Khofifah Indar Parawansa, dari Jubir Jokowi jadi Menteri Sosial
The Jambi Times - Jakarta - Ketua Muslimat Nahdlatul Ulama Khofifah Indar Parawansa dipilih Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Menteri Sosial. Bukan kali ini Khofifah jadi menteri, sebelumnya dia pernah jadi Menteri Pemberdayaan Perempuan di era pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid.
Saat Pilpres 2014 lalu, Khofifah diminta langsung oleh Presiden Jokowi sebagai juru bicara. Alhasil, ketokohannya yang kuat di tengah perempuan NU turut mengantarkan kemenangan pasangan Jokowi-JK atas pasangan Prabowo-Hatta.
Diketahui, Khofifah Indar Parawansa sendiri menyita mata masyarakat setelah sosoknya tampil membacakan pidato pernyataan sikap Fraksi Persatuan Pembangunan (F-PP) dalam Sidang Umum MPR 1998 silam. Pidato politikus kelahiran 1965 ini menjadi pidato kritis pertama terhadap pelaksanaan Orde Baru dalam ajang formal nasional setingkat Sidang Umum MPR.
Pada 1992, ibu empat anak ini terpilih sebagai anggota DPR RI dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) periode 1992-1998. Namun, perubahan peta politik pasca lengsernya rezim Orde Baru membuatnya keluar dari PPP dan hijrah ke Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Pada periode 1998-2000, politikus yang sempat bercita-cita menjadi pembalap ini kembali duduk di DPR sebagai wakil PKB. Sosok alumni Pascasarjana FISIP UI ini kembali menunjukkan kiprahnya ada awal 2013, nama mantan Kepala BKKBN periode 1999-2001 ini kembali muncul dalam kancah politik nasional Indonesia saat maju dalam pemilihan Gubernur Jawa Timur periode 2014-2019 tetapi gagal.[cob/mrdkdotcom]
Saat Pilpres 2014 lalu, Khofifah diminta langsung oleh Presiden Jokowi sebagai juru bicara. Alhasil, ketokohannya yang kuat di tengah perempuan NU turut mengantarkan kemenangan pasangan Jokowi-JK atas pasangan Prabowo-Hatta.
Diketahui, Khofifah Indar Parawansa sendiri menyita mata masyarakat setelah sosoknya tampil membacakan pidato pernyataan sikap Fraksi Persatuan Pembangunan (F-PP) dalam Sidang Umum MPR 1998 silam. Pidato politikus kelahiran 1965 ini menjadi pidato kritis pertama terhadap pelaksanaan Orde Baru dalam ajang formal nasional setingkat Sidang Umum MPR.
Pada 1992, ibu empat anak ini terpilih sebagai anggota DPR RI dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) periode 1992-1998. Namun, perubahan peta politik pasca lengsernya rezim Orde Baru membuatnya keluar dari PPP dan hijrah ke Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Pada periode 1998-2000, politikus yang sempat bercita-cita menjadi pembalap ini kembali duduk di DPR sebagai wakil PKB. Sosok alumni Pascasarjana FISIP UI ini kembali menunjukkan kiprahnya ada awal 2013, nama mantan Kepala BKKBN periode 1999-2001 ini kembali muncul dalam kancah politik nasional Indonesia saat maju dalam pemilihan Gubernur Jawa Timur periode 2014-2019 tetapi gagal.[cob/mrdkdotcom]