News Breaking
Live
wb_hadi

Breaking News

Kalo kita mau mengambil pelajaran Tragedi Gestok 1965, maka akal waras kita akan bertanya

Kalo kita mau mengambil pelajaran Tragedi Gestok 1965, maka akal waras kita akan bertanya


"Bagaimana mungkin seorang jendral bintang dua yang gak pernah sekolah komando di sekolah-sekolah militer prestisius Barat, berpendidikan formal rendah, serta tidak menduduki jabatan strategis di MBAD bisa sukses besar "MEMPLOKOTHO DAN MENGGULUNG SEMUA TOKOH2 LEGENDARIS DAN CERDAS SIPIL DAN MILITER DI REPUBLIK INI??? 

Di bawah sepatu lars Jendral Harto, semua perjuangan berat sebelum proklamasi beserta segala pangkat-pangkat, lencana, dan gelar2-gelar kehormatan dan kewibawaan menjadi hancur lebur  tanpa makna. 

 Sang Proklamator Besar dinistakan sebegitu rupa hingga menemui ajalnya lewat proses suntikan obat bius scr overdosis (kesaksian Ibu Dewi Ratna Sari).  Upaya buat mengoreksi seperti dilakukan Dr. Moh. Hatta, HB IX, Prof. Sumitro,  Jendral Nasution, Jendral Kemal Idris dan lain lainnya bernasib kandas dan berujung pengucilan..

Kita bisa buatkan daftar panjangnya, ada jutaan nama mulai dari yang kontra hingga yg  awalnya jadi sekutu dan pendukung berat Jendral Harto pada akhirnya tersadarkan mrk telah masuk terbenam dalam jebakan jurang besar dan sangat dalam, serta mustahil buat merangkak naik?

Bgmn juga generasi penerus republik ini harus memikul beban memalukan dari warisan sejarah yang tidak mencitrakan sebagai bangsa revolusioner yang sudah sukses besar memenangkan perang lawan negara-negara sekutu Pemenang Perang Dunia II (Inggris, Belanda, dan AS)???

Menggali jawaban dari pertanyaan dan fakta-fakta sejarah di atas, 

FAKTOR KEPERCAYAAN KPD KEPEMIMPINAN REPUBLIK MENJADI FAKTOR PALING MENENTUKAN.

Ditengah situasi yang masih kusut dan api panas membara, bangsa kita membiarkan dirinya hanyut dalam gelombang dan pusaran agitasi dan propaganda yang membahana ke seluruh penjuru Nusantara. Seruan Presiden Sukarno untuk bersikap tenang, menghindari gontok-gontokan, dan mengedepankan pengusutan hukum diabaikan. 

Usia Republik yang baru 20 tahun dan dipenuhi oleh berbagai aksi invasi kolonial Belanda-Inggris hingga pemberontakan-pemberontak yang disokong AS  menyebabkan terbatasnya kemampuan pemerintah buat melakukan transfornasi tingkat intelejensi masyarakat lewat revolusi pendidikan. 

Dalam taraf tingkat pendidikan yg masih sedemikian rendah, maka bangsa Indonesia ibarat domba-domba yang mudah dijadikan santapan empuk oleh agitasi-agitasi dan propaganda serigala-serigala Barat.

Di pihak lain, universitas-universitas dan lembaga-lembaga  pendidikan militer Barat sejak sebelum Perang Dunia II sudah sangat intensif melakukan riset-riset ilmiah di bidang Psikologi, Biologi, dan Komunikasi.

Hasil-hasil riset ilmiah itu dilatihkan pada para opsir sipil dan militer  untuk memenangkan pertempuran dan penguasaan negara sebelum hingga sesudah Perang Dunia II. Perang Biologi paska PD II misalnya sangat massif diterapkan di Vietnam.

Termasuk dalam riset-riset ilmiah di bidang Psikologi dan Komunikasi adalan membangun jaringan-jaringan dan klandestine agitasi dan propaganda Barat.

Peternakan para "radikalis" dan "jihadis"  bukan muncul alami di padang - padang steppa liar. Mereka adalah produk-produk laboratorium Bio Teroris Barat.  

Apa yang luput dari Bangsa kita sampai saat ini, adalah  *TIDAK ADANYA ATAU SANGAT TERBATASNYA RISET2 ILMIAH MASSIF BUAT JADI PENANGKAL INFILTRASI (PENYUSUPAN) DAN KONTRA AGITASI- PROPAGANDA PARA RADIKALIS DAN TERORIS"

Infiltrasi itu adalah dalam arti konsep dan pemikiran, oknum diri, dana dan material, serta berbagai sarana dan prasarananya.

Contoh nyata, kita lihat bahwa sejumlah oknum penceramah radikalis masih leluasa berkoar koar secara online dan offline. Pihak-piak yang kontra malah masih gampang dipersekusi. Ini mestinya jadi satu catatan koreksi dan mawas diri bagi aparat keamanan kita (TNI-POLRI) buat menggalang gelombang besar energi bangsa bersatu padu melawan agitasi dan propaganda para radikalis dan teroris yang diprogram oleh laboratorium-laboratorium Barat.

Perang proxy mensyaratkan kebutuhan mutlak tingkat intelegensi yang makin tinggi dan cerdas, militansi bela negara, disiplin dan soliditas kepemimpinan nasional, serta ketangguhan doktrin hankamrata yang mampu menggalang elemen- elemen dan sistem sosial.


 

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.