Wagub: Pembangunan Harus Sesuai Kebutuhan Rakyat
The Jambi Times - Jambi - Wakil
Gubernur Jambi,Fachrori Umar,menyatakan bahwa pembangunan yang
dilakukan harus sesuai dengan kebutuhan rakyat. Pernyataan ini disampaikannya
usai menjadi inspektur upacara pada peringatan Hari Bhakti PU Ke 68 . Hadir pada
kesempatan ini Forkompimda Provinsi Jambi, dan para undangan. Peringatan Hari
Bhakti PU ke-68 ini diisi dengan upacara bendera yang diikuti oleh karyawan
/karyawati Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Jambi , Selasa(3/12)bertempat di lapangan
kantor dinas PU. Ditemui usai upacara, Wagub menyatakan bahwa pembangunan di
Provinsi Jambi diharapkan ke depannya akan lebih baik dengan mengutamakan
kepentingan rakyat.
“Kami pemerintah Provinsi Jambi akan
bekerja lebih baik dan bekerja dengan sungguh-sungguh, serius, taat aturan dan
disiplin yang tinggi dengan menjunjung amanah untuk kepentingan rakyat.
Diharapkan pada tahun- tahun ke depan Provinsi Jambi dapat mempertahankan
predikat WTP dan bahkan harus lebih baik lagi predikatnya. Terutama dalam
menjaga aset pemerintah dan barang dari pihak ketiga harus dijaga dengan
baik,”ungkap Wagub.
Disampaikan Wagub bahwa permerintah
Provinsi Jambi telah membangun berbagai sarana infrastruktur untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat dalam melakukan kegiatan ekonomi. Peningkatan dan
pengembangan jaringan jalan merupakan salah satu yang menjadi perhatian
pemerintah Provinsi Jambi mengingat infrastruktur jalan memiliki multiplier
efek terhadap perekonomian daerah.
“Salah satu prioritas pembangunan
infrastruktur jalan menjadi perhatian pemerintah Provinsi Jambi adalah
pembangunan ruas jalan Bangko-Kerinci. Sekarang sudah dapat dimanfaatkan
dulunya 12 jam sekarang menjadi 9 jam, diakhir tahun 2014 kondisi jalan
Bangko-Kerinci ditargetkan kondisinya mantap 100%, dan pada akhir tahun 2014
jaraknya bisa 2,5 sampai 3 jam saja” ujarnya.
Sementara itu sebelumnya Wagub
membacakan sambutan dari Menteri PU, Djoko Kirmanto dan menyatakan bahwa Hari Bhakti
PU merupakan peringatan terhadap gugurnya tujuh pegawai muda Kementerian PU
yang dikenal sebagai Sapta Taruna dalam upaya mempertahankan Gedung Sate di
Bandung, Jawa Barat dari serbuan tentara Belanda dan Sekutu pada 3 Desember
1945.
Pada
kesempatan tersebut, Djoko Kirmanto juga mengajak seluruh jajaran Kementerian
PU untuk menuntaskan tahun terakhir dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) kedua 2010-2014. Dia juga menekankan perlunya percepatan
penyerapan anggaran dengan tanpa mengabaikan kualitas pekerjaan berkenaan
dengan akhir tahun anggaran 2013.Hari Bhakti Pekerjaan Umum yang diperingati
setiap tanggal 3 Desember menjadi momentum untuk lebih dalam mengevaluasi diri
dan melakukan koreksi terhadap seluruh kegiatan sekaligus untuk merevitalisasi
kembali etos kerja dan semangat para pahlawan Sapta Taruna dalam menjalankan
tugas- tugas pembangunan di bidang PU dan Permukiman dalam rangka bela negara
untuk mewujudkan cita-cita bangsa.
Disampaikan
Menteri Pekerjaan Umum bahwa menghadapi 2014, Kementerian PU dihadapkan pada
tantangan yang tidak mudah terkait dengan pengelolaan sumber daya air,
pembangunan jalan, pengadaan infrastruktur dasar permukiman dan penataan ruang
bersama-sama dengan daerah. Namun demikian dengan kerja keras kita semua, saya
berharap sebagian besar tantangan dapat kita atasi bersama. Capaian kinerja dalam bidang sumber daya air
diantaranya dapat ditunjukan dengan adanya peningkatan jaringan irigasi yang
semula 5,8 juta ha (2004) menjadi 7,2 juta ha (2013) dalam rangka mendukung
ketahanan pangan 10 juta ton beras. Sedangkan kapasitas tampung waduk dan
embung juga meningkat yang semula 13,18 miliar m3 (2004) menjadi sekitar 14
miliar m3 (2013). Adapun pembangunan waduk semula 273 waduk (2004) menjadi 286
waduk (2013). Embung telah dibangun sebanyak 412 embung dari semula 809 embung
(2004) menjadi 1.221 embung (2013). Selain itu telah pula diselesaikan
pembangunan kanal banjir sepanjang 32,9 km (2013) dan pembangunan prasarana
sungai sepanjang 2.081 km dalam rangka pengendalian daya rusak air, pengurangan
genangan dan normalisasi sungai terutama di kota-kota padat penduduk.
Pembangunan jalan dan jembatan dilaksanakan
untuk meningkatkan konektivitas/aksesibilitas, mobilitas dan keamanan jalan
untuk mendukung pengembangan ekonomi nasional/wilayah. Salah satu yang diukur
dalam pencapaian kinerja jalan adalah tingkat kemantapan jalan mencapai 90%
(nasional) dan 60% (jalan daerah), peningkatan struktur dan kapasitas jalan.
Selama periode Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) I dan II kemantapan jalan telah
ditingkatkan dari semula 80,6% (2004) menjadi 92,5% (2013). Adapun panjang jalan
nasional telah ditingkatkan dari semula 34.628 km (2004) menjadi 38.569 km
(2013). Akhir tahun 2014 kemantapan jalan nasional diharapkan telah mencapai
94%. Untuk infrastruktur dasar permukiman diukur diantaranya dari meningkatnya
pelayanan dasar masyarakat (dalam pencapaian target MDG) yaitu peningkatan
akses air minum sampai dengan 70%, pemberdayaan masyarakat miskin di
kelurahan/desa. Sedangkan untuk pengembangan permukiman di kabupaten/kota dapat
diukur salah satunya dari peningkatan kualitas penataan bangunan dan
lingkungan, serta keberhasilan fasilitasi penataan ruang di Propinsi dan
Kabupaten/Kota dan lain-lain. (Tim-JT)