News Breaking
Live
wb_hadi

Breaking News

Hutan Konservasi di Tanjabtim Terbakar

Hutan Konservasi di Tanjabtim Terbakar




The Jambi Times - Muara Sabak - Letkol. Inf Rudy P Sabtu (15/3) lalu, terjun langsung memadamkan api dilahan hutan konservasi yang berbatasan dengan lahan PT. WKS di Desa Kota Baru Kecamatan Geragai. Saat dikonfirmasi dilokasi dia mengatakan, selama beberapa hari ini pihaknya melakukan keliling wilayah baik di Kabupaten Tanjabar dan Tanjabtim untuk mengecek perkembangan titik api.

“Sementara untuk di Tanjabar sudah padam semua. Tapi tetap disiagakan tim yang berasal dari personil Kodim dan Dishut di Pematang Lumut,” katanya.

Hanya saja, tambahnya, kejadian yang berbeda dialami Tanjabtim. Pasalnya kepulan asap dan api masih terlihat diwilayah ini. Pihaknya pun hingga saat ini masih bergerak memadamkan kebakaran lahan di Desa Kota Baru, yang merupakan lahan konservasi. Sekitar 50 hektar lahan konservasi yang berbatasan dengan PT WKS ini terbakar.

“Yang menjadi kesulitan adalah ketika api padam, tapi pergerakan api masih terjadi dibawah tanah. Karena ini adalah lahan gambut. Padahal kami sudah melakukan penyirama, bahkan samapi lahan gambut menjadi bubur,” bebernya.

Namun menurutnya, ketika lahan gambut yang sudah disiram kembali kering, api akankembali menyala. Untuk mencegah api kembali menyala. Baik pihaknya maupun tim dari PT WKS, bersama-sama membantu damn memantau perkembangan api. PT WKS telah membentuk sebanyak 6 sampai 15 orang tim. Dengan rincian 6 orang menanagani peralatan yang mudah dibawa dalam memadamkan api, sedangkan 15 orang membawa kendaraan pemadam yang lebih besar, termasuk tim dari Manggala Agni.

“Dari kami juga telah siagakan tim didua titik rawan, termasuk melakukan penyekatan hutan agar api tidak meluas. Fokus kami hutan konservasi dan lahan milik masyarakat. Kami siagakan 19 personil dilapangan. Kami akan tata kembali personil ini dalam mengatasi kebakaran lahan di Tanjabtim,” jelasnya.

Penempatan personil, lanjutnya, dilakukan samapi lahan yang terbakar api di Tanjabtim betul-betul padam. Walaupun ada beberapa personil TNI yang mengamankan proses Pemilu ditiap-tiap TPS tapi tidak menyurutkan langkah untuk memadamkan lahan yang terbakar. Dia menilai permasalahn yang dihadapi dalam pemadaman lahan di Tanjabtim adalah masalah keterbatasan alat.

“Kami laksanakan koordinasi dengan Pemkab agar disediakan alat pemadam kebakaran. Untuk kebakaran lahan yang terjadi, bila lokasi kebakaran dekat dengan parit tidak menjadi masalah, yang menjadi masalah saat lokasi kebkaaran berjarak 200 meter dari parit, jangkauan jadi sulit. Kalau buat sumber air dengan eskavator air terbatas, lain air dari parit yang mengalir sampai berkilo-kilo,” tukasnya.

Dia mengungkapkan, kebakaran lahan yang terjadi ini menjadikan evaluasi bersama termasuk masyarakat. Dia meminta kepada masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran lahan ketika membkua areal hutan atau lahan. Karena dari keuntungan kebakaran dengan resiko yang dihadapi tidak berbanding lurus.

“Misal Cuma hemat Rp 1-2 juta dalam 1 hektar. Kalau tidak bisa dibatasi kebakaran dapat menyebabkan kerugian material dan tenaga. Saya minta masyarakat bisa lebih sadar dengan tidak ada lagi upaya pembakaran lahan,” tandasnya.(U51)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.