Tanjabtim Terdapat Tiga Titik Api
Ratusan Hektar Terbakar, Tanjabtim Mulai Diselimuti Kabut
The Jambi Times –Muara Sabak- Berdasarkan data dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kabupaten Tanjabtim, saat ini di Kabupaten Tanjabtim terdapat tiga titik api yang tersebar di dua kecamatan berbeda. Alhasil ratusan hektar milik perusahaan dan warga pun hangus terbakar, bahkan saat ini Kabupaten Tanjabtim mulai diselimuti kabut asap.Kepala Dishutbun Kabupaten Tanjabtim Adil Aritonang mengatakan, pada awalnya di Tanjabtim terdapat lima titik api, ini berdasarkan hasil pantauan hot spot tertanggal 28 Februari lalu. Sementara berdasarkan pantauan hot spot pada 1 Maret, jumlah titik api yang masih aktif hanya tinggal tiga titik saja.
Dari tiga titik api yang masih aktif, dua diantaranya terdapat di Desa Pandan Lagan Kecamatan Geragai. Atau tepatnya berada di lokasi lahan milik PT. Agro Jaya Industri, dimana di lokasi ini sekitar 10 hektar lahan dipastikan hangus terbakar.
“Saat ini upaya pemadaman api di lokasi tersebut masih terus berlangsung, selain Dishutbun sendiri, pemadaman juga dibantu pihak Manggala Agni, pihak Damkar, perusahaan, serta warga setempat,” ujar Adil.
Sementara satu titik api lainnya yang diduga masih aktif, terdapat di daerah Grohol Kelurahan Parit Culum II Kecamatan Muarasabak Barat. Dimana kondisi dilapangan saat ini hanya sisa kebakaran yang menimbulkan asap, meski demikian tim gabungan pemadam masih melakukan penyemprotan di lokasi.
“Yang namanya lahan gambut kan kita tidak tahu,
nanti kita bilang padam padahal dibawah tanah masih ada titik api,” bebernya
Sementara dua titik api yang telah berhasil dipadamkan, yakni berada di Desa Catur Rahayu Kecamatan Dendang yang menghanguskan sekitar 150 hektar lahan. Dimana lokasi merupakan titik api yang terbanyak menghanguskan lahan, kemudian titik api lainnya yang berhasil dipadamkan berada di Desa Baku Tuo Kecamatan Sadu.
“Guna mendapat informasi yang cepat, untuk mengetahui kemungkinan adanya titik-titik api baru. Kami dalam hal ini telah bekerjasama dengan seluruh PPL yang berada di bawah naungan BP4K” kata Adil.
Lebih lanjut Adil mengatakan, cukup lamanya proses pemadaman dikarenakan beberapa kendala yang dihadapi tim pemadam. Sebut saja lokasi titik api yang sulit dijangkau, sulitnya mencari sumber air di lokasi, angin yang cukup kencang, dan kondisi lahan sendiri yang berupa gambut.
“Yang jadi masalah utama yakni sumber air yang cukup sulit, jadi jika lokasi tersebut berdekatan dengan sungai, maka pemadaman disesuaikan dengan waktu air sungai pasang,” tandasnya.(U51)
