News Breaking
Live
wb_hadi

Breaking News

Zakat Satu Pembinaan Ekonomi

Zakat Satu Pembinaan Ekonomi





THE JAMBI TIMES - Dimaksud dengan ZAKAT sama dengan yang oleh Hadits yang telah kita sitir di atas yaitu = wa aatu zakaata = juga di namakan orang Rukun Islam yang ke tiga.



Selanjutnya ZAKAT satu Pembinaan Ekonomi kita kasifikasikan dan spesialisasikan menjadi Zakat satu Sistem Perekonomian dan Zakat satu Sistem anggaran.

1. Zakat satu Sistem Perekonomian.


AQMSR mengenal hanya dua sistem perekonomian, yang oleh Surat Ar Ruum ayat 39 menjelaskan demikian Artinya :



wamaa aataytum min riban liyarbuwa fii amwaali alnnaasi falaa yarbuu 'inda allaahi wamaa aataytum min zakaatin turiiduuna wajha allaahi faulaa-ika humu almudh'ifuuna

“Dan tidak adalah yang kalian ujudkan, atas pilihan Zdulumat menurt S-Sy apapun, menjadi sistem Perekonomian model Riba guna kalian menyadap keuntungan dalam lalu-lintas harta sesama manusia maka Riba satu Sistem Perekonomian yang mereka lakukan itu bukanlah system redha Allah. Sebaliknya tidak adalah yang kalian ujudkan, dengan pilihan NUR yakni AQMSR ini, menjadi Zakat satu Sistem Perekenomian niscaya kalian mengingini redha Allah menurut Sunnah Rasul ini maka mereka yang demikian adalah orang-orang yang mendapat kehidupan-ganda (di dunia hasanah dan Akhirat juga Hasanah) yang demikian beruntung”.



Watak dari Riba satu Sistem Perekonomian untuk mana orang yang ber-IMAN di minta menjauhkan diri oleh Surat Ali Imran ayat 130 menegaskan demikian, Artinya :





yaa ayyuhaa alladziina aamanuu laa ta/kuluu alrribaa adh'aafan mudaa'afatan waittaquu allaaha la'allakum tuflihuuna

“Wahai orang yang telah menyatakan diri hidup berpandangan dan bersikap dengan AQMSR : Janganlah kalian hidup makan-minum menurut Riba satu Sistem Perekonomian yang ganda menggandakan keuntungan menurut cara presentasi yang demikian bedebah, dan berbuat patuhlah kalian, dengan ajaran Allah menurut Sunnah Rasul ini, semoga kalian, dengan AQMSR ini, dapat menenangkan satu kehidupan yang demikian agung”.

Singkatnya Riba satu Sistem Perekonomian terkutuk oleh Hadits menegaskan demikian , Artinya

“Setiap investasi modal yang menyadap keuntungan adalah Riba”.


Singkatnya Riba satu Sistem Perekonomian adalah meliputi produksi, distribusi dan konsumsi, kesemuanya dalam bentuk dimana manusia menjadi Subjek dan semua selainnya adalah Objek, sehingga berujud Sosial Piramid.

Sebaliknya ZAKAT satu Sistem Perekonomian adalah juga meliputi produksi, Distribusi dan Konsumsi.



a. ZAKAT satu Sistem Produksi.


Zakat satu Sistem Produksi maka faktor-faktornya kita bagi menjadi sebagai berikut :

a).Alam semesta adalah milik Allah,


oleh Surat Baqarah ayat 107, Surat Ali Imran ayat 189, Surat A‟raf ayat 158, Surat Taubah ayat 116, Surat Furqan ayat 2, Surat Zumar ayat 44, Surat Zuohruf ayat 85, Surat Syuura ayat 49, Surat Jatstsiyah ayat 26, Surat Fath ayat 14, Surat Hadid ayat 2 dan 5,

Surat Buruj ayat 5, Surat Ma‟dah ayat 18, 40, dan ayat 120, Surat

Nur ayat 42, dsb., menegaskan demikian, Artinya :


“Dan seperti halnya kemampuan hidup semesta angkasa dan bumi ini satu milik menurut Allah, begitulah semesta kebudayaan/peradaban, yakni menurut-Nya dengan pembuktian Sunnah Rasul adalah satu penataan kehidupan yang demikian revolusioner”.

Yang demikian ini secara umum adalah tersimpul dalam Surat Al Fatihah memfungsikan ayat 4, yang sudah kita sitir diatas.


Diantara yang paling penting kedudukannya dalam perekonomian dari ke semua ini adalah kedudukan tanah.

b). Kedudukan Tanah.


Sudah kita sitir diatas Surat ar Rahman ayat 10 – 12 bawa Allah memfungsikan Bumi, berikut panennya, adalah untuk seluruh makhluk.



( Jadi hak manusia hanyalah hak usaha atas perintah Allah menurut Sunnah Rasul-NYA, dus tidak boleh pemilikan makhluk baik individuil maupun secara golongan/kolektip ).

Yang demikian perintah Hadits yang menegaskan demikian, Artinya :


“Siapa yang menguasai sepetak tanah maka hendaknya dia menganggap sendiri atau jika tidak demikian, menyerahkan kepada saudara se-Iman-nya cuma-cuma, untuk mana dilarang sewa-tanah, dilarang kuli-tanah, juga tidak boleh bagi hasil”.

Didalam Hadits lain malah nabi Muhammad saw. lebih mempertegas lagi :

“jika tidak mau digarap sendiri maka rampaslah”.


Jadi didalam Zakat satu Sistem Perekonomian umumnya dan Zakat satu Sistem produksi khususnya tidak boleh ada pemilikan tanah individuil tanpa digarap sendiri (fiodalisme) juga tidak boleh pemilikan tanah kolektipisme/komunisme, tetapi harus demikian, seperti Hadits diatas, dalam bentuk keselurahannya yang Kal Jasadi. Begitulah pula halnya dengan modal selain tanah.



c). Kedudukan Modal-1).


 sitir Surat At Taubah ayat 111

Sudah kita

inna allaaha isytaraa mina almu/miniina anfusahum wa-amwaalahum bi-anna lahumu aljannata yuqaatiluuna fii sabiili allaahi fayaqtuluuna wayuqtaluuna wa'dan 'alayhi haqqan fii alttawraati waal-injiili waalqur-aani waman awfaa bi'ahdihi mina allaahi faistabsyiruu bibay'ikumu alladzii baaya'tum bihi wadzaalika huwa alfawzu al'azhiimu

“Bahwa Allah dengan AQMSR ini telah membeli dari orang yang hidup berpandangan dan bersikap dengan yang demikian diri mereka dan seluruh harta harta bendanya menjadi milik Allah……”.

Kecuali itu maka Surat Taubah ayat 34 memperingatkan , Artinya :



yaa ayyuhaa alladziina aamanuu inna katsiiran mina al-ahbaari waalrruhbaani laya/kuluuna amwaala alnnaasi bialbaathili wayashudduuna 'an sabiili allaahi waalladziina yaknizuuna aldzdzahaba waalfidhdhata walaa yunfiquunahaa fii sabiili allaahi fabasysyirhum bi'adzaabin aliimin
“Wahai orang yang hidup berpandangan dan bersikap dengan AQ

MS-Rasul : Sebenarnya golongan Pendeta/Ulama dan Pemimpin2 Yahudi/Kristen, mereka, atas pilihan Zdulumat MS-Syayaathin, sungguh mereka makan-minum harta-benda manusia menurut Sistem Bathil (Riba satu Sistem Perekonomian) yaitu mereka dengan demikian menyimpang dari sistem yang telah diajarkan Allah MS-Rasul-Nya (Zakat satu Sistem Perekonomian).

Yaitu mereka, dengan demikian melakukan Sistem monotor atas dekingan Mas dan Perak (sistem Charter/giral) yakni mereka, dengan begitu, tidak mau ber-ekonomi menurut sistem yang telah diajarkan oleh Allah MS-Rasul-Nya (Zakat satu Sistem Perekonomian).

Maka, dengan AQ MS-Rasul ini, jelaskan terhadap mereka yang demikian itu adalah menjadi satu kehidupan saling nista tiada tanding (didunia huru-hara/bencana dan diakhirat lebih dahsyat lagi)”.

Lebih tajam lagi maka Surat Al Humazah menandaskan, demikian, Artinya :



waylun likulli humazatin lumazatin

(1). “Jahannam jualah ujudnya setiap Humazah lagi Humazah”.



alladzii jama'a maalan wa'addadahu


(2). “Yaitu Kapitalis-Fiodalis yang melakukan investasi modal yaitu mem-presentasikannya berlipat jumlah”.

yahsabu anna maalahu akhladahu

(3). “Dia mengira bahwa hartanya itu satu kekuatan yang menambah”.



kallaa layunbadzanna fii alhuthamati

(4). “Tidak demikian, malah pasti akan menjerumus menjadi Huthamah”.



wamaa adraaka maa alhuthamatu
(5). “Tahukah kalian, apa gerangan yang disebut Huthamah?”.



naaru allaahi almuuqadatu


(6). “Yaitu pilihan Zdulumat satu laknat Allah MS-Syayaathin yang bagaikan si Jago-Merah membakar musnah”.



allatii taththhali'u 'alaa al-af-idati

(7). “Yang demikian, satu pilihan Zdulumat MS-Syayaathin, membakar hati menghambur dendam kesumah”.



lnnahaa 'alayhim mu/shadatun

(8). “Sebenarnya yang demikian, atas mereka yang memilih Zdulumat MS-Syayaathin, adalah satu kehidupan resah gelisah”.


fii 'amadin mumaddadatin

(9). “Ujud kehidupan Sosial Piramid dari pilihan Zdulumat MS-Syayaathin yang bagaikan tumpukan beban yang terus menerus menambah”.

Dengan demikian pembuktian2 tersebut diatas menjadi jelas bahwa kedudukan modal didalam Zakat satu Sistem Perekonomian adalah milik Allah sebagai amanat dalam tangan manusia yang tidak boleh mengambil keuntungan apapun, demikian pembuktian Chulafa-ur Rasyidin.

d). Kedudukan Manusia.


Jikalau di dalam sistem “Riba satu Sistem Perekonomian” kedudukan manusia itu menjadi terombang ambing antara Subjek-1) dan atau Objek-2) sehingga dapat dipastikan menjadi Saling Objek-3) maka kedudukan manusia didalam Zakat satu Sistem Perekonomian, seperti sudah dibuktikan Konsepsi Islam, adalah menjadi Wakil Subjek-4), yaitu orang yang hidup berbuat “Atas nama Allah………”,

seperti sudah kita sitir dari Surat Al Fatihah diatas, yakni satu jawaban atas perintah Surat Al „Alaq ayat 1-5, yang menegaskan demikian , Artinya :


iqra/ bi-ismi rabbika alladzii khalaqa

(1). “Nyatakanlah diri kalian untuk hidup berbuat “Atas nama

Pembimbing kalian dengan satu ajaran MS-Rasul-NYA, DIA – seperti halnya mencipta segala – begitu AQ MS-Rasul ini untuk membangun akhlak”.




khalaqa al-insaana min 'alaqin


(2). “DIA, seperti halnya mencipta manusia biologis dari golongan „alaq, demikian AQ MS-Rasul ini untuk kebudayaan/peradaban satu akhlak”.



iqra/ warabbuka al-akramu

(3). “Nyatakanlah diri kalian untuk hidup demikian yaitu menurut ajaran Pembimbing kalian dengan pembuktian S-Rasul ini adalah pembina satu kehidupan yang lebih mulia”.



alladzii 'allama bialqalami

(4). “DIA yang telah mengajarkan satu ILMU yang telah dibukukan menurut satu penulisan (1 Qalam)”.



'allama al-insaana maa lam ya'lam

(5). “DIA, dengan AQ MS-Rasul ini, mengajarkan manusia satu ILMU yang dia belum pernah mengenal demikian”.



Seterusnya ujud manusia yang hidup “Atas nama Allah ……” ini oleh

Surat Ali Imran ayat 1 menggambarkan demikian , Artinya :


“Yaitu (yang disebut Ulil albab) adalah mereka yang hidup sadar dengan ajaran Allah MS-Rasul-NYA baik dikala sedang tegak berdiri maupun dikala sedang duduk juga dikala sedang berbaring, yakni mereka berpikir dengan AQ MS-Rasul ini perihal ujud kejadian semesta angkasa dana ujud kejadian kehidupan di bumi sehingga menyatakan sikap :

“Wahai Pembimbing kami : ANDA telah menciptakan yang demikian itu bukan menurut sistem bathil. Seperti halnya semesta kehidupan ini adalah satu kesibukan menurut ANDA, maka begitu dengan AQ MS-Rasul ini, bebaskanlah kami dari kehidupan nista satu hasil pilihan Zdulumat MS-Syayaathin yang bagaikan si Jago-Merah habis membakar”.

______________________


1). Istilah Subjek ialah yang menentukan secara mutlak.


2). Objek ialah yang mutlak ditentukan oleh yang lain.



3). Saling Objek ialah tidak menentu sehingga menjadi saling genjot, saling makan atau saling tipu, dsb.


4). Wakil Subjek ialah bertidak atas nama menurut satu mandat pasti.




Seterusnya manusia “Atas nama Allah ……” ini menganut satu sikap dalam keseluruhan diantara sesamanya yang oleh Surat Ash Shafff ayat 4 menggambarkan demikian , Artinya :



inna allaaha yuhibbu alladziina yuqaatiluuna fii sabiilihi shaffan ka-annahum bunyaanun marshuushun
“sebenarnya Allah, atas pilihan AQ MS-Rasul ini, menginginkan mereka yang lagi di medan-tempur Jihad menurut Sistem ajaran Allah dengan pembuktian ajaran Allah MS-Rasul ini menjadi satu

Sunnah yang bagaikan satu bangunan tersusun utuh”.


Susunan tenaga manusia yang demikian oleh Hadits yang telah kita sitir diatas mengistilahkan “Kal Jasadi, suka dan duka ditanggung bersama”.

Begitu yang demikian oleh Hadits lain lagi menggambarkan satu susunan kerja, demikian , Artinya :



“Saudara-mu yang di bawah pimpinan-mu oleh Allah, atas pilihan AQ MS-Rasul, menjadikan mereka yang demikian menjadi amanat Allah dalam tangan kalian. Maka siapa saja yang kepadanya di percayakan



untuk memimpin saudaranya dalam suatu pekerjaan hendaknya dia memberikan makanannya sama dengan yang dimakannya sendiri, mempakainkannya sama dengan yang dia memakai untuk dirinya sendiri dan jangan menyerahkan pekerjaan lebih berat dari yang ia mampu melaksanakannya”.

Prinsip management yang demikian dimaksud di atas ini bukanlah prinsip Bawa kambing dengan kulit nangka (Perspektif) ala Zdulumat MS-Syayaathin Barat dan Timur mengejar asap atau bagaikan anjing melahab tahi atau maling yang melaksanakan rampokan dengan semboyan membangun, tetapi satu management menurut tauladan Muhammad saw. yang pokok2-nya adalah demikian :

-     Syajaa‟ah, satu keberanian ILMI-ah atas pilihan AQ MS-Rasul sehingga, kalau di pandang perlu, sanggup berjembatan lidah harimau untuk menembusi perut harimau.



-  Fatharah, ahli dan lincah berbuat atas pilihan AQ MS-Rasul.




-   Amanah, hidup bertanggung jawab dengan AQ MS-Rasul sepenuh hati.


-   Sidqah, kejujuran ILMI-ah dalam satu kehidupan atas pilihan AQ MS-Rasul.

-  Tabligh, mencapai tujuan dengan pilihan AQ MS-Rasul.


Kesemuanya ini, menurut tauladan Muhammad saw., dalam hubungan dengan Surat Al Fat-h ayat 29 yang telah kita sitir diatas,



oleh Surat Ahzab ayat 21 dan Surat Mumtahinah ayat 4 dan 6 menetapkan demikian, Artinya :



muhammadun rasuulu allaahi waalladziina ma'ahu asyiddaau 'alaa alkuffaari ruhamaau baynahum taraahum rukka'an sujjadan yabtaghuuna fadhlan mina allaahi waridhwaanan siimaahum fii wujuuhihim min atsari alssujuudi dzaalika matsaluhum fii alttawraati wamatsaluhum fii al-injiili kazar'in akhraja syath-ahu faaazarahu faistaghlazha faistawaa 'alaa suuqihi yu'jibu alzzurraa'a liyaghiizha bihimu alkuffaara wa'ada allaahu alladziina aamanuu wa'amiluu alshshaalihaati minhum maghfiratan wa-ajran 'azhiimaan


“Sungguh benar-2 lah ujud kehidupan Rasul-Allah, Patron kehidupan satu2nya yang objektip menurut ajaran Allah, bagi kalian yang mau demikian, adalah tauladan indah dalam mencapai kehidupan Hasanah disunia & Ahirat bagi siapa yang berharap hidup demgan ajaran Allah MS-Rasul-NYA yaitu jalannya sejarah menuju satu kesudahan terahir adalah existensi demi pilihan Ajaran Allah MS-R-



NYA yaitu mereka hidup sadar dengan ajaran Allah MS-R-NYA sedalam2nya”.


Ada golongan orang yang menuduh management hidup yang demikian adalah terlalu kaku, keras dsb, maka terhadap yang demikian Surat Ali Imran : 132 & 159 dalam hubungannya dengan surat Ma‟idah : 11, Srt Taubah : 51, Srt Ibrahim : 11 Srt Thagabun :

13 , menjawab demikian, Artinya :



wa-athii'uu allaaha waalrrasuula la'allakum turhamuuna


132). “Satu ketika di kala dua golongan manusia di antara kalian yang hidup berpandangan & bersikap dengan AQ MS-Rasul ini ber-cita2, atas pilihan Dzulumat MS-Sy, ingin melakukan pecah-belah maka Allah jualah atas pilihan mereka sendiri dengan yang demikian, adalah menjadi Pembimbing keduanya, dan menurut ajaran Allah-lah maka orang2 yang benar2 hidup berpandangan & bersikap dengan ajaran Allah MS-Rasul-NYAhendaknya hidup berbuatlah “Atas nama Allah…..” dalam keadaan bagaimanapun.



fabimaa rahmatin mina allaahi linta lahum walaw kunta fazhzhan ghaliizha alqalbi lainfadhdhuu min hawlika fau'fu 'anhum waistaghfir



lahum wasyaawirhum fii al-amri fa-idzaa 'azamta fatawakkal 'alaa allaahi inna allaaha yuhibbu almutawakkiliina


159). “Maka dengan satu kenyataan kehidupan “Saling-Kasih-Sayang” (Madinah Munawwarah) dari hasil pilihan ajaran Allah MS-Rasul ini berarti Anda (Muhammad saw.) berhati lembut untuk mereka dalam satu kehidupan. Dan jikalau Anda (dengan demikian dianggap) berhati keras sungguh sekalian manusia yang bersama anda pasti telah kabur semua (mengapa tidak?). Maka berlapang dadalah anda perihal mereka yang demikian yakni tuntutlah satu revolusi dengan AQ MS-Rasul ini menjadi satu ujud kehidupan mereka & ajaklah mereka untuk sama2 menanggapi dalam pelaksanaan AQ MS-R ini sehingga, apabila anda telah berbulat cita dengan yang demikian, maka bertindaklah menjadi hidup “Atas nama Allah”. Sebenarnya Allah, atas pilihan AQ MS-Rasul ini menginginkan orang menjadi hidup berbuat “Atas nama Allah…..” tanpa tedeng aling2″.

Selanjutnya kedudukan manusia, dilihat dari sektor Produksi, oleh Srt An Najm : 39 – 48 membagi menjadi dua kelas sistim perekonomian, demikian, Artinya :



wa-an laysa lil-insaani illaa maa sa'aa


(39). “Dan bahwa tidak adalah bagi setiap manusia kecuali apa yang dia, menurut masing2 pilihan ILMU, mengerjakannya”.



wa-anna sa'yahu sawfa yuraa


(40). “Dan bahwa hasil usahanya itu kelak dia, menurut masing2 pilihan ILMU-nya, akan melihat nyata”.



tsumma yujzaahu aljazaa-a al-awfaa


(41). “Selanjtnya dia, menurut pilihan ILMU masing2, akan mendapat bagian menjadi satu imbalan menurut tanggapannya”.



wa-anna ilaa rabbika almuntahaa


(42).   “Yaitu   bahwa,   dengan   pilihan   ILMU   menurut   ajaran

Pembimbing anda (Muhammad saw.), masing2 menyudahi hidupnya”.



wa-annahu huwa adhaka wa-abkaa


(43). “Yakni sebenarnya DIA, dengan NUR yakni AQ MS-Rasul membangun satu kehidupan Riang-Gembira dan atas pilihan Dzulumat MS-Sy mengujudkan satu kehidupan Meratap-Duka”.



wa-annahu huwa amaata wa-ahyaa

(44). “Yaitu sesungguhnya DIA atas pilhan Dzulumat MS-Sy, mengujudkan satu kehidupan saling memusnahkan sesama dan, dengan pilihan NUR yakni AQ MS-Rasul ini, membangunkan satu kehidupan saling menghidupkan sesamanya”.



wa-annahu khalaqa alzzawjayni aldzdzakara waal-untsaa


(45). “Yakni sebenarnya DIA, seperti halnya mencipta pasangan Pria

& Wanita, begitu AQ MS-Rasul ini yaitu NUR Lawan Dzulumat membangun pasangan Budaya”.



wa-annahu khalaqa alzzawjayni aldzdzakara waal-untsaa


(45). “Yakni sebenarnya DIA, seperti halnya mencipta pasangan Pria

& Wanita, begitu AQ MS-Rasul ini yaitu NUR Lawan Dzulumat membangun pasangan Budaya”.



min nuthfatin idzaa tumnaa


(46). “Seperti halnya perujudan “Nuthfah” dikala mani telah dipancarkannya, begitu AQ MS-R kapan saja memadu rasa”.



wa-anna 'alayhi alnnasy-ata al-ukhraa


(47). “Yaitu sungguh atas pilihan yang demikian, yaitu AQ MS-R ini, satu perujudan revolusi yang pasti mencapai tujuannya (Hasanah di dunia & di Ahirat kelak).



wa-annahu huwa aghnaa wa-aqnaa


(48). “Yakni benar2lah DIA, atas pilihan NUR yaitu AQ MS-R ini Pembimbing kehidupan yang mencukupi segala dan dengan pilihan Dzulumat MS-Sy manapun,Pembina Kehidupan Duka-Nestapa”.

Dengan pembuktian2 tersebut diatas menjadi jelas bahwa setiap manusia, dilihat dari sudut pilihan ILMU masing2, dapat digolongkan menjadi pendukung Zakat satu sistim Produksi bagi yang memilih NUR yakni AQ MS-Rasul ini & pendukung Riba satu sistim perekonomian umumnya & Produksi khususnya.

Seterusnya Surat An Nahl ayat 63 – 72 mengungkap penggolongan manusia, dilihat dari sudut kedudukan/bidangnya dari masing2 sistim perekonomian demikian, Artinya :



taallaahi laqad arsalnaa ilaa umamin min qablika fazayyana lahumu alsysyaythaanu a'maalahum fahuwa waliyyuhumu alyawma walahum 'adzaabun aliimun

(63).“Demi Allah, atas pembuktian al-Qur‟an menurut Sunnah Rasul ini, sungguh telah KAMI utus kepada bangsa-bangsa sebelum kalian (Muhammad) satu misi NUR dan Dzulumat menurut Sunnah Rasul sebelumnya misi al-Qur‟an yang demikian NUR dan Dzulumat menurut Sunnah Rasul kalian. Akhirnya Syaitan, atas pilihan Dzulumat menurut Sunnahnya, menghiasi menjadi segala laku perbuatan bagi yang doyan demikian. Selanjutnya DIA, pada giliran



sejarah tegaknya al-Qur‟an menjadi satu kehidupan menurut Sunnah

Rasul-NYA, adalah yang memimpinnya, yaitu, bagi yang berlaku Dzulumat menurut Sunnah Syayatin apapun itu, adalah suatu siksaan yang demikian merinding.



wamaa anzalnaa 'alayka alkitaaba illaa litubayyina lahumu alladzii ikhtalafuu fiihi wahudan warahmatan liqawmin yu/minuuna
                                                   
(64).“Dari itu KAMI tidak turunkan al-Qur‟an menjadi satu kitab yang demikian NUR dan Dzulumat menurut Sunnah Rasul kalian (Muhammad) kecuali untuk menjelaskan bagi yang mereka itu, atas pilihan aduk-adukan NUR-Dzulumat menurut Sunnah Syayatin apapun, saling baku hantam terhadap yang demikian, yakni satu pedoman hidup, ialah satu kehidupan saling kasih-sayang bagi bangsa yang mau hidup berpandangan dan bersikap dengan yang demikian agung”.



waallaahu anzala mina alssamaa-i maa-an fa-ahyaa bihi al-ardha ba'da mawtihaa inna fii dzaalika laaayatan liqawmin yasma'uuna




(65).Yakni Allah, seperti halnya DIA menurunkan dari angksa menjadi air hujan maka dengan itu DIA menghidupkan permukaan



bumi ini sesudah matinya, begitu al-Qur‟an yang demikian NUR dan Dzulumat menurut Sunnah Rasul ini untuk budaya. Sungguh dalam ungkapan-ungkapan yang demikian itu adalah benar-benar suatu pembuktian ILMI-ah bagi bangsa yang mau bertanggapan demikian agung.



wa-inna lakum fii al-an'aami la'ibratan nusqiikum mimmaa fii buthuunihi min bayni fartsin wadamin labanan khaalishan saa-ighan lilsysyaaribiina
(66).“Yaitu sebenarnya bagi kalian, pada hewan ternak itu, sungguh satu ibarat, seperti halnya KAMI melayani kalian dari yang dalam perutnya dari sebangsa cairan, ialah semodel darah, menjadi susu yang murni lagi yang segar bagi peminum-peminumnya, begitu al-

Qur‟an yang demikian NUR dan Dzulumat menurut Sunnah Rasul tiada tanding”.






wamin tsamaraati alnnakhiili waal-a'naabi tattakhidzuuna minhu sakaran warizqan hasanan inna fii dzaalika laaayatan liqawmin ya'qiluuna



(67).“Juga, seperti halnya dari berbagai panen korma dan macam-macam panen anggur darimana kalian bikin menjadi yang memabukkan dan yang membikin hidup menjadi baik, begitu al-Qur‟an yang demikian NUR dan Dzulumat menurut Sunnah Rasul untuk budaya yang tiada tanding. Sebenarnya dalam ungkapan yang demikian itu adalah sungguh satu pembuktian hidup ILMI-ah bagi bangsa yang mau ber-akal dengan yang demikian agung”.



wa-awhaa rabbuka ilaa alnnahli ani ittakhidzii mina aljibaali buyuutan wamina alsysyajari wamimmaa ya'risyuuna


(68).“Yaitu, ibarat pembimbing kalian mengajar kepada lebah : “Hendaknya kalian bikin rumah-rumah kalian menjadi bagaikan semodel gunung yang bergantung ke dahan dan berpuncak ke bawah dan dari tumbuh-tumbuhan menjadi madu “, yakni dari yang demikian mereka (manusia) menyegarkan hidupnya, begitu al-

Qur‟an yang demikian NUR dan Dzulumat menurut Sunnah Rasul untuk budaya agung”.






Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.