Harga Karet Terjun Bebas,Petani Mengeluh
The Jambi Times - Bnagko – Turunya harga karet membuat petani kabupaten Merangin mengeluh, padahal pekan terakhir mencapai 700 kilogram, masih bisa masyarakat bergairah.
Namun jumat (16/1) harga karet turun secara drastis, membuat petani tak bisa berbuat banyak. Hal ini diungkapkan Muzir Warga Pulau Baru Kecamatan Batang Mesumai, mengaku turunnya harga karet tidak bisa berbuat banyak.
"Turunya harga karet kami rakyat kecil tidak bisa berbuat banyak, mau tidak mau kita tetap juga menyadap karet, " ungkap Muzir kemarin (18/1).
Sebelumnya kata Muzir harga karet masih harga 700 perkilogram, dan bisa membeli kebutuhan rumah tangga, tapi harga karet turun lagi mencapai 600 kilogram membuat kita masyarakat tidak bisa berbuat banyak.
"Sebelumnya harga 700 kilogram, tapi turun lagi 600 kilogram, lepas untuk maka saja sekarang, tapi kami juga harus mencukup cukupi juga untuk anak-anak belajar, " curhatnya.
Senada juga diungkapkan Sa'i (37) warga Rantau Panjang Kecamatan Tabir, juga sangat kecewa dengan pemerintah yang tidak pernah memperhatikan kondisi ekonomi rakyat petani karet.
"Pemerintah harusnya perhatikan kondisi petani karet juga, kami ini butuh makan bukan butuh kaya, " kesalnya.
Lanjutnya Sa'i jika kita lihat sekarang ekonomi rakyat semakit terpuruk terutama warga Rantau Panjang dan sekitarnya, bagi yang petani karet.
"Kita berharap kepada pemerintah secepatnya untuk perhatikan kondisi rakyat, kami hanya mencari hidup dengan mata pencarian dengan menyadap karet, " tuturnya.
Semetara Kandar (40), toke karet Rantau Panjang Kecamatan Tabir, membenarkan adanya penurunan harga karet. Katanya, harga karet mulai turun di pasaran dan sampai saat ini. Harga karet yang kami jual hanya Rp 670 perkilogram, dan kami hanya mampu membeli Rp 600 kilogram.
"Kami jual harga di pasaran Rp 670 kilogram, makanya hanya mampu membeli Rp 600 kilogram, " jelasnya.(lik)
