Aktifitas IRT Pembuat Ikan Asin di Desa Pematang Rahim
Awalnya Iseng Sekarang Menjadi Mata Pencarian
The Jambi Times - Muara Sabak.Siang itu terlihat berjejer jerigen berisi ikan berbagai jenis,dan tak jauh dari jerigen tampak tumpukan ikan asin yang terlihat masih segar.Di lorong yang berlantaikan papan di daerah Desa Pematang Rahim Kecamatan Mendahara Ulu dekat dermaga pemberangkatan penumpang speed boad yang akan pergi ke Mendahara Ilir, banyak IRT yang menjual ikan segar dan ikan asin yang terkenal lezatnya. Bagaimana irt ini awalnya berminat usaha pembuatan ikan asin, berikut penuturan mereka.
Budhiyono - Muara Sabak
Bagi warga Kecamatan Mendahara ulu termasuk juga Mendahara Ilir, ikan asin merupakan salah satu makanan favorit warga sekitar yang jika di hidangkan akan menambah kenikmatan dalam bersantap, apalagi ikan asin tersebut masih segar dan berasal dari Desa Pematang Rahim yang terkenal dengan kelezatan ikan asinnya.
Ternyata ikan asin tersebut adalah hasil dari usaha irt yang tidak mau berdiam diri, dan berusaha memanfaatkan hasil dari kerambah ikan yang ada di depan rumah mereka.''Awalnya saya iseng membuat ikan asin, karena saya melihat waktu itu hasil jualan ikan suami saya banyak tersisa,dan dalam pikiran saya kenapa tidak di manfaatkan saja sisa dari hasil jualan ikan tersebut,''kata Lung,salah seorang IRT yang menjual ikan asin dan ikan segar di depan rumahnya.
Dari awalmya iseng ternyata,peminat pembeli ikan asin tersebut lumayan banyak.Ikan asin yang di jual paling murah Rp 20 ribu perkilonya laris manis.''Berapa pun yang ada pasti habis, tidak pernah lama di simpan,banyak yang menyukainya karena ikan asinnya maih segar dan harganya pun tidak pula mahal,''tutur Lung yang merasa terbantu ekonomi keluarganya dengan usaha ikan asinnya itu.
Namun saat ini hampir semua irt yang membuat ikan asin mengeluhkan bahan baku yang mulai sulit di dapat.''Menjelang
ombak besar ini, kebanyakan nelayan jarang melaut,ada-ada tapi sedikit hasil tangkapannya dan kalaupun ada harganya mahal,''kata Siti,irt lainnya yang jual pembuat ikan asin.
Siti dan anaknya yang saat itu sedang menyiang ikan untuk membuat ikan asin menuturkan selama bahan baku agak sulit didapat terpaksa mereka menaikkan harganya.''Terpaksa kita menaikkan harganya,yang semula Rp 20 ribu menjadi Rp 35 ribu perkilonya, tapi biasanya pelanggan saya dapat mengerti dan jika hasil tangkap ikan nelayan sudah normal,harganya pun akan kembali normal,''ungkap siti.(dhi)