News Breaking
Live
wb_hadi

Breaking News

Ristek Siapkan Teknologi Anti-Impor Sapi

Ristek Siapkan Teknologi Anti-Impor Sapi

 
(Ilustrasi)
The Jambi Times - Jakarta – Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) melalui Lembaga Ilmu Pengetahun Indonesia (LIPI) melakukan kerjasama dengan PT Karya Augerah Rumpin (KAR) untuk mengimplementasikan teknologi IB Sexing dan Embrio Transfer. Ini diharapkan mampu menyokong industri peternakan guna menciptakan swasembada daging.

"Tahun ini punya target ketahanan lima komoditi, yakni padi, kedelai, jagung, gula, dan daging.  Yang agak berat di kedelai dan daging,”Kata Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta di Jakarta, Kamis (18/11/2013).

"Kalau melihat data. Indonesia merupakan negara dengan tingkat konsumsi daging yang cukup rendah,”sebutnya. Bahkan untuk memenuhi kebutuhan nasional, Indonesia masih terus melakukan impor daging sapi.

Berdasarkan data yang dirilis pada tahun 2011 impor daging dan sapi sebesar USD321,4 juta dan USD328,3 juta. Kemudian pada tahun 2012, impor daging dan sapi turun menjadi USD156,1 juta dan USD285,9 juta.

Menurut Hatta, Indonesia harusnya mampu memenuhi kebutuhan daging dalam negeri. Ini ditinjau dari jutaan penduduk yang bermata pencaharian sebagai peternakan, lahan yang luas dengan potensi sumber pakan ternak, dan lembaga Litbang serta perguruan tinggi sebagai penghasil teknologi peternakan.

“Kita memang sudah punya peternakan bagus di Lampung, tapi itu menggunakan teknologi luar negeri. LIPI telah melakukan kerjasma dengan PT KAR, ini menggunakan teknologi dalam negeri, dan saya bangga,”tuturnya.

Adapun, Kesepakatan Kerjasama Operasional (KSO) antara Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI dan PT KAR dikembangkan melalui konsep sinergi Academican, Business, and Government (A-B-G), yang bertujuan untuk membangun sistem pengembangan sektor peternakan yang memiliki daya saing berkelanjutan.

“LIPI hanya mengaplikasikan dua teknologi, IB Sexing dan Embrio Transfer. Apabila PT KAR berjalan sendiri, maka swasembada daging akan terealisasi pada 2016. Namun, apabila positif dan banyak pihak yang ingin bergabung maka tak lama lagi Indonesia bisa memenuhi kebutuhan daging dalam negeri,” papar Syahruddin Said dari Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI.

IB Sexing dan Embrio Transfer

Dijelaskan, IB Sexing sendiri merupakan inseminasi buatan yang menggunakan sperma dengan menseleksi jenis kelamin berdasarkan kromosom X (betina) dan Y (Jantan). “Ini (seleksi kromosom) sangat efektif dalam membangun peternakan. Sperma dengan kelamin jantan untuk penggemukan sementara betina untuk susu,”jelas Syahruddin.

“Secara alami satu kali ejakulasi hanya bisa membuahi satu betina, namun dengan IB Sexing satu kali ejakulasi dari bibit unggul bisa membuahi 500 ekor betina,” sebutnya.

Sementara, untuk Embrio Transfer pada peternakan sapi. Syahruddin mengutarakan bahwa teknologi ini mampu meningkatkan angka kelahiran sapi hingga 25 ekor dalam satu tahun.

“Dengan okulasi ovarioum, hasilnya bisa ditanam ke sapi-sapi betina non-unggul. Namun karena bibitnya bagus, peranakannya pun baguh,” klaimnya.

Syahruddin menjelaskan bahwa Embrio Transfer tidak bisa berjalan optimal di peternakan tradisional. Karena untuk menekan angka kematian anak sapi, perlu adanya perlakukan khusus seperti memerhatikan sanitasi dan udara.Seperti yang di langsir okezone (gst)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.