Jalan Menuju 2 Sekolah Butuh Perhatian
![]() |
(Ilustrasi) |
Sementara itu, Kepala SD 179 Aminto mengatakan, bahwa jalan ini sudah diajukan ke pihak Pemkab, melalui Musrenbang. ‘’Namun sampai saat ini belum juga ada respon dari pemerintah yang terkait,’’ beber Aminto.
Lurah Nipah Panjang II Santoso Toyib junga mengatakan bahwa jalan menuju dua sekolah tersebut sangat memprhatinkan sekali kondisinya.
’’ sekarang tingginya debit air pasang dan tingginya curah hujan membuat jalan tersebut makin hancur, jalan ini di samping dilewati masyarakat terutama anak-anak mau datang kesekolah demi untuk menuntut ilmu kita sangat prihatin melihatnya,’’ katanya.
‘’Kita sudah ajukan proposal ke Pemda, mudah-mudahan tahun anggaran 2014 ini ada tanggapan dan respon positif pemerintah agar jalan tersebut bisa di bangun sesuai yang kita harapkan,’’ pungkasnya
Investor tertarik garap lahan di kelurahan singkep
MUARASABAK-Sekitar 1.500 hektar (Ha) lahan tidur milik warga di Kelurahan Singkep Kecamatan Muara sabak Barat kini mulai dilirik oleh investor.
Lurah Singkep, Ngadi, mengatakan, belum lama ini telah ada salah satu investor dibidang perkebunan kelapa sawit menghubunginya. Namun hal itu butuh pengkajian yang dalam. ‘’Bila pihak perusahaan tersebut telah jodoh terhadap lahan , tergantung nego harga sama pemilik lahan. Bila kesepakatan itu telah disetuji oleh seluruh pemilik lahan itu, perekonomian masyarakat dapat meningkat. Sebab masyarakat yang belum mendapatkan pekerjaan, mereka pastinya akan mendapatkan pekerjaan,’’ ungkapnya kemarin.
Dijelaskannya dari 28.000 Ha luas areal Kelurahan, sekitar 250 Ha lahan persawahan, 810 Ha lahan kelapa dalam, 465 Ha kebun pinang, 750 Ha lahan sawit, ‘’Sedangkan untuk tanaman karet belum ada,’’ paparnya.
Dari 810 Ha luas areal kelapa dalam, dalam sekali panen warga dapat menghasilkan sekitar 4.345 Ton. Dan untuk areal perkebunan sawit, dalam sekali panen dapat menghasilkan 200 ton, sedangkan untuk komoditi pinang sekitar 270.000 ton dalam sekali panen, ‘’Dengan hasil komoditi secara kolektif tersebut, sebagian perekonomian warga masih dibawah standar. Sedangkan sebagian warga lagi, perekonomiannya telah tercukupi,’’ ucapnya.
Lebih lanjut dia menjelaskan, dari 1.500 Ha Luas areal yang masih belum produktif itu, sekitar 800 Ha lahan Gambut dan sebagian lagi daerah pasang surut (rawa). ‘’Belum tergarapnya lahan itu disebabkan minimnya permodalan masyarakat,’’ katanya.
Sementara untuk status lahan, kata Ngadi, tidak bermasalah. Setiap lahan yang belum produktif itu memiliki legalitas yang lengkap dan sah. Dimana sebagian besar status lahan itu telah memiliki Surat Sopradik dan sebagian lagi Surat Keterangan Tanah (U51)