News Breaking
Live
wb_hadi

Breaking News

2892 Sekolah, Pendidikan Kebencanaan Segera Diberlakukan

2892 Sekolah, Pendidikan Kebencanaan Segera Diberlakukan


JAKARTA  | Sebuah Harian Nasional beberapa hari belakangan ini, di halaman muka, kerap memberitakan ancaman bencana gempa dan tsunami dari patahan aktif di sejumlah wilayah di Indonesia, terutama di pulau Jawa dan sekitarnya berdasarkan hasil riset para peneliti gempa bumi yang juga sudah dipublikasi di berbagai jurnal ilmiah internasional.

“Memang, kita tak harus panik, namun juga tak boleh menafikan, apalagi mengabaikan risiko bencana. Jangan juga data-data para ahli ini dianggap menakut-nakuti dan mengancam investasi di daerah,” ujar Retno Listyarti, Komisioner KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia).

RIBUAN BANGUNAN SEKOLAH MASUK ZONA KERENTANAN TINGGI

Peta Sumber Gempa Nasional 2017 telah memetakan jalur patahan darat di Indonesia, walaupun sebagian besar belum dalam skala detail. Dari peta termutakhir ini diketahui sebanyak empat juta penduduk dan 2.892 bangunan sekolah berada dalam zona bahaya radius satu kilometer dari jalur sesar.

Menurut Peta (2017) tersebut, ditemukan fasilitas pendidikan di zona kerentanan tinggi sebanyak 2.892 bangunan sekolah, fasilitas kesehatan sebanyak 40 rumah sakit dan 126 puskesmas, dan jumlah penduduk mencapai 4.103.975jiwa. Sedangkan infrastruktur transportasi sebanyak 11 pelabuhan, 21 terminal, 2 stasiun, 237 ruas jalan provinsi sepanjang 652,3 km,  31 ruas jalur kereta api dengan panjang 83,3 km, 15 ruas jalan tol sepanjang 20,1 km.

REKOMENDASI

Berdasarkan data-data valid yang dikemukan dari hasil penelitian dan perhitungan para ahli gempa bumi, maka KPAI mendorong :

Pertama, Pemerintah pusat dan pemerintah daerah segera menggunakan data-data tersebut untuk :

1.Mengedukasi dan membangun kesadaran warga Negara akan ancaman bencana, karena  kesiap-siagaan menghadapi bencana akan meminimalkan korban jiwa dan kerugian harta benda.

2.Segera membuat papan petunjuk evakuasi dan titik kumpul di semua sekolah dan juga di lingkungan RT/RW, yang  berada di zona rentan bencana maupun tidak, dan  menggalakkan sosialisasi ke masyarakat maupun pihak sekolah untuk simulasi bencana secara rutin. Sehingga siswa dan masyarakat paham apa yang harus dilakukan disaat bencana terjadi.

3.Jangka panjang, pemerintah harus secara bertahap menyiapkan program relokasi sekolah yang berada persis di jalur patahan untuk dipindahkan ke jalur yang aman di sisi kiri atau kanan dari jalur patahan tersebut.

Kedua, Mengingat banyaknya bangunan sekolah yang berada pada zona kerentanan tinggi, maka KPAI mendorong :

1.Kemdikbud, Kemenag dan Dinas-dinas pendidikan  sesegera mungkin membuat program pelatihan bagi seluruh guru untuk memiliki kemampuan melakukan simulasi bencana di sekolah, mengingat bencana bisa datang saat anak-anak berada di sekolah.

2.Pemerintah Daerah dan Dinas-dinas terkait di daerah diwajibkan memastikan bahwa setiap sekolah memiliki jalur evakuasi dan titik kumpul. Sehingga, ketika bencana terjadi, masyarakat tidak kebingungan harus kemana.

3.Pemerintah Daerah dan Dinas-dinas terkait di daerah diwajibkan memastikan bahwa program simulasi secara berkala dilaksanakan oleh sekolah-sekolah di semua jenjang pendidikan, mulai dari PAUD sampai SMA/SMK. Pengawasan terhadap pelaksanaan simulasi menjadi penting untuk membentuk kesadaran dan kebiasaan.

4.Kemdikbud, Kemenag dan Kemenristekdikti untuk segera menyusun kurikulum pendidikan kebencanaan yang dimasukan dalam mata pelajaran terkait, sehingga tidak membebani peserta didik.

“Pengetahuan kebencanaan sangat penting diberikan, sehingga kita dapat memaksimalkan mitigasi bencana, dan menguatkan logika dan rasionalitas peserta didik bahwa bencana di negeri ini adalah keniscayaan yang harus diantisipasi dengan kesiapsiaagaan, bukan mengaitkan bencana dengan azab dan politik,” pungkas Retno.

Reporter: Suherman

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.