionaris dan peziarah/Pelajar dari Tiongkok  datang ke Universitas Dharmaphla di Situs Muara Takus dan Nusantara adalah untuk "Belajar" mencatat  dan menyalin kitab kitab "Dharmic Original" dan membawanya  ke negrinya masing masing.

Jadi ini bukan ajaran Budha atau Hindu yang selama ini sudah diajarkan oleh ahli sejarah yang justru dasarnya hanya berdasarkan prasasti dan babat atau cerita rakyat yang juga tidak jelas timeline dan asal usulnya.

Mereka para peziarah/pelajar dari Tiongkok yang datang ke Nusantara untuk "Belajar" ini antara lain adalah :

● Fa-Huan  337 - 422 M
● Sung Yun 518-521 M
● Hieun-Tsang 602 - 664 M
● Hui Ning 664 M – 667 M
●  I -Tsing  671 - 695 M
● Atiśa Dīpaṃkara Śrījñāna,tahun 1.013

Jadi dari kenyataan ini memberikan arti bahwa merekalah yang justru belajar di Nusantara ini dan kembali ke negerinya masing masing untuk menyebarkan ilmu dan catatannya yang didapat, bukan di balikan menjadi terbalik, membawa ajaran dari sana dan di sebarkan ke Nusantara ini.

Pernyataan “Terbalik” inilah yang di sebarkan oleh sejarawan penjajah belanda dan diamini oleh sejarawan indonesia karna mashab atau konsep pembelajaran mereka adalah dari sejarawan dan peneliti belanda tersebut dan sangat subjektif berdasarkan keinginan penjajahan mereka. Konsep dan mashab Inilah yang sering didengungkan dan diajarkan kepada anak didik kita sejak dari Sekolah Dasar sampai ke perguruan tinggi.

Universitas Dharmaphala yang ada di Situs Muara Takus adalah merupakan pusatnya pembelajaran ajaran “Dharmic Original” yang merupakan ajaran asli nusantara yang monoteis yaitu mengakui Tuhan itu adalah satu atau tunggal, adalah situs kuno yang telah berumur ribuan tahun sebelum masehi . situs situs yang mirip seperti situs Muara Takus di Kampar ini, tersebar di wilayah Pulau Sumatera,  dari utara sampai ke selatan. 

Terdapat situs situs lainnya yang dapat diduga sebagai cabang dari Universitas Dharamaphala di Muara Takus ini dan situs tersebut dapatlah uraikan sebagai berikut :

1. Situs Bahal 1,2,3 dan 3 situs lain yang terletak di Kecamatan Portibi, Kabupaten Padang Lawas, Sumatera Utara. Hamparan situs purbakala Padang Lawas ini berjarak sekitar 400 km dari kota Medan. Peninggalan purbakala ini tepatnya berada di dua kabupaten yaitu; Kabupaten Padang Lawas, dan Kabupaten Padang Lawas Utara. Kedua kabupaten ini merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Tapanuli Selatan pada tahun 2007.

2. Situs Muaro Jambi, kompleks Situs Muarojambi merupakan situs peninggalan purbakala terluas di Asia Tenggara. Membentang dari barat ke timur di tepian Sungai Batanghari sepanjang 7,5 kilometer. Bahkan, luas total kompleks Candi Muaro Jambi mencapai 12 km persegi, setara 8 kali lebih luas dari situs Borobudur. Saking luasnya, kita bisa menemukan beberapa situs sekaligus di tempat ini antara lain ; Situs Vando Astano, Situs Gumpung, Situs Tinggi, Situs Kembar Batu, Situs Gedong 1, Situs Gedong 2, dan kolam Talaga Rajo.

3. Situs Bumi Ayu, Kompleks Situs  Bumiayu yang menempati areal sekitar 76 hektar dikelilingi oleh parit. Pada areal itu terdapat sekurangkurangnya 11 buah runtuhan bangunan.Situs ini ada di pesisir sungai Lematang, tepatnya di Desa Bumiayu, Kecamatan Tanah Abang, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir, Sumatra Selatan. Situsi ini mempunyai  batas terluar berupa 7 (tujuh) buah sungai/parit yang sebagian sudah mengalami pendangkalan.

Dari ketiga situs diatas dan ditambah dengan situs di Muara Takus bentuk bangunan dan material yang melekat pada situs tersebut adalah hampir sama dan mirip, yaitu terbuat dari batu bata merah dan mempunyai tempat tempat khusus untuk melakukan kegiatan tertentu. 

Dari segi lingkungan, juga banyak persamaan yang karna umumnya keberadaannya berada di dataran rendah yang rawan genangan air dan banjir, sehingga situs tersebut banyak dikelilingi oleh banguanan dan parit yang di buat untuk mengatasi banjir dan mengatur tata airnya.

Karakteristik lain yang ada persamaannya adalah terletak  di tepi atau di dekat sungai besar yang merupakan urat nadi perekonomian masa lalu, yaitu sungai Musi-Lematang, Batanghari, Kampar dan Barumun yang bermuara di bagian timur Pulau Sumatera. Sehingga dengan adanya keberadaan sungai besar tersebut, maka dapat menghubungkan mereka ke muaranya yang berada di laut dan selat Malaka.

Dari adanya aliran sungai besar itulah para misionaris dan pelajar dari berbagai negeri saat itu berdatangan ke Universitas Dharmaphala ini, dan jika di lihat dari waktu terbentuknya Agama Budha di India yaitu sekitar 500 tahun sebelum masehi lalu, maka Universitas Dharmaphala ini sudah berdiri ratusan tahun atau bisa juga ribuan tahun sebelum masehi.

Ini berarti juga bahwa Universitas Dharmaphala ini umurnya lebih tua dari University of Al-Karaouine yang didirikan oleh Fatima al-Fihri, seorang muslimah anak saudagar Tunisia pada tahun 859 Masehi di kota Fez, Maroko, yang oleh Guiness Book Of World Record digadang gadang sebagai universitas tertua di dunia. 

Penulis adalah Ketua DPP FKMI (Forum Komunikasi Muslim Indonesia)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.