Musik Tradisional Melayu Jambi Viral di Media Sosial
The Jambi Times, JAMBI | Tersebarnya nyanyian klasik Melayu Jambi ini beredar luas di media sosial Facebook.
Pada Minggu 05 Januari 2020 Video berdurasi kurang lebih tiga menit ini banyak yang nonton.
Video seorang ibu tua berbaju garis hitam kuning dengan bertengkuluk kuning dengan kayu bambu bulat atau buluh berukura kurang lebih satu hingga dua meter, bambu tersebut dipukul-pukul hingga mengeluarkan suara nan elok.
Ibu tua ini sedang asik menyanyikan lagu dengan bahasa dusunnya dan didampingi seorang wanita berhijab panjang hingga tidak terlihat pakaianya.
Wanita muda ini sedang menghadap membelakangi ibu tua ini sambil senyum dan tertawa melihat ibu tua bernyanyi dengan alat musiknya.
Tiba -tiba dua bocah menghampiri didepan sang ibu tua sambil berjoget-joget ria.
Wanita muda dan ibu tua ini asik duduk di sebuah pondok sangat sederhana ini.l dengan khasnya pakaian.Melayu Jambi.
Entah itu dikebun atau didepan rumah, samping atau dibelakang rumah dengan beratap plastik hitam berdinding papan dan bertiang pohon kayu.
Tempat inilah bukti nyatanya bahwa Jambi memiliki budaya dan seni musik yang begitu klasik nan sangat tradisional, enak didengar hanya dengan bambu bulat yang sudah kering sebagai alat musiknya.
Beragam tangapan netizen soal nyanyian ini, ada netizen berkomentar", udah langkah ikolah aslinya Budayo Jambi, Perlu dilestarikan", tulis nama akun Amhazaro.
Ada juga yang berkomentar dari akun yang bernama Roslaini Fuad," Teruskan lagu tanjung menanti jangan sampai lenyap ditelan zaman".
Omi Vora juga mencuit dalam .pontingan,"Alat musik Canong /Buloh pecah jong Merangin Kecamatan Mesurai/Tanjung Dedag/Tebo Ulu.
Dari dusun atau kabupaten manapun di Provinsi Jambi, ini bertanda bahwa masih ada musik klasik tanpa senar gitar , terdengar begitu indah dan merdu jika kita mendengarkanya.
Bahwa musik ini termasuk langka, bagi generasi muda wajib untuk sama sama MELESTARIKAN.
Sebanyak 112 komentar dan 2.106 dibagikan dan 111.577 tayangkan atau ditonton untuk video yang vital ini.
Zainul Abidin