News Breaking
Live
wb_hadi

Breaking News

Perekam Video Dugaan Misionaris Di Periksa Polda NTB

Perekam Video Dugaan Misionaris Di Periksa Polda NTB

THE JAMBI TIMES - MATARAM -  - Setelah viralnya di video dugaan kristenisasi yang di unggah salah seorang warga yang juga sebagai mahasiswi salah satu fakultas di Mataram. Dalam video yang beredar terlihat dua orang perempuan menuntun anak-anak dan para ibu-ibu dengan adanya bahasa kasih sayang yang ingin selamat dari bencana Lombok, sambil percikkan air
Selain itu, ada dugaan pembagian buku kepada masyarakat korban gempa di wilayah Kayangan, berjudul bahtera oikoumene renungan harian April 2002 dan air hidup renungan harian Mei 2002.

Kepolisian Nusa Tenggara Barat langsung memeriksa penggugah video yang di ketahui bernama Dewi Handayani ke Polda NTB untuk di mintai keterangan sebagai saksi dalam dugaan kristenisasi terhadap korban gempa di Lombok Utara.

"Ia ini ada panggilan kedua kalinya terhadap Dewi, kemaren (30/8) di panggil sebagai saksi terhadap video dugaan misionaris yang di rekamnya. Sedangkan pemanggilan hari ini terkait video yang di ambil oleh one care terkait dugaan kristenisasi", ungkap Kurniawan, penasehat hukum Dewi.

Kurniawan pun menyayangkan pemanggilan terhadap Dewi terkait video yang di ambil dan di unggah oleh one care. Pasalnya video itu bukan di  ambil dan di publikasi oleh Dewi.

"Video yang di ambil oleh one care tidak ada kaitannya dengan Dewi, tapi di tanyakan juga ke Dewi. Dewi sudah menjawab kalau video itu dia tidak tau",ungkapnya.

Status Dewi yang tadinya sebagai saksi naik menjadi penyidikan.

"Ini statusnya sudah jadi penyidikan, jadi ada kemungkinan naik kalau sudah menjadi penyidikan",pungkasnya.

Sementara itu, Maharani Hasan, relawan yang membuka posko dapur umum di santong, kayangan, lombok utara ikut mendampingi Dewi Handayani saat di periksa di Reskrimsus Polda NTB berharap agar polisi menghentikan pemanggilan terhadap Dewi.

"Saya berdoa, semoga Polisi tidak lagi memanggil Dewi Handayani, saya secara pribadi gak tega lihatnya, wajahnya lelah dan juga terlihat beban moral krn harus berurusan dengab pihak polisi, tadipun diruang penyidikan sempat dewi berucap ke polwan yg melakukan pemeriksaan : saya takut!", ucapnya dengan nada tersendat.

Seperti di ketahui, Dewi Handayani, gadis kecil berusia 19 tahun mahasiswa Stikes Yarsi, warga lokal yg juga menjadi korban dari gempa lombok, rumahnya pun hancur, sisa hanya puing puing runtuhan yang kini sudah rata dengan tanah.

Bedanya dengan pengungsi lain, Dewi Handayani selain sebagai korban bencana, dia ikut terjun menjadi relawan di pengungsian sebagai team trauma healing. Saat dia sebagai relawan itulah, dia melihat adanya praktek kristenisasi, yg lalu dia videokan.

"Sudah sepantasnya kita mendampingi Dewi Handayani, yang dalam keterbatasannya sebagai korban, masih mau meluangkan waktunya untuk menolong para pengungsi lain, yg masih mau perduli pada nasib para pengungsi dari target kristenisasi. Saat ini, mari terus kita suport Dewi Handayani dengan doa, semoga Alalh senantiasa menjaganya, melindunginya. Sambil terus kita kawal kasusnya, sampai betul betul polisi hentikan penyelidikannya",tegasnya.

Maharani Hasan berharap, pihak Polda NTB bisa segera menyelidiki kasus -kasus kristenisasi di pengungsian, menindak tegas dengan semua bukti - bukti yangg ada, bukan hanya bukti video dewi handayani saja, tapi juga banyak bukti bukti lain yang di susun untuk di laporkan ke Polda NTB.
Di tempat terpisah, Bupati Lombok  Utara Nazmul Ahyar angkat bicara terkait kasus yang menjerat warganya.

Iapun mengingatkan polisi untuk menangani masalah ini dengan adil dan profesional.

"Sebagai kepala daerah saya berharap Polisi bisa menangani masalah ini dengan adil dan profesional, semata mata demi kepentingan penegakan hukum bukan atas dasar suka tidak suka atau meremehkan kelompok tertentu.   Mari kita doakan agar Dewi mendapatkan keadilan dalam menjalani proses ini", harapnya. (Red)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.