News Breaking
Live
wb_hadi

Breaking News

Ketua RT kota,Tunggu Siraman Timses

Ketua RT kota,Tunggu Siraman Timses

Pasca penetapan nomor urut pasangan calon walikota dan wakil walikota Jambi yang di gelar oleh KPU kota Jambi beberapa waktu lalu di hotel Shang Ratu.

Pasangan calon walikota dan wakil walikota ,Abdullah Sani - Kemas Alfarizi memperoleh nomor urut 1 sedangkan pasangan calon walikota dan wakil walikota,Syarif Fasha - Maulana mendapat nomor urut 2.

Berdasarkan penelusuran The Jambi Times di beberapa tempat,warga  di RT kota Jambi belum begitu bergejolak soal calon walikota Jambi,hal ini di karenakan karena ketua RT masih menunggu informasi dari tim sukses masing masing paslon.

Dari beberapa sumber  di lapangan,misalnya di kecamatan Telanaipura bahwa ketua RT di tanya oleh warga masalah keberpihakan paslon,ketua RT menjawab ,"Siapa yang duluan kasih uang",
Kasus ini di hampir 30 persen,ketua RT mengatakan hal yang sama.

Ada ketua RT di kecamatan Alam Barajo mengatakan,"Siapa tim sukses paslon yang memberikan bantuan kebutuhan warga RT seperti,kursi,tenda besi,dan lainya yang di butuhkan warga,"maka ketua RT siap untuk membantu memenangkan suara salah satu paslon.

Di kecamatan Jambi Selatan,Jambi Timur juga mengatakan hal yang sama seperti ketua RT laninya.
Padahal beberapa waktu yang lalu paslon walikota dan wakil walikota Jambi telah mendeklarasi anti politik uang.

Dari hasil penelusuran,terakhir,Kamis (15/02) gerakan yang mengarah ke politik uang baik itu yang di lakukan tim sukses ke warga ataupun ketua RT belum terlihat adanya gerakan yang mengarah penyuapan suara warga.

Mungkin ini karena waktu yang masih panjang untuk pencoblosan yaitu 27 Juni 2018 mendatang,jika hitungan hari berarti masih 143 hari lagi.

Inilah sebuah negara demokrasi,yang mana rakyat jadi rajanya tetapi semu dalam realitanya sehingga keputusan baik dan buruknya ada di rakyat.

Jika suara rakyat sudah di beli maka resiko fatalnya ke rakyat juga.

Kini rakyat tinggal memilih mana yang di inginkan?

Apakah uang sogokan atau figur pimpinan yang bisa membawa perubahan untuk kota Jambi lebih baik lagi atau hanya mendapatkan janji janji.Tapi itulah resikonya,mau tidak mau harus di terima.
Dari 30 persen di atas tadi,sisanya adalah tokoh politik partai yang mengusung paslon masing masing,keluarga,rekan - rekan dekat yang bisa di percaya,tentunya dari kelurga besar paslon.

Untuk rasa sintimen masih terlihat kecil, mungkin di bawah 5 persen.Sentimen negatif family political ini terjadi di paslon,tim sukses dan partai.

Jika politik uang akan terjadi maka ini akan menjadi insiden buruk bagi Badan pengawas pemilu (Banwaslu) juga KPU kota Jambi.

Sebaliknya jika komitmen politik uang tidak terjadi di pilkada kota Jambi maka akan memberikan efek positif bagi pendidikan berpolitik yang cerdas,dampaknya rakyat  akan lebih dewasa untuk menentukan figur pimpinan kota Jambi yang bersih.

Sekarang ini Ketua RT lagi menunggu mangsa,tidak peduli dampaknya.

Padahal 2018 ini honor ketus RT bakal di naikkan.Rupanya masih di anggap sepele,mungkin alasan dasarnya karena sudah terbiasa melakukan hal ini,yang penting dapat uang dan bisa berbagi ke warga biarpun kecil.

Tapi harus di ingat,warga dan ketua RT mana di kota Jambi ini  yang bisa di suap atau tidak,tim sukses dan paslonya tentu sudah lebih paham.

Jadilah ketua RT yang independen dan harus berani menolak politik uang.

Jika masih saja bermain politik uang berarti demokrasi belum bisa di wujudkan jika rakyatnya belum siap untuk MENOLAK,khususnya ketua RT di kota Jambi.

Di tulis oleh Zainul Abidin
Pimpinan redaksi The Jambi Times

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.