News Breaking
Live
wb_hadi

Breaking News

Bukti Sejarah Awal Pemerintahan Jambi Memprihatinkan

Bukti Sejarah Awal Pemerintahan Jambi Memprihatinkan

THE JAMBI TIMES - BATANG HARI - Pasar Tembesi, tempat penyerahan kedaulatan Belanda kepada Indonesia pada 1949 nan silam,  yang dihadiri Wakil Presiden RI pertama, Dr. Mohammad Hatta, sekarang kondisinya sangat memprihatinkan. Bangunan-bangunan yang menjadi saksi sejarah awal pemerintahaan Provinsi Jambi ini, sampai sekarang, tidak mendapat perhatian dari pemerintah sama sekali dan terkesan terjadinya pembiaran.

Salah seorang saksi sejarah yang masih hidup, Bachtiar, 96 tahun, yang juga merupakan mantan  Tentara Keamanan Rakyat (TKR), memaparkan kepada The Jambi Times, Minggu (04/02/2018)9 bahwasanya Pasar Tembesi adalah cikal bakal dari pemerintahan Provinsi Jambi.

" Di sinilah 1949 dulu Belanda menyerahkan kedaulatan kepada RI yang dihadiri oleh Dr. Mohammad Hatta. Beliau sempat bermalam bersama warga di pesanggrahan milik Belanda, yang sekarang menjadi SMP 1 Batang Hari" kata Bachtiar.

Dirinya menyebutkan di waktu penyerahan kedaulatan tersebut dari pihak tentara Indonesia diwakili oleh Kolonel Raden Mattaher, sekaligus mengambil alih benteng serta barak dari tentara Belanda.

" Bangunan yang merupakan kantor opas (polisi zaman Belanda-red) yang menjadi saksi penyerahan kedaulatan tersebut, sekarang sudah rusak dan dindingnya lapuk tanpa ada perbaikan. Keadaan benteng tersebutpun sama saja. Bagian atap benteng, sudah tak ada. Yang tinggal hanya tiang-tiang lapuk dan dinding yang berlumut" ujarnya liirih.

Pengamatan The Jambi Times, bangunan lain seperti kantor kewedanaan, yang sekarang menjadi kantor kelurahan, hanya tinggal rangka dan tiang-tiangnya saja tanpa ada renovasi. 

Bangunan bersejarah lainnya yang belum tersentuh tangan pemerintah, termasuk penjara belanda (vanish), kantor pesirah, kantor Bek We (PU), rumah demang, rumah asisten demang,  konteler, serta bioskop Mawar. 

Bachtiar menambahkan, setelah penyerahan kedaulatan tersebut, aktifitas pemerintahan pada waktu itu berjalan dengan baik. Namun karena banjir besar pada 1955, aktifitas pemerintahan dipindahakan ke pal 5,Kampung Baru..

" Termasuk kantor polisi dan kantor tentara" tambahnya.
Dirinya sangat mengharapkan agar pemerintah dalam hal ini Pemkab Batang Hari maupun Pemrov Jambi, mau memperhatikan aset sejarah awal pemerintahan Jambi ini.

" Kalau tidak ada perhatian pemerintah untuk merenovasi banguna-bangunan bersejara ini,  maka bukti sejarah ini akan hancur dimakan waktu. Bagaimana nanti akan dijelaskan kepada anak cucu kita tentang sejarah ini, kalau bukti-bukti otentikya hancur." katanya lirih.

Sementara itu, Kabag Aset Setda Batang Hari, Yennedi, ketika dikonfirmasi Senin (05/02/2018), mengatakan akan mengumpulkan instansi-instansi terkait sebelumnya , untuk dapat membicarakan permasalahan aset-aset di Pasar Tembesi serta jalan keluarnya.

" Tak lama lagi, saya akan berkoordinasi dulu dengan instansi terkait, terhadap permasalahan bangunan-bangunan bersejarah di Pasar Tembesi tersebut. Di samping itu, pihak kami juga akan memanggil tokoh-tokoh masyarakat di sana, untuk dapat saling bertukar pikiran demi tercapainya agenda penyelamatan Pasar Tembesi yang akan direnovasi menjadi cagar budaya sejarah" pungkas Yennedi. (Fri)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.