News Breaking
Live
wb_hadi

Breaking News

China dan Taiwan Bertemu di Singapura

China dan Taiwan Bertemu di Singapura

 
(Presiden Taiwan dan Presiden China sama-sama ingin meninggalkan warisan kekuasaan mereka dengan melakukan perundingan pertama dalam 60 tahun. (Reuters/Pichi Chuang /Muneyoshi Someya )
Singapura - Para pemimpin Politik Taiwan dan China akan bertemu untuk pertama kali dalam lebih dari 60 tahun untuk melakukan perundingan.

Pertemuan di Singapuran ini dilaksanakan sementara perasaan anti-Beijing di Taiwan meningkat.

Perundingan antara Presiden Singapura Xi Jinpin dan Presiden Taiwan Ma Ying-jeou merupakan pertemuan tingkat tinggi pertama sejak perang saudara China berakhir pada 1949.

Pertemuan ini dilaksanakan menjelang pemilihan presiden dan perlemen di Taiwan, yang diperkirakan akan dimenangi oleh Partai Demokrat progresif, DPD, yang mendukung kemerdekaan.

Beijing berupaya keras agar hal ini tidak terjadi.

Dalam perang saudara yang berakhir pada 1945, kubu Nasionalis, dikenal sebagai Kuomintang, KMT, mundur ke pulau Taiwan setelah kalah dari kubu Komunis yang hingga kini masih berkuasa.

China tidak pernah menarik pernyataan untuk mempergunakan kekerasan dalam upaya mengambil alih kendali wilayah yang disebutnya sebagai provinsi yang memisahkan diri itu.


Namun, sementara hubungan bilateral di sektor perdagangan, investasi dan pariwisata berkembang, terutama sejak Ma dan KMT berkuasa pada 2008, kedua kubu masih saling curiga dan tidak ada kemajuan di sektor politik.

“Saya datang untuk memberi janji kepada semua pihak, kita harus berupaya keras mencapai tujuan yang telah ditentukan yaitu membuat Selat Taiwan lebih damai, membuat kedua kubu lebih bisa bekerja sama,” kata Ma sebelum meninggalkan Taipei.

Ma, yang berbicara kepada wartawan di atas pesawatnya, mengatakan bahwa dia tidak terlalu tegang ataupun rileks dalam menghadapi pertemuan ini.

“Ini adalah tugas penting. Kami harus tampil prima di setiap tahapan,” ujarnya.

Pertemuan ini tidak diharapkan akan mencapai satu kesepakatan apapun, dan dipandang sebagai pertemuan bersejarah di satu hotel mewah Singapura yang selama bebera dekade ingin memiliki hubungan baik dengan kedua musuh bebuyutan itu.

Sementara itu kantor berita pemerintah China Xinhua mengatakan, Xi dan Ma akan “bertukar pandangan dalam upaya mendorong perdamaian dalam hubungan lintas Selat Taiwan, dan membicarakan masalah-masalah besar yang bertujuan mempererat kerjasama dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.”

“Titik Bersejarah”

Jabat tangan para pemimpin ini terjadi ketika Xi Jinping berniat menempatkan dirinya sebagai salah satu pemimpin besar China.

Bagi Ma Ying-jeou, pertemuan ini ditujukan sebagai satu warisan kekuasaan pemerintahnya yang diwarnai dengan peningkatan perasaan anti-Beijing di Taiwan.

“Dalam titik bersejarah pertemuan antara pemimpin kedua negara di Selat Taiwan ini, kami berharap kedua pihak bisa memperlihatkan ketulusan, niat baik, saling memberi konsesi dan membicarakan kesulitan yang dihadapi,” tulis harian pemerintah China People’s Daily pada Sabtu.

Sementara China bersikap positif, Taiwan mengemukakan kekhawatiran.

“(Ma) tidak bisa menyerahkan dan mengorbankan kepentingan Taiwan,” kata Chao Tien-lin, direktur masalah Taiwan DPP.
Pertemuan bersejarah ini diwarnai dengan peningkatan anti-Beijing di Taiwan yang dikemukakan lewat aksi protes. (Reuters/Pichi Chuang)
 
“Dia harus memenuhi harapan demokrasi dan pandangan masyarakat di Taiwan. Ini yang sangat kami harapkan.”

Ma dan Xi bertemu Sabtu siang di Singapura. Kedua pemimpin ini akan mengadakan konferensi pers setelah pertemuan tertutup yang akan diikuti dengan makan malam. (Reuters/yns/cnnindoensia)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.