Sembako Mahal Dampak Kenaikan Harga BBM Mulai di Rasakan
The Jambi Times - Sarolangun - Dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang di umumkan semalam oleh Pemerintah Pusat ,membuat sejumlah harga sembilan bahan pokok makanan (sembako),mulai meroket.
Seperti yang terjadi di Sarolangun,harga sembako sepertti beras rata rata mengalami peningkatan harga yang cukup signifikan,sebab untuk setiap karung beras naik Rp 10 ribu persaknya.
Belum lagi harga gula pasir,yang juga mengalami kenaikanharga hingga Rp 20 ribu persak,telur juga mengelami kenaikan Rp 5000 perkarpet,minyak sayur curahjuga mengalami kenaikan Rp 2000 pergalon .
Tentu saja kondisi ini membuat warga semakin menjerit,apalagi di tengah makin murahnya harga hasil perkebunan warga, Seperti getah karet,yang harganya hanya Rp 4000 hingga Rp 5000 di petani sehingga,BBM naik tidak sebanding dengan pendapatan warga.
Seperti yang di keluhkan oleh Mansyah salah satu Petani karet,yang berada di kecamatan Cermin Nan Gedang,sangat mengeluhkan kondisi neikanya harga BBM,sebab hasil kebun karetnya tidak sebanding dengan Mahalnya harga sembako do pasaran.
‘’Jujur saja,saya sangat mengeluhkan naiknya harga BBM,sebab harga getah yang di beli dari kami tidak sebanding dengan ,naiknya BBM,sehingga berdampak pada mahalnya sembako bagi kebutuhan kami’’jelasnya.
Apalagi menurutnya ,sebelum naik harga BBM saja,warga sudah sangat kesulitan untuk mencarikebutuhan hidup,apalagi dengan Naiknya harga BBM tentu saja,sangat berdampak secara luas dimasyarakat.
‘’Jauh hari sebelum naik harga BBM saja ,harga sembako sudah naik,apalagi saat ini kami hanya bisa pasrah ,dan berharap ada keajaiban saja’’ujarnya lirih.
Di sebutkan juga bahwa,untuk saat ini dengan naiknya harga BBM,di semua desa di tingkat pengecer saja,harga bensin sudah mencapai Rp 11 ribu.
‘’Ini dampak nyata yang kami rasakan oleh maysrakat kecil,Sebab untuk harga eceran BBM di desa kami sudah Rp 11 ribu,padahal dulu hanya Rp 7000,belum lagi kesulitan kami untuk membiayai kebutuhan keluarga ‘’katanya.
Mansyah juga belum tau nasib anak anaknya,jika kondisi ini tidak segera berubah,di kawatirkan pendidikan anaknya bisa terputus.
‘’Saya juga belum tau dua anak saya yang masih sekolah,Entah masih bisa meneruskan atau tidak,sebab kartu yang katanya di bagikan untuk masyarakat seperti saya,hingga saat ini belum kami terima,dan harga BBM naik membuat kami harus mati secera perlahan’’tandasnya.(dar)