Mualaf 2 : Profesor Perancis Temui Bukti Ilmiah di Quran
![]() |
(Maurice Bucaille) |
Profesor Maurice Bucaille menemukan kandungan garam di tubuh mumi firaun. Ternyata jawabannya hanya ada di Alquran. Pencetus Aliran Bucaillism yang digandrungi ilmuwan muslim .
The Jambi Times - Karpet merah menjuntai di
depan mulut pintu pesawat yang baru mendarat dari penerbangan Mesir.
Puluhan orang dengan stelan jas berbaris rapi, menjemput. Raut muka
mereka penasaran. Sebentar kepala mereka menengadah, menatap sebuah peti
mati tertutup kaca yang perlahan diturunkan melalui tangga pesawat.
Sesaat peti sampai di landasan, seorang pria paruh baya melangkah
mendekat. Dia adalah Presiden Perancis, Francois Mitterrand. Di depan
peti dia mencondongkan badan ke depan, membungkuk memberi hormat.
Spontan orang-orang yang ada di sekelilingnya mengikuti. Tidak
terkecuali para menteri dan pejabat senior.
Suasana mendadak hening. Tersihir sosok di dalam peti yang begitu
tersohor. Jenazah orang paling tiran yang pernah dicatat dalam semua
kitab suci agama samawi : Raja Mesir, Firaun. Dia memang sudah tak
bernyawa. Tapi tubuhnya masih tetap utuh.
Upacara penyambutan usai. Buru-buru Sang Firuan diangkut ke Monument
Center, di jantung kota Paris. Di sana ia bakal dipertemukan para
arkeolog, ahli bedah, dan ahli anatomi kelas wahid.
Kedatangan Firaun ke Perancis itu merupakan bagian dari cita-cita
negeri itu untuk mendalami arkeologi dan budaya kuno dunia. Selain itu
mereka berjanji dengan teknologi mutakhir, akan merestorasi mumi agar
tetap awet. Perancis meminta Mesir ‘meminjamkan’ mumi Firaun untuk
membuktikannya.
Permintaan itu diluluskan. Realisasinya, menerbangkan jenazah Firaun ke Perancis pada 1981.
****
Kedatangan mumi Firaun merupakan harta karun terbesar bagi ilmu pengetahuan. Salah satu pimpinan proyek penelitian itu adalah Profesor Maurice Bucaille. Reputasi Bucaille menempatkan dia menjabat kepala klinik bedah di Universitas Paris.
Restorasi dimulai di ruangan khusus Monument Center, hingga larut
malam. Tangan Bucaille sesekali bergetar saat pisau bedah mengiris tubuh
Firaun. Pria kelahiran 19 Juli 1920 ini bekerja sangat hati-hati.
Lelah tiada berarti dibandingkan rasa ingin tahu yang menumpuk.
Menjelang subuh, Maurice terkejut. Tim itu mendapati sisa-sisa garam
dalam jumlah cukup banyak yang terjebak pada tubuh mumi. Terjawab sudah.
Ini bukti Firaun yang sedang mereka bedah, pastinya meninggal karena
tenggelam di laut. Namun bagaimana mayatnya bisa ditemukan dan utuh
hingga hari ini.
Melihat fakta dan usia mumi, para ahli menyimpulkan firaun yang
sedang mereka teliti adalah firaun yang hidup di masa Nabi Musa. Dia
pastinya Firaun Merneptah anak dari Firaun Ramses II.
Merneptah adalah firaun yang mengejar-ngejar Nabi Musa hingga ke Laut
Merah dan mati tenggelam di laut tersebut. Sementara Ramses II adalah
firaun yang hidup persis sebelumnya, kedua-duanya hidup pada masa Nabi
Musa.
Pertanyaan besar yang masih memenuhi kepala Bucaille : Bagaimana
tubuh yang tenggelam dan mati di laut bisa terselamatkan dan utuh hingga
hari ini ? Memang banyak firaun yang melalui proses mumisasi. Tetapi
firaun yang satu ini dengan kandungan garam di tubuhnya, pasti sudah
mati terlebih dahulu di laut. Sehingga proses pengawetan tentu tak bisa
disamakan dengan firaun yang lain.
Saat Bucaille sibuk mencari jawaban, koleganya memberitahu bahwa
kejadian itu sudah dijelaskan dalam Kitab Suci Alquran. Disana
disebutkan, Firaun ini memang mati tenggelam, tetapi tubuh itu akan
tetap utuh meskipun ia telah tenggelam.
Mumi Firaun. Sumber: www.val3ntz.blogspot.com
Maurice masih meragukan pendapat koleganya. Sebagai ilmuwan dia
mencari jawaban logis atas pertanyaan besar yang masih menganggunya.
Nabi Muhammad mengajarkan Islam dan Alquran pada abad ke 6 Masehi.
Sementara mumi pertama kali baru ditemukan keberadaannya abad 19,
tepatnya tahun 1898.
"Bisakah dipercaya Muhammad tahu tentang ini lebih dari 1.000 tahun
sebelumnya, sementara ilmu pengetahuan modern baru saja mengetahuinya?"
pikir Maurice. Kepala Maurice terus dipenuhi berbagai pertanyaan dan
keheranan.
****
Selang beberapa bulan berlalu, para ahli anatomi muslim mengadakan
konferensi di Saudi Arabia. Bucaille pun langsung terbang ke Saudi untuk
hadir di acara tersebut. Dia berharap akan menemukan jawaban yang
meyakinkan tentang misteri mumi menurut Islam.
Salah satu
peserta konferensi mencoba menjawab. Dia membuka Alquran dan membacakan
Surat Yunus ayat 90 dan 91 yang menceritakan tentang pengejaran Firaun
terhadap Nabi Musa dan umatnya.
“Dan Kami selamatkan Bani Israil
melintasi laut, kemudian Fir'aun dan bala tentaranya mengikuti mereka,
untuk menzalimi dan menindas (mereka). Sehingga ketika Fir'aun hampir
tenggelam dia berkata, "Aku percaya bahwa tidak ada tuhan yang berhak
disembah melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan aku
termasuk orang-orang yang berserah diri”
(QS 10:90)
(QS 10:90)
“Mengapa baru sekarang (kamu
beriman), padahal sesungguhnya engkau telah durhaka sejak dahulu, dan
engkau termasuk orang yang berbuat kerusakan”
(QS 10:91)
(QS 10:91)
Peserta konferensi itu melanjutkan dengan membacakan ayat ke-92
untuk menjawab pertanyaan yang masing mengganggu fikiran Bucaille :
“Maka pada hari ini Kami selamatkan
jasadmu agar engkau dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang
setelahmu, tetapi kebanyakan manusia tidak mengindahkan tanda-tanda
(kekuasaan) Kami”
(QS 10:92)
(QS 10:92)
Setelah mendengar penjelasan tersebut, Bucaille berdiri di hadapan
para peserta konferensi berkata, “Aku telah masuk Islam dan percaya pada
Alquran ini.” Sontak para peserta konferensi menyambut pernyataan itu
dengan mengucap syukur.
*****
Kedekatan
Bucaille dengan dunia Islam memang sudah lama terjalin. Semua bermula
ketika menjadi dokter antara 1945-1982. Saat itu beberapa kali Bucaille
diminta merawat Raja Faisal, penguasa Arab Saudi. Sekaligus, Bucaille
dipilih menjadi dokter keluarga istana.
Bucaille berkesempatan belajar Bahasa Arab, sehingga dia mulai
memahami Alquran secara langsung. Dalam perjalanannya, Bucaille
menemukan kesesuaian fakta-fakta ilmiah dengan surat-surat dalam
Alquran.
Hasilnya, sebuah buku karyanya diterbitkan dengan judul "The Bible,
The Qur’an and Science, The Holy Scriptures Examined In The Light Of
Modern Knowledge” (1976). Buku ini menjadi salah satu best seller dunia.
Dalam Islam, ilmu pengetahuan dan agama adalah 'saudara kembar'.
Penjelasan di Alquran tentang fenomena alam membuatnya kompatibel dengan
ilmu pengetahuan modern. Begitulah catatan Bucaille dalam bukunya.
Buku ini ternyata melahirkan aliran Bucaillism. Sebuah istilah yang
digunakan untuk gerakan yang menghubungkan ilmu pengetahuan modern
dengan agama, terutama dari Islam. Para pengikutnya, Bucaillists, telah
mengkampanyekan ide untuk mencari penjelasan logis dari Alquran yang
menunjukkan kesesuaian dengan penemuan-penemuan ilmiah modern.
Ada sebuah peristiwa kecil yang cukup penting. Saat menjadi dokter
istana Saudi, Maurice sempat merawat Presiden Mesir, Anwar Sadat. Saat
itu Bucaille menyelesaikan buku berjudul, "Origin of Man". Sebuah
sanggahan komprehensif terhadap teori-teori evolusi Charles Darwin.
Di
buku tersebut, ia menguraikan penjelasan Alquran tentang beberapa
pertanyaan yang muncul jauh lebih awal daripada periode ketika
pertanyaan itu secara logis dan memuaskan sudah dibuktikan melalui
percobaan ilmiah.
Kedekatannya dengan penguasa Mesir ini yang membuat tim peneliti
Perancis mendapat kepercayaan untuk ‘meminjam’ mumi Firaun dan melakukan
restorasi. Momentum bedah mumi Firaun itulah yang membuat Bucaille tak
lagi meragukan kebenaran Islam.
Begitu banyak pelajaran dan ilmu yang sudah diwariskan Bucaille. Profesor ini akhirnya meninggal dunia pada 17 Februari 1998, di usia 77 tahun.
(Sumber; Arab News, Onislam, Wikipedia, Islam Bulletin/dream)