Kunjungi Lingga. Romi Hariyanto Gagas Persaudaraan Serumpun
THE JAMBI TIMES - MUARA SABAK - Memacu
percepatan pembangunan terkadang membutuhkan upaya ekstra. Terlebih
saat keuangan daerah dalam kondisi kurang stabil. Seperti Kabupaten
Tanjung Jabung Timur yang beberapa tahun belakangan defisit anggaran.
Upaya memacu percepatan pembangunan harus ditempuh dengan berbagai cara.
Sadar
bahwa pariwisata-yang di sejumlah daerah menjadi andalan-namun tidak
bagi Tanjabtim, Bupati Tanjabtim H Romi Hariyanto berupaya melakukan
langkah tak biasa. Romi menggagas Muhibah atau persaudaraan serumpun
dengan daerah tetangga. Terutama yang berbatasan langsung dengan
Tanjabtim. Kabupaten Lingga Provinsi Kepulauan Riau sasaran pertamanya.
Muhibah, menurutnya, adalah bentuk diplomasi budaya yang dimaksudkan
tidak hanya bagi pembangunan pariwisata, namun akan lebih luas mencakup
berbagai aspek kehidupan masyarakat kedua daerah.
Lingga dan Tanjabtim
adalah dua daerah serumpun yang selama ini pada praktiknya sudah hidup
berdampingan turun temurun. , dengan diplomasi budaya yang dibingkai
Muhibah, diharapkan makin memperkuat rasa persaudaraan.
Sehingga ada
kesepahaman bersama memadukan potensi kedua daerah untuk menghasilkan
produk - produk yang berdayaguna bagi masyarakat di daerah masing -
masing. "Kita mulai dari hal - hal sederhana, berkomitmen membangun
pariwisata bersama misalnya, baik wisata alam maupun wisata budaya dan
religi. Kita punya banyak kesamaan yang bisa didorong menjadi kekuatan
baru dalam kancah regional sumatera,"jelas Romi usai bertemu Bupati
Lingga H Alias Wello di Dabok Singkep, Rabu (17/5).
Romi
sengaja menemui Bupati Lingga untuk menyampaikan gagasannya tersebut.
Dia membawa sejumlah pejabat daerah dan Ketua DPRD Tanjabtim serta
sejumlah anggotanya. Diakui Romi, sambutan Wello sangat positif. Bahkan
muncul wacana untuk mewujudkan tekad bersama itu dalam bentuk
pengelolaan pulau Berhala. Pasalnya, Wello sendiri menyadari bahwa
masyarakat Tanjabtim adalah pengunjung terbesar pulau yang dulu pernah
disengketakan Jambi dan Kepri itu.
"Sebagai saudara, saya juga tadi
menyampaikan permohonan maaf sekaligus apresiasi atas sikap pemkab dan
masyarakat Lingga terhadap warga Tanjabtim yang kerap beraktivitas di
Pulau Berhala,"imbuh Romi.
Selain
itu, Romi juga menawarkan space khusus bagi tim kesenian Lingga untuk
tampil di event MTQ tingkat Provinsi Jambi yang akan dihelat Agustus
nanti dan saat ulang tahun Kabupaten Tanjabtim Oktober mendatang. Banyak
hal, lanjut Romi, dapat dilakukan bersama kedua pemkab merajut kembali
rumpun budaya. Jika hal itu bisa dilaksanakan secara efektif, Romi
berkeyakinan mampu menjadi kekuatan baru tidak hanya dikancah Sumatera
namun juga ke negeri jiran seperti Malaysia dan Singapura. "Harus
dirumuskan bersama, peran adat, para seniman daerah maupun tokoh - tokoh
budaya sangat dinantikan,"ujarnya.
Secara
kongkrit Romi menjelaskan dia dan Wello segera meminta OPD (Organsisasi
Perangkat Daerah) terkait untuk merumuskan langkah - langkah teknis
yang dapat mendukung gagasan itu.
Terpisah,
pemerhati kebudayaan masyarakat pesisir, KH As'ad Arsyad mengaku
sangat bangga dengan gagasan bupati Romi menghidupkan kembali titian
muhibah.
Dijelaskannya, selama ini kehidupan masyarakat Tanjabtim dan
Lingga boleh dikatakan satu bingkai. Kegiatan sehari - hari nelayan
kedua daerah nyaris selalu berdampingan. Begitu juga alur perdagangan.
Para pedagang Tanjabtim yang berhubungan dengan Batam dan Singapura atau
Malaysia sebagian besarnya menjadikan Lingga sebagai persinggahan
utama. Bagitu pula sejarah leluhur kedua daerah, ditemukan simpul yang
tegas hubungan Lingga, Jambi dan Sriwijaya.
"Gagasan bupati Romi ini
sungguh langkah brilian yang saya yakini akan mencairkan banyak kebekuan
yang selama ini menghambat kemajuan kedua daerah,"kata Ketua MUI
Tanjabtim yang juga ketua Kerukunan Keuarga Sulawesi Selatan (KKSS) itu.
Dia juga menambahkan bahwa diplomasi budaya semestinya dilakukan jauh
sebelum sejumlah persoalan terjadi.(sin)