News Breaking
Live
wb_hadi

Breaking News

Ratu Penentu Kemenangan Pilgub, Diprediksi Fachrori Umar Bakal Lawan HBA

Ratu Penentu Kemenangan Pilgub, Diprediksi Fachrori Umar Bakal Lawan HBA

TAJUK RENCANA

Pengamatan  The Jambi Times, berdasarkan kekuatan suara dari masing- masing calon Gubernur Provinsi Jambi untuk periode 2021-2024 mendatang banyak di domisili  dari berbagai tokoh seperti kepala daerah aktif maupun yang tidak aktif.

Nama -nama calon Gubernur Provinsi Jambi 2021-2024  yang mencuap di permukaan adalah Hasan Basri Agus , Ce Endra, Syarif Fasha, Syafrial, Kapolda Jambi, Irjen Pol. Muchlis  AS, Al Haris, Zulfika Ahmad, Asafri Jaya Bakri (AJB),  Sukandar, Abdullah Sani, Usman Ermulan, Gubernur aktif Fachrori Umar dan masih ada lagi tokoh tokoh lainnya.

Dari nama-nama tersebut diatas ini adalah sosok pemimpin yang di gadang-gadangkan oleh para pendukungnya, tidak perlu di ulas detail soal para calon Gubernur  Jambi karena dari masing masing kandidat gubernur tersebut adalah wajah- wajah lama dan masyarakat Jambi sudah mengetahui.

Pertama figur Hasan Basri Agus mantan Gubernur Jambi, yang kini berhasil duduk sebagai anggota DPR -RI dari Partai Golkar dengan mendulang suara paling tinggi dari rival lainya yaitu mencapai 200.291 suara.

Hasan Basri Agus  yang dikenal dengan panggilan HBA ini adalah mantan Gubernur  Jambi periode 2010-2015. Dan pernah mencalonkan kembali menjadi Guburnur periode 2016-2021 namun  HBA gagal menjadi Gubernur dua periode.

Elektabiltas HBA di tahun 2019 ini masih terbilang popular di hati masyarakat Jambi, mungkin karena modalnya seorang mantan Bupati, dan mantan Gubernur , mungkin itu  modal dan kunci HBA bisa lenggang ke Senayan.

Bagaimana dengan calon Gubernur Provinsi Jambi, apakah HBA bakal mencalonkan kembali menjadi gubernur?

Dari  beberapa informasi orang dekat, bahwa HBA mau fokus di Senayan tapi ada juga dari dorongan pendukungnya  setuju bahwa HBA maju sebagai calon gubernur 2021-2024.

Tidak pastinya langkah HBA bakal maju menjadi calon Gubernur Provinsi JambI menjadi tantangan berat yang  harus dijawab oleh partai politik selain Golkar untuk mengusung figurnya masing- masing  dalam Pilgub Jambi.

Apalagi  dengan minimnya  tokoh atau figur,  pemimpin khususnya untuk calon  Gubernur Jambi, sepertinya berat rasanya jika HBA tidak maju.

Coba perhatikan, calon untuk Gubernur Jambi jika kita amati orangnya itu- itu saja, tidak ada wajah baru, karakter baru, latar belakang baru  untuk  menjadi orang nomor satu di 'Sepucuk Jambi Sembilan Lurah' .

Berdasarkan kekuatan suara sosok HBA ini masih terbilang kuat, karena HBA telah berhasil  meraup suara  terbanyak sebagai calon  anggota DPR- RI.

Suara HBA ini berasal dari masyarakat dari berbagai kota dan kabupaten di Provinsi Jambi. Suara ini paling tinggi dari rivalnya separtai ataupun partai lain.

Ini sudah modal besar bahwa HBA masih diperhitungan sebagai sosok tokoh yang berpengaruh di Provinsi Jambi sebagi calon Gubernur.

Namun harus di ingat untuk menjadi calon gubernur tentunya beda dengan calon legislatif karena harus ada konsekunsinya bahwa HBA harus melakukan langkah- langkah konkrit politiik agar masyarakat masih simpatik terhadap dirinya, hal demikian HBA sudah mengetahinya jurus apa yang berlaku di masyarakat.

Saat  Pilgub yang lalu, HBA kalah dengan  Zumi Zola, ada beberapa isyu negatif yang berkembang di tengah masyarakat hingga HBA kalah dengan lawan politiknya. Salah satu adalah isyu sederhana bahwa istri HBA ikut berperan untuk mengatur suami dalam bekerja sebagai gubernur. Sebenarnya isyu yang lain banyak untuk menghadang sang mantan gubernur ini.

Ada juga yang beredar informasi  bahwa HBA kalah karena pasangan calon wakilnya tidak begitu popular di masyarakat.

Jika kita lihat dari sosok figur Zumi Zola, kala itu adalah rival beratnya HBA, maka dapat dipastikan bahwa dengan siapapun pasangan HBA melawan Zumi Zola sulit  terkalahkan atau tersaingi karena kharismatik  sosok  pemimpin baru Zumi Zola ini berlatarbelakang seorang artis sinetron di TV nasional dan  juga memiliki karakter kuat kepada masyarakat dan juga di dukung oleh  sang ayah Zulkifli Nurdin. Masyarakat terbanyak akan condong memilih Zola karena keingintahuanya.

Ini membuat Zumi Zola berhasil menduduki kursi Gubernur Jambi. Namun dalam perjalannya Zumi Zola tersandung kasus dan diberhentikan karena terlibat  kasus OTT DPRD Provinsi Jambi yang ditanggani kasusnya oleh KPK.

Untuk calon gubernur periode mendatang ini, figur yang hadir menjadi calon orang nomor satu di Provinsi Jambi tidak begitu serius di perhitungankan, semua serba biasa -biasa saja sebagai  sosok tokoh dan calon Gubernur Provinsi Jambi 2021-2024.

Jika hitung -hitungan, suara HBA dalam Pilgub 2021-2024 diprediksi suaranya pecah karena ada tokoh dan sosok Fachrori Umar. Apalagi mereka antara HBA dan FU sama-sama berasal dari wilayah barat.

Baru-baru ini ada salah satu lembaga baru yang bernama Forum Jambi Barat mengelar acara Halal Bihalal dan Gubernur Fachrori Umar hadir bersama tokoh Kabupaten Kerinci lainya.

Jika kita lihat acara tersebut tidak ada kesan kekuatan politik, karena di spanduk depan panggung bertulisan non politik.

Apapun bunyikan pada saat datangnya pesta demokrasi di Jambi, maka forum ini juga akan menentukan pilihanya, baik secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi.

Apalagi pengurus Forum Jambi Barat tersebut adalah  wajah lama. Dan pengurusnya tahu persis sepakterjangnya di Jambi.

Fachrori Umar Gubernur Jambi saat ini  sudah jelas akan maju sebagai calon gubernur. Dan harus di ingat juga sosok Fachrori Umar yang terkesan dingin dalam berpolitik  ini adalah Wakil Gubernur pada masa HBA.

Fachrori Umar kembali  terpilih kedua kalinya sebagai Wakil Gubernur. Dan bakal diusung oleh Partai Nasdem dalam Pilgub mendatang.

Fachrori Umar sudah dua kali menjadi Wakil Gubernur saat di masa HBA dan Zumi Zola, kini Fachrori Umar menjabat sebagai Gubernur Jambi mengantikan posisi Zumi Zola.

Ini sinyal yang kuat bahwa keberadaan Fachrori Umar sangat serius  untuk diperhitungkan oleh lawan politknya termasuk  HBA.

Jika ada isyu untuk menjatuhkan Fachrori Umar, sepertinya agak memakan waktu lama untuk  mendapatkan data dan fakta soal kesalahan Fachrori Umar, mungkin ada  atau juga mungkin bersih alias clear end clean.

Atau mungkin  soal isyu pejabat pemerintah yang  berperan penting suksesnya Ria Mayang Sari dan Rahima, anak dan istrinya Fachrori Umar yang lolos DPD dan DPRD Provinsi Jambi.

Jika mencari kesalahan Fachrori Umar, diprediksi  bakal  berat karena Ria Mayang Sari  dan Rahima tidak ada di permasalahkan oleh rival politiknya dan tidak terbukti melakukan kesalahan dan pelanggaran Pemilu,  semua berjalan lancar tanpa beban begitu juga dengan sang istrinya Ramiha Dapil V Bungo-Tebo dari Partai Nasdem ini juga lancar- lancar saja. Ini bertanda perjalanan Fachrori Umar  sebagai calon gubernur akan berjalan mulus.

Kembali soal pindah partai bahwa HBA pindah partai  dan ada alasanya tertentu seperti alasan kekecewaan  HBA namun  tidak menyurutkan dukungan terhadap dirinya, begitu  juga yang dilakukan oleh Rahima sang istri Fachrori Umar.

Saat menjadi Gubernur, HBA adalah kader Partai Demokrat kini pindah haluan ke Partai Gokar, sudah tentu kekuatan HBA makin bertambah karena sosok HBA dikenal oleh dua partai tersebut.

Itung - hitungan politik bahwa Golkar  sudah  memiliki sosok  calon gubernur yang kuat  sedangkan calon gubernur dari Partai Demokrat masih samar-samar  dan abu-abu, di mungkinkan akan mengusung HBA atau juga  tidak sama sekali mendukung HBA. Bisa jadi Demokrat akan mengusung Fachrori Umar.

Begitu juga dengan keberadaan  Ramiha, juga kader Partai Demorat kini pindah haluan politiknya ke Partai Nasdem berarti memiliki kekuatan partainya dan juga dari  partai lain sama seperti HBA.

Apalagi  kekuatan Fachrori Umar juga didukung oleh pihak keluarga seperti  sosok anaknya Ria Mayang Sari yang pernah menjabat Ketua DPRD Kabupaten Bungo dari fraksi Demokrat. Kini Ria Mayang Sari duduk menjadi anggota DPD RI dengan suara tertinggi yaitu  241.365 suara di atas suara HBA.

Ini bentuk dari keberadaan Fachrori Umar cukup kuat biarpun sosok Fachrori Umar santai dan adem dalam berpolitik dan terkadang tidak nyambung jika di wawancarai oleh wartawan.

Ini mungkin sebagian strategi politik Fachrori Umar yang akhir- akhir ini telah  melakukan rasa simpatik kepada masyarakat untuk memberikan sepeda kepada siapapun yang bisa menjawab pertanyaan Gubernur.

Jika benar menjawab maka akan diberi hadiah sepeda. Hal ini sudah terbukti dua sepeda telah diberikan  kepada dua orang yaitu peserta  yang ikut magang kerja ke Jepang dan atlet Dayung saat acara pembekalan atlet menuju PraPON.

Dan dimungkinkan suara  milik mantan Gubernur Jambi HBA dan mantan Wakil Gubernur Facrori Umar periode 2010-2015 jadi rebutan yang sangat serius  jika mereka berdua maju bersaing menjadi calon gubernur.

Harus diingat dukungan tanpa pamrih dan bagi- bagi proyek  secara langsung tidak terjadi dari pihak  Fachrori Umar, lain halnya yang dilakukan oleh lawan politiknya.

Namun  perlu dicatat dibelakang sang istri dan anak  Fachrori Umar tentu tetap ada dan mengaitkan pihak lain untuk mendulang suara kemenanganya karena tidak ada yang gratis untuk melakukan pekerjaan ini.

Semua gotong royong namun ada konsekuensinya dan siapapun yang menjadi calon gubernur dipastikan akan melakukan hal yang sama. Dan ini semua sudah rahasia umum.

Pilgub di Jambi ini di ibaratkan seperti penderita koresterol tinggi yang mencapai 240 mg/dl atau lebih karena si penderita akan mengalami kesulitan mengonsumsi makanan yang tidak biasa, karena dokter sudah tentu akan menyarankan untuk tidak mengkonsumsi minyak, mentega, cabe.

Hanya dapat bantuan resep dokter seperti Detrovel, Lesvatin, Lipinorm, Mersivas, Norpid, Phalol, Rechol, Rocoz, Selvim, Simbado, Simchol, Sintrol, Statkoles, Stimpid, Valemia, Cholestat, Cholexin, Esvat, Ethicol, Normofat, Pontizoc 5/Pontizoc 10, Preschol Preschol 10, Rendapid, Simvaschol, Simvastatin OGB Dexa, Sinova, SVT, Vaster, Vidastat, Zaptrol, Zocor, Zovast dan simvastatin.

Karena adat orang Jambi khususnya sudah terbiasa dengan pola makan seperti itu yaitu mengunakan minyak goreng, mentega dan cabe. Apapun yang dikonsumsi semua bahan dasarnya dari itu.

Untuk diet makan yang dilarang  oleh dokkter pun si penderita belum tentu bisa karena faktornya tidak biasa. Kecuali ada kuliner diluar khusus disajikan bagi penderita koresterol dengan label makanan dan minuman non koresterol.

Itu pun mungkin, tapi apakah ada kuliner di Jambi non koresterol,  pada umumnya kuliner di Jambi rata-rata semua makanan memiliki bahan bahan yang berkoresterol  tinggi.

Kesimpulannya begini, kenapa di ibaratakan Pilgub Jambi  sepeti penderita koresterol tinggi, alasanya bahwa calon Gubernur Jambi sudah tentu dari orang lama, wajah lama gaya lama dan tingkah lakupun yang lama sehingga masyarakat  Jambi sudah tahu dengan calonnya.

Cara yang lama dengan orang yang lama, apalagi masyarakat Jambi sepertinya tidak begitu serius untuk memikirkan perkembangan dan perubahan jika  gubernur dari ini atau dari itu. Tidak begitu penting, bahasa orang Jambi disebut ‘ ikut be yang penting makan’.

Jika ingin kondisi koresterol di dalam tubuhnya kembali normal  maka harus memgikuti anjuran dokter jika tidak maka akan timbul penyakit seperti asam urat ataupun jantung.

Itu karena dengan cara lama pola lama dan orang-orang lama yang itu-itu saja karena sudah terbiasa dengan kebiasanya lama itulah yang dimaksud pola makan yang tidak biasa tapi harus dimakan.

Siapa yang ahli berstrategi maka dialah sebagai pemenangnya, khusus pilgub, pemilih di Jambi tidak begitu alergi dengan siapapun yang di calonkannya yang  penting streteginya cepat, kuat  finansialnya dan jitu dalam bertutur kata maka dialah yang menjadi juaranya.

Untuk Pilgub di Jambi  sebenarnya tidak begitu sulit  dan berat seperti pemilihan Presiden. Tidak begitu penting soal  isyu agama atau SARA.

Kita kembali kepada sosok calon gubernur seperti Ce Endra  Bupati  Kabupaten Sarolangun, jauh-jauh hari Ce Endra sudah mempromosikan dirinya maju sebagai calon gubernur.

Jika Ce Endra calon gubernur, kemungkinan HBA tidak ikut calon karena tidak mungkin dua tokoh ini dengan latarbelakang yang sama akan maju, jika terjadi dua-duanya maju maka kemungkinan  besar Ce Endra hengkak dari Partai Golkar.

Hubungan antara Ce Endra dengan HBA tidak bisa dipisahkan karena persabahatan mereka berdua banyak historisnya.

Kader Golkar di Jambi sebenarnya banyak selain HBA, Ce Endra ada sosok seperti Bupati Kabupaten Tebo  Sukandar, Syafrial Bupati Tanjung Jabung Barat, Al Haris Bupati Merangin dan Wali Kota Jambi Syarif Fasha.

Lalu HBA akan memilih siapa dari kader Golkar yang terbaik, jika jatuh ke HBA itu sendiri  maka Ce Endra harus  all out , ikut atau tidak.

Jika  HBA tidak ikut calon Gubernur maka  dua bupati aktif yaitu Ce Endra atau Al Haris yang akan maju. Apalagi Al Haris dengan HBA seperti anak dan bapak, mereka berdua tidak bisa dipisahkan begitu juga dengan Ce Endra.

Bagaimana dengang yang lain?

Ini akan menimbulkan problem besar jika di tubuh pohon beringin akan mengalami benturan  berat jika  banyaknya kader Golkar yang ingin  menjadi calon Gubernur.

Jika dipaksa disandingan Ce Endra dan Al Haris sebagai calon gubernur dan wakil calon gubernur, dari beberapa informasi yang diterima bahwa tidak mungkin Ce Endra berpasangan dengan Al Haris karena mereka berdua tidak ada kecocokan.

Sedangkan Sukandar Bupati Kabupaten Tebo juga berkeinginan maju di Pilgub Jambi  karena Sukandar adalah kader Partai pohon beringin dan juga akan mengakhiri masa jabatannya sebagai Bupati Tebo dua periode tersebut.

Berdasarkan pengamatan, bahwa Bupati Kabupaten Tebo Sukandar ini kurang berani untuk bermanuver. Sehingga sulit keluar partaiuntuk  mencari perahu lain kecuali ada respon  dari keputusan dari petinggi partai Golkar, siapa lagi kalau bukan persetujuan dari HBA sebagai Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Jambi.

Lain halnya sosok Wali Kota Jambi Syarif Fasha dengan panggilan kecilnya Wiwit ini memiliki segudang strategi dalam berpolitik,  Fasha juga kader dari Partai Golkar.


Harus diingat dalam pandangan Fasha yang tidak mungkin  tejadi, dimata Fasha  akan mungkin terjadi. Itulah sosok orang nomor satu di kota Jambi saat ini.

Terbukti dalam pemilihan Wali Kota, sudah jelas saingan berat Fasha adalah  Zumi Zola bukan Abdullah Sani.

Padahal yang menjadi calon Wali Kota adalah Abdullah Sani tapi kenapa Zumi Zola saingan berat Fasha. Karena dengan modal Abdullah Sani saja maka tidak akan berhasil meraih suara terbesar di Kota Jambi jika Zola tidak dilibatkan.

Fasha dengan kendaraan massa politiknya bernama “We Love Fasha” salah satu organisasi massa untuk meraih simpatik masyakarat Kota Jambi.

Dengan strategi ini, akhirnya  terbukti, Fasha mendulang suara besar sebagai Wali Kota Jambi pilihan Masyarakat.

Strategi lainya yang dilakukan oleh Fasha adalah dalam  event-event bergengsi seperti di cabang olah raga sepak bola. Di semua lini Fasha terbilang piawai memainkan langkah -langkah yang bisa menerobos suara simpatik masyarakat kota.

Dari kaca mata pada Pemilihan Wali Kota Jambi, sosok  Zumi Zola masih lekat kuat di hati masyarakat khususnya di kota  dan  masih sulit disaingi oleh siapapun termasuk Fasha.

Inilah panglimanya Abdullah Sani untuk memenangkan Wali Kota Jambi terebut. Namun Fasha pandai mengemas dengan berbagai cara.

Untuk pandangan masyarakat Jambi simpatik  kepada  Zumi Zola bukan hanya kerja dan programnya melainkan karena alasan seorang artis dan juga anak dari mantan Gubernur Jambi dua periode yang mana keluarga besar Nurdin Hamzah sangat peduli dengan penderitaan masyarakat kurang mampu baik itu di kota maupun di kabupaten khususnya di kabupaten Tanjab Timur, Zola bagaikan magnet suara untuk Abdullah Sani.

Jika kita amati keberadaan  Fasha untuk ikut sebagai kontestan Pilgub Provinsi Jambi sangat kita apresiasi namun jika kita lihat bahwa Fasha adalah kader Golkar yang mana Golkar kini di ketuai oleh seorang mantan gubernur periode 2010-2015. 

Maka Fasha membutuhkan waktu yang panjang dan strategi yang double full juga energi yang super karena Fasha harus mencari perahu partai baru, biarpun dari berbagai informasi yang dapat diterima bahwa Fasha akan berlabuh di dua partai yaitu PKS dan Gerindra.  Namun itu tidaklah mudah dan butuh suplemen yang cocok dan konsekuansi kemungkinan Fasha akan mundur menjadi kader Partai Golkar jika itu terjadi.

Padahal Gubernur  Provinsi Jambi mendatang ini hanya menjabat kurang lebih tiga tahun  karena pada 2024 akan digelar pemilu serentak di seluruh Indonesia.

Untuk itu lebih baik Fasha urungkan niatnya untuk maju sebagai kontestan Pilgub 2021-2024. Lebih baik konsentrasi ke Danau Sipin  icon Kota Jambi ini.

Dan menuggu waktu periode selanjutnya jika berhasil kinerja Fasha di Kota Jambi maka  keberadaan Fasha  untuk Gubernur sangat  diperhitungkan.

Dan sangat disayangkan,  Fasha mundur sebagai Wali Kota periode 2018-2023 dan menjadi calon gubernur periode 2021-2024 yang hanya kurang lebih  tiga tahun menjabat gubernur sedangkan Wali Kota masih tinggal empat tahun lagi.

Dan ini yakin bahwa  Fasha bakal tidak akan maju di Pilgub 2021. Selama ini yang dilakukan oleh Fasha hanya bargaining Position dalam kancah berpolitikan di Provinsi Jambi agar nama Fasha tidak redup di hati masyarakat.

Sulitnya HBA untuk memutuskan siapa yang akan maju di Pilgub Jambi, apakah Ce Endra atau dirinya (HBA) atau kader partai Golkar lainya seperti Syafrial, Sukandar, Al Haris atau  juga Syarif Fasha.

Jika kader Golkar maju seperti HBA atau Al Haris mungkin Ce Endra akan keluar dari Partai Golkar jika Ce Endra ikut maju Pilgub mendatang.

Ce Endra adalah kader senior Partai Golkar ini akan berlabuh ke partai lain untuk kedua kalinya jika terjadi Ce Endra dan HBA maju.

Rekam jejak Ce Endra pernah pindah partai dari Golkar ke Partai Amanat Nasonal (PAN). Dalam strategi politik Ce Endra memiliki dua dukungan partai diatas kertas ataupun tidak dan akan mendulang suara signifikan.

Tapi itupun akan sulit mendapatkan suara  yang signifikan jika ada perpecahkan di tubuh Partai Golkar itu sendiri.

Jika yang terjadi bahwa HBA yang maju maka akan bersaing berat dengan Fachrori Umar, ini menjadi PR bersama adalah siapa sosok wakil gubernur dari HBA dan siapa Wakil Gubernur dari Fachrori Umar?

Jika HBA maju dan  salah pilih  wakilnya maka sulit rasanya bakal menang begitu sebaliknya, jika Fachrori Umar salah pilih  wakil  maka tidak bakal berhasil menjadi orang nomor satu di Provinsi Jambi ini.

Jika kita amati sosok rebutan Wakil Gubernur di Provinsi Jambi adalah istri mantan gubernur dua periode almarhum Zulkifli Nurdin.

Jika hitung -hitungan politik, Ratu Munawaroh  jika ikut mencalonkan diri sebagai  Wakil Gubernur maka  Ratu akan memilih salah satu calon gubernur antara HBA  atau FU.

Berdasarkan pengamatan, jika Ratu ikut maju sebagai calon wakil gubernur, maka Ratu akan memilih  Fachrori Umar ketimbang HBA.

Alternatif calon gubernur lain sepertinya  masih belum jelas jika Ratu memilih selain HBA atau FU , tapi jika Ratu maju sebagai calon gubernur maka akan berat menang.

 Isyu soal mundurnya Ratu sebagai anggota DPR -RI tapi harus di ingat  kekuatan alasan Ratu soal mundur dan berhenti jadi anggota DPR -RI  dengan alasan dampingi suaminya maka senjata itu terlalu ampuh untuk digunakan sehingga tidak melemahkan kekuatan Ratu untuk merubut suara.

Karena sosok pemilih wanita di Provinsi Jambi akan tertuju ke Ratu Munawaroh selain pemilih kaum milenial dan kaum tua .

Di sini Ratu Munawaroh menjadi penentu kemenangan di Pilgub Provinsi Jambi, sosok Ratu akan mewarnai kancah berpolitikan  pesta demokrasi di Provinsi Jambi.

Jika Ratu tidak maju maka tidak ada penentu kemenangkan di Pilgub 2021-2024 mendatang, dari pandangan politik, yang memiliki kharisma suara hanya dua sosok tokoh, dua tokoh tersebut adalah Zumi Zola dan Ratu Munawaroh ibu tiri Zola, sosok ini untuk sementara masih terbilang kuat biarpun salah satunya seperti Zumi  Zola sebagai narapidana namun masih diperhitungkan.

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.