News Breaking
Live
wb_hadi

Breaking News

WHO Mulai Menguji Obat COVID-19 tapi Menunggu 18 bulan

WHO Mulai Menguji Obat COVID-19 tapi Menunggu 18 bulan

The Jambi Times, Ketika kasus COVID-19 global melebihi setengah juta pada hari Jumat 26 Maret 3029, Organisasi Kesehatan Dunia  (WHO) mendesak negara-negara untuk melanjutkan perjuangan mereka melawan pandemi sementara tes obat sedang dilakukan.

Lebih dari 20.000 orang telah meninggal karena COVID-19, menurut WHO dan Amerika Serikat telah mengambil alih Cina dan Italia sebagai negara dengan kasus terbanyak.

Ini adalah angka yang tragis, tetapi mari kita juga ingat bahwa di seluruh dunia, ada ratusan ribu orang yang selamat, "Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan dari Jenewa selama konferensi pers.

Tedros mencatat bahwa vaksin COVID-19 setidaknya 18 bulan lagi.

"Sementara itu, kami menyadari bahwa ada kebutuhan mendesak untuk terapi untuk merawat pasien dan menyelamatkan hidup," katanya.

WHO mengumumkan pada hari Jumat bahwa, di Norwegia dan Spanyol, pasien pertama akan segera terdaftar dalam Solidarity Trial yang diprakarsai oleh WHO, yang akan membandingkan keamanan dan efektivitas empat obat atau kombinasi obat yang berbeda terhadap COVID-19.

"Ini adalah uji coba bersejarah yang secara dramatis akan memotong waktu yang diperlukan untuk menghasilkan bukti kuat tentang apa yang  bekerja  dgn cara treapi," kata Tedros.

Lebih dari 45 negara berkontribusi dalam persidangan dan lebih banyak menyatakan minat.

"Seperti yang dilangsir independen.co.uk. Semakin banyak negara yang bergabung dalam uji coba, semakin cepat kita akan mendapatkan hasil," katanya.

Kepala WHO memperingatkan individu dan negara untuk tidak menggunakan terapi yang belum terbukti efektif dalam pengobatan COVID-19. Dan dia menekankan bahwa beberapa obat yang bekerja di atas kertas atau di laboratorium tidak bekerja pada manusia, atau mungkin sebenarnya berbahaya.

Michael Ryan, Direktur eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO, mengatakan tidak ada yang bisa memprediksi berapa lama epidemi ini akan berlangsung dan berapa lama penutupan dan langkah-langkah yang diperkenalkan akan bertahan.

"Kami memasuki masa depan yang tidak pasti," katanya.

Dia mengatakan negara-negara berada di tempat yang berbeda dalam siklus, dengan beberapa di awal epidemi sementara yang lain baru saja melewatinya.

Dia mengutip contoh Cina dan Singapura, yang telah mengendalikan wabah tetapi sekarang bekerja mati-matian untuk menghentikan kebangkitan kasus, sebagian besar kasus impor.




Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.