News Breaking
Live
wb_hadi

Breaking News

Teori Kedatangan Islam di Asia Tenggara

Teori Kedatangan Islam di Asia Tenggara




Oleh : HG SUTAN ADIL

Asia Tenggara adalah tempat tinggal bagi penduduk Muslim terbesar di dunia. Islam merupakan agama mayoritas di Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam. Selain itu, minoritas Muslim dapat ditemukan di Burma (Myanmar), Singapura, Filipina, Thailand, Vietnam, Kamboja,dan  Laos. 

Secara geografis, kawasan Asia Tenggara merupakan tempat yang unik dan menarik bagi perkembangan agama-agama  dunia, sehingga hampir seluruh agama terutama agama besar pernah singgah dan mendapat pengaruh di beberapa tempat di kawasan ini, termasuk agama Islam. 
Bahkan tidak berlebihan bila dikatakan bahwa penduduk Muslim terbesar ada di kawasan Asia Tenggara. 

Saat ini, ada sekitar  240 juta Muslim di Asia Tenggara atau sekitar 42%dari  jumlah populasi penduduk Asia Tenggara. Jumlahnya  sekitar 25% dari total penduduk Muslim dunia yang berjumlah 1.57 miliar jiwa.

Meskipun jauh dari negara asal agama Islam, namun penduduk yang menganut agama Islam di Indonesia sangatlah besar, yaitu sekitar 12,9% dari total Muslim dunia. Saat ini, Muslim di Indonesia berjumlah sekitar 207 juta jiwa atau 87,2% dari seluruh jumlah penduduk yang berjumlah hampir 237 juta jiwa. 
Di Malaysia, Muslim berjumlah  16.581.000 jiwa, atau 60.4% dari total penduduknya. Di Brunei, Muslim berjumlah 269.000 jiwa, atau 67,2% dari seluruh jumlah penduduknya. Di Singapura terdapat 16.581.000 orang Muslim, atau 15% dari seluruh jumlah penduduk. 

Selain itu, juga terdapat minoritas Muslim di beberapa negara Asia tenggara lainnya, seperti 4,654.000 orang (5,1%) di Filipina; 3,930.0008 orang (5,7%) dari seluruh jumlah penduduk Thailand; 1.889.000 orang (3,8%) di Myanmar; dan 2000 orang (1%) di Laos.

Terjadi perdebatan panjang dan perbedaan pendapat di kalangan para ahli tentang kedatangan islam di Asia Tenggara atau Nusantara khususnya. Perdebatan itu menurut berkisar pada tiga masalah pokok, yakni asal-muasal  Islam yang berkembang di wilayah Asia Tenggara, pembawa dan pendakwah Islam dan kapan sebenarnya Islam mulai datang.

Ada sejumlah teori yang membicarakan mengenai asal-muasal Islam yang berkembang di Asia Tenggara dan Nusantara ini :

*Pertama, Teori Gujarat.* Teori ini dikemukakan oleh sejumlah sarjana Belanda, antara lain Pijnappel, Snouck Hurgronje dan Moquette. Teori ini mengatakan bahwa Islam yangberkembang di Nusantara bukan berasal dari Persia atau Arabia, melainkan dari orang-orang Arab yang telah bermigrasi dan menetap di wilayah India dan kemudian membawanya ke Asia Tenggara

Teori Gujarat ini mendasarkan pendapatnya melalui teori mazhab dan teori nisan. Menurut teori ini, ditemukan adanya persamaan mazhab yang dianut  oleh umat Islam Nusantara dengan umat Islam di Gujarat.  Mazhab yang dianut oleh kedua komunitas Muslim ini adalah mazhab Syafi’i. Pada saat yang bersamaan teori mazhab ini dikuatkan oleh teori nisan, yakni ditemukannya model dan bentuk nisan pada makam-makam baik di Pasai, Semenanjung Malaya dan di Gresik, yang bentuk dan modelnya sama dengan yang ada di Gujarat. 

*Kedua, Teori Bengal.* Teori ini mengatakan bahwa Islam di Asia Tenggara berasal dari daerah Bengal. Teori ini dikemukakan oleh S.Q. Fatimi. Teori Bengalnya Fatimi ini juga didasarkan pada teori nisan. Menurut Fatimi, model dan bentuk nisan Malik al-Shalih, raja Pasai, berbedasepenuhnya dengan batu nisan yang terdapat di Gujarat. Bentuk dan model batu nisan itu justru mirip dengan batu nisan yang ada di Bengal. Oleh karena itu, menurutnya pastilah Islam juga berasal dari sana.

*Ketiga, teori Coromandel dan Malabar*. Teori ini dikemukakan oleh Marrison dengan mendasarkan pada pendapat yang dipegangi oleh Thomas W. Arnold. Teori Coromandel dan Malabar yang mengatakan bahwa Islam yang berkembang di Nusantara berasal dari Coromandel dan Malabar adalah juga dengan menggunakan penyimpulan atas dasar teori mazhab. Yaitu sama sama mashab Syafe’i.

*Keempat, teori Arabia.* Masih menurut Thomas W. Arnold, Coromandel dan Malabar bukan satu-satunya tempat asal Islam dibawa. Ia mengatakan bahwa para pedagang Arab juga menyebarkan Islam ketika mereka dominan dalam perdagangan Barat-Timur sejak awal-awal abad Hijriah atau abad ke-7 dan 8 Masehi. Hal ini didasarkan pada sunber-sumber Cina yang mengatakan bahwa menjelang akhir abad ke-7 seorang pedagang Arab menjadi pemimpin sebuah pemukiman Arab-Muslim di pesisir pantai Barat Sumatera. 

*Kelima, yaitu teori Persia.* Teori ini juga mendasarkan pada teori mazhab. Ditemukan adanya peninggalan mazhab keagamaan di Sumatera dan Jawa. Juga disebutkan adanya dua orang ulama fiqh yang dekat dengan Sultan yang memiliki keturunan Persia. Seorang berasal dari Shiraz dan seorang lagi berasal dari Isfahan.

*Keenam, teori Mesir*. Teori yang dikemukakan oleh Kaijzer ini juga mendasarkan pada teori mazhab, dengan mengatakan bahwa ada persamaan mazhab yang dianut oleh penduduk Mesir dan Nusantara, yaitu bermazhab Syafi’i. Teori Arab-Mesir ini juga dikuatkan oleh Niemann dan de Hollander. Tetapi keduanya memberikan revisi, bahwa bukan Mesir saja sebagai sumber Islam Nusantara, melainkan Hadramaut. 

Sementara itu dalam seminar yang diselenggarakan tahun 1969 dan 1978 tentang kedatangan Islam ke Nusantara menyimpulkan bahwa Islam langsung datang dari Arabia, tidak melalui dan dari India.

Mengenai siapakah yang menyebarkan Islam ke wilayah Nusantara, Azyumardi Azra,dalam bukunya  “Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII” ,  mempertimbangkan  dengan tiga teori ;

*Pertama, teori Da’i*. Penyebar Islam adalah para guru dan penyebar professional (para da’i). Mereka secara khusus memiliki missi untuk menyebarkan agama Islam.Kemungkinan ini didasarkan pada riwayat-riwayat yang dikemukakan historiografi Islam klasik, seperti misalnya Hikayat Raja-raja Pasai (ditulis setelah 1350), Sejarah Melayu (ditulis setelah 1500) dan Hikayat Merong Mahawangsa(ditulis setelah 1630).

*Kedua, teori Pedagang*. Islam disebarkan oleh para pedagang. Mengenai peran pedagang dalam penyebaran Islam kebanyakan dikemukakan oleh sarjana Barat. Menurut mereka, para pedagang Muslim menyebarkan Islam sambil melakukan usaha perdagangan. Elaborasi lebih lanjut dari teori pedagang adalah bahwa para pedagang Muslim tersebut melakukan perkawinan dengan wanita setempat dimana mereka bermukim dan menetap.
 
*Ketiga, teori Sufi*. Seraya mempertimbangkan kecilnya kemungkinan bahwa para pedagang memainkan peran terpenting dalam penyebaran Islam, A.H. Johns mengatakan bahwa adalah para sufi pengembara yang terutama melakukan penyiaran Islam di kawasan Nusantara ini. Menurutnya banyak sumber-sumber lokal yang mengaitkan pengenalan Islam ke wilayah ini dengan guru guru pengembara dengan karakteristik sufi yang kental. Para sufi ini telah berhasil mengislamkan jumlah besar penduduk Nusantara setidaknya sejak abad ke-13.

Nusantara adalah sebutan (nama) bagi seluruh kepulauan Indonesia. Namun demikian, berbicara tentang awal kedatangan Islam di Asia Tenggara, dimana Indonesia adalah negara yang tergolong awal dalam hal kedatangan Islam di Asia Tenggara, maka teori ini menjadi relevan untuk konteks kedatangan Islam di Asia Tenggara.

Penulis adalah Ketua DPP FKMI (Forum Komunikasi Muslim Indonesia)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.