Petani Aceh Mengeluh Harga Gabah Anjlok Saat Memasuki Musim Panen
The Jambi Times , ACEHTIMUR | Para petani di Kabupaten Aceh
Utara dan Aceh Timur mengaku heran kenapa harga gabah kering anjlok dan merosot
tajam dalam seminggu terakhir. Padahal sekitar dua bulan lalu harga gabah
kering siap panen mencapai Rp 5. 400/Kilo gram. Hal tersebut disampaikan para
petani di Aceh Utara dan Aceh Timur kepada rekan media ini. Minggu (24/02).
Dikatakan, akibat kondisi harga gabah yang terus anjlok disaat memasuki
musim panen membuat petani mulai mengeluh dan kuatir akan menuai rugi karena
tidak sesuai dengan biaya perawatan, upah dan obat-obatan.
Saiful petani senior di Kecamatan Tanah Jambo Aye Aceh Utara mengatakan
dengan kondisi seperti ini para petani berharap harga gabah tetap stabil yakni
seperti sebelumnya dengan harga jual gabah Rp5.000 per kilogram.
"Prediksi saya kalau sampai memasuki musim panen harga gabah tetap
Rp5.000, maka petani akan mendapatkan sedikit keuntungan dari hasil jual gabah
ini. Tahun ini pun gabah kering siap panen rata-rata lumayan, jarang yang
terkena hama."ujar Saiful.
"Lihat saja nanti apakah harga gabah tetap stabil atau tetap dibeli
dengan harga (Rp4.500). Puncak musim panen sekitar akhir bulan Maret
hingga April ini," kata Saiful.
Hasil penelusuran media ini, mereka petani mengatakan baru kali ini harga
gabah merosot. Harga gabah kering panen saat ini rata-rata berkisar antara Rp
4.600 - 4.500 per kilogram. Para petani berharap harga gabah tetap stabil.
Karena biaya perawatan dan pemupukan sudah tidak sesuai dengan harga gabah
sekarang ini.
Menurut Rustam Yusuf salah satu ketua Kelompok Tani (Poktan) di Kecamatan
Madat Aceh Timur harga gabah anjlok dalam dua pekan terakhir ini diprediksi
karena memasuki panen raya serentak mulai dari Indra Puri Aceh Barat hingga
Aceh Tamiang. Bahkan di Sumatera Utara khabar nya baru siap panen. Sekitar dua
bulan lalu, menurut Rustam harga jual gabah tembus Rp 5.000 - 5.400 per
kilogram.
"Pada tahun lalu, pemotongan padi dilakukan petani secara manual (pakai
sabit), namun untuk kali ini mayoritas petani disini akan memanen padi dengan
combin (mesin pemotong). Hingga gabah mengandung kadar air lebih tinggi hingga
harga gabah kering panen secara manusl berbeda. Prediksi saya perbedaan harga
mencapai Rp 300-200 ratus perkilo gram. Rustam juga menerangkan bahwa masa
panen hampir serentak di Aceh Timur.
"Panen kali ini hampir serentak, di Kecamatan Perlak dan Nurussalam
(Bagok) sudah hampir selesai, sementara di tempat kami wilayah Kecamatan Madat
dan Simpang Ulim hampir tiba. Sementara harga gabah menurun. Kami berharap
harga gabah tetap stabil, jika tidak para petani bakal menuai rugi, dulu para
petani menanam padi secara alami, tapi petani sekarang mulai melakukan
perawatan padi miliknya, biaya obat-obatan seperti pestisida, pemupukan dan
perawatan dan serta biaya upah minimal seimbang dengan harga
gabah."harapnya.
Pewarta Muhammad