News Breaking
Live
wb_hadi

Breaking News

Senjata Rakyat HBA Itu "Samisake"

Senjata Rakyat HBA Itu "Samisake"

(Foto:Edi Dharma)


              The Jambi Times -  Jambi mempunyai program unggulan yaitu Samisake, yang artinya Satu Milyar Satu Kecamatan. Samisake ini tidak boleh lari dari petunjuk tekhnis dari Pemerintah Provinsi Jambi Program Samisake ini meliputi bedah rumah, sertifikat gratis, Jamkesmasda dan membuat jalan sarana produksi serta biaya pendidikan terutama bagi anak-anak yang sangat miskin dan miskin.

              Hal ini disampaikan Gubernur Jambi Drs. H. Hasan Basri Agus, MM (HBA) pada saat Audinensi dengan Ketua Tim Penilai Verifikasi Kementerian Kesehatan RI drg. Oskar Primadi, MPH beserta rombongan yang diselenggarakan di Auditorium Rumah Dinas Gubernur (Jum’at, 04/10/13). Turut hadir pula dalam diskusi ini Dirjen Bina Unit Kesehatan yang membidangi rumah saki dan puskesmas,  Kepala Bappeda Provinsi Jambi, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, Direktur Rumah Sakit Umum Raden Mattaher Jambi, Direktur RSJ Jambi serta para SKPD terkait.

              “Itu yang kita programkan. Tujuan kita adalah agar nanti pada tahun 2015 tidak ada lagi masyarakat kita yang rumahnya tidak layak huni, tidak ada lagi masyarakat kita yang rumahnya sangat miskin itu rumahnya tidak bersertifikat, tidak ada lagi masyarakat kita yang sangat miskin di desa itu yang tidak bersekolah dan tidak ada lagi masyarakat kita yang miskin itu berobat, bayar. Itulah konsepnya Satu Milyar Satu Kecamatan,” terang Gubernur.    

            

              Pada kesempatan ini, orang nomor satu di jajaran Pemerintah Provinsi Jambi tersebut juga mengemukakan permasalahan penempatan bidan yang kerap terjadi di wilayah Provinsi Jambi khusunya di daerah terpencil. Permasalahan bidan di desa terutama yang ditempatkan di desa terpencil seringkali terjadi disetiap daerah, selain itu yang sering terjadi juga  banyak sekali bidan yang telah bertugas dan ditempati didaerah tersebut, tetapi  ketika mereka ada yang menjadi tim sukses salah satu Bupati, setelah menang mereka pindah. “Selain itu ada juga yang pindah dikarenakan ikut suami. Hal inilah yang sering terjadi dalam setiap penempatan para bidan-bidan ke desa khususnya desa terpencil yang ada di wilayah Provinsi Jambi,” kata Gubernur.



              Menyikapi permasalahan tersebut, lanjut Gubernur, maka dari itu Pemerintah Provinsi Jambi mengambil kebijakan  untuk menyekolahkan anak anak yang berasal dari daerah terpencil tersebut. Anak-anak yang berasal dari daerah terpencil tersebut akan di tes dan di seleksi. “Apabila anak-anak ini kalau dinyatakan mampu dan lulus serta bisa diterima, dan nanti setelah itu dia berjanji ke daerahnya masing-masing. Itu yang kita lakukan,” ucap Gubernur.

              Gubernur juga menjelaskan, berkaitan dengan hal tersebut, maka Pemerintah Provinsi Jambi menyediakan dana untuk  40 orang anak. “Kabupaten yang membutuhkan seperti Kabupaten Merangin, Sarolangun dan Tanjung Jabung Timur dan Tanjung Jabung Barat,  dan ini khusus untuk daerah daerah terpencil khusus sekolah kebidanan dan perawat.  Secara bertahap kita sekolah kan dan tujuannya setelah tamat nanti kita kembalikan  ke tempat asal mereka untuk mengabdi disana,” jelas Gubernur.

              Sementara itu, Ketua Tim Penilai Verifikasi Kementerian Kesehatan RI drg. Oskar Primadi, MPH pada diskusi ini mengungkapkan  bahwa persoalan kesehatan yang terjadi di Indonesia masih cukup besar, baik dari akses maupun angka kematian yang menjadi keriasuan yang perlu dipikrkan bersama-sama. “ Daerah harus kita dorong untuk itu,” katanya.

              Ditambahkannya, disamping itu pihaknya juga telah turun ke lapangan sesuai dengan program nasional dari Departemen Kesehatan RI. “Kami selaku panitia sudah melihat di lapangan sesuai dengan program nasional dari Depkes RI. Kebijakan-kebijakan secara makro sudah banyak menyentuh, tapi banyak hal yang perlu kita eksplor,” jelasnya. (Tim-JT/Hs)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.