Dua WNI Korban Luka Bom Brussels dalam Kondisi Kritis
( Sebanyak 31 orang menjadi korban tewas dalam rentetan ledakan di Brussels, Belgia, Selasa (22/3). (Reuters/Charles Platiau) |
Jakarta -
Dua warga negara Indonesia yang menjadi korban
ledakan di Bandara Zaventem, Brussels, kini sedang dirawat di Unit Gawat
Darurat Rumah Sakit University Hospital Lauven, Belgia, dalam keadaan
kritis.
“Satu ibu warga negara Indonesia dan satu anak perempuan kritis di ICU,” ujar Arrmanatha Nasir, juru bicara Kementerian Luar Negeri, dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (24/3).
Arrmanatha menjelaskan bahwa WNI perempuan ini sedang bersama dua anaknya di bandara saat ledakan terjadi. Kedua anak tersebut terdiri dari satu putri berusia 4 tahun dan seorang putra berumur 6 tahun.
“Satu ibu warga negara Indonesia dan satu anak perempuan kritis di ICU,” ujar Arrmanatha Nasir, juru bicara Kementerian Luar Negeri, dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (24/3).
Arrmanatha menjelaskan bahwa WNI perempuan ini sedang bersama dua anaknya di bandara saat ledakan terjadi. Kedua anak tersebut terdiri dari satu putri berusia 4 tahun dan seorang putra berumur 6 tahun.
Sebelumnya, sempat terjadi simpang siur data mengenai kewarganegaraan
ketiga korban ini. Pasalnya, ayah dari kedua anak tersebut berkebangsaan
Belgia.
Setelah melakukan pengecekan lebih lanjut, diketahui bahwa ibu dan satu anak perempuannya merupakan WNI. Fakta ini terkuak saat pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia di Brussels mendapat konfirmasi dari Etihad Airways, maskapai yang digunakan oleh korban.
“Menurut keterangan dari Etihad, saat check in ibu itu menggunakan paspor Indonesia, satu anaknya yang perempuan juga menggunakan paspor Indonesia, sementara satu anak laki-lakinya tidak lagi menggunakan paspor Indonesia,” tutur Arrmanatha.
Anak laki-laki tersebut tak memakai paspor Indonesia karena masa berlakunya judah jatuh tempo pada 2015. “Menurut hukum kita juga memang bisa anak kecil memegang dua paspor,” kata Arrmanatha.
Hingga kini, KBRI Brussels masih terus berkoordinasi dengan otoritas setempat dan mengunjungi rumah sakit rujukan untuk mengidentifikasi kemungkinan adanya WNI yang menjadi korban.
Setelah melakukan pengecekan lebih lanjut, diketahui bahwa ibu dan satu anak perempuannya merupakan WNI. Fakta ini terkuak saat pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia di Brussels mendapat konfirmasi dari Etihad Airways, maskapai yang digunakan oleh korban.
“Menurut keterangan dari Etihad, saat check in ibu itu menggunakan paspor Indonesia, satu anaknya yang perempuan juga menggunakan paspor Indonesia, sementara satu anak laki-lakinya tidak lagi menggunakan paspor Indonesia,” tutur Arrmanatha.
Anak laki-laki tersebut tak memakai paspor Indonesia karena masa berlakunya judah jatuh tempo pada 2015. “Menurut hukum kita juga memang bisa anak kecil memegang dua paspor,” kata Arrmanatha.
Hingga kini, KBRI Brussels masih terus berkoordinasi dengan otoritas setempat dan mengunjungi rumah sakit rujukan untuk mengidentifikasi kemungkinan adanya WNI yang menjadi korban.
Dua ledakan yang terjadi di Bandara Zaventem pada Selasa pagi merupakan
awal dari rangkaian teror di Belgia yang merenggut setidaknya 31 nyawa.
Berselang tak sampai satu jam, ledakan kembali terjadi di stasiun metro
Maelbeek yang terletak hanya 14 kilometer dari Zaventem.
Namun hingga kini, menurut Arrmanatha, otoritas Belanda masih kesulitan mengidentifikasi 10 korban dari ledakan di stasiun metro karena tak ditemukan kartu identitas yang melekat.
Sementara itu, pemerintah Indonesia mengeluarkan imbauan baru bagi WNI yang akan berkunjung ke Belgia.
Namun hingga kini, menurut Arrmanatha, otoritas Belanda masih kesulitan mengidentifikasi 10 korban dari ledakan di stasiun metro karena tak ditemukan kartu identitas yang melekat.
Sementara itu, pemerintah Indonesia mengeluarkan imbauan baru bagi WNI yang akan berkunjung ke Belgia.
"Bagi WNI yang berencana untuk mengunjungi Brussels agar
mempertimbangkan urgensi kepergian dan apabila memungkinkan sementara
menunda kepergian, serta mendapatkan informasi yang lengkap terlebih
dahulu terkait keadaan keamanan di tempat yang akan dituju," tulis
Kemlu.
Bagi WNI yang kini berada di Belgia, pemerintah mengimbau agar meningkatkan kewaspadaan dan menghindari tempat-tempat ramai yang berpotensi terjadi teror.
Selain itu, bagi WNI yang memerlukan bantuan dan informasi terkait situasi terkini di Belgia, KBRI Brussels membuka hotline +32 478957214 atau +32 478405728. (stu/cnni)
Bagi WNI yang kini berada di Belgia, pemerintah mengimbau agar meningkatkan kewaspadaan dan menghindari tempat-tempat ramai yang berpotensi terjadi teror.
Selain itu, bagi WNI yang memerlukan bantuan dan informasi terkait situasi terkini di Belgia, KBRI Brussels membuka hotline +32 478957214 atau +32 478405728. (stu/cnni)