64 Anak di Jambi Gizi Buruk, Dua Meninggal
THE JAMBI TIMES - JAMBI - Pemerintah kota dan kabupaten di Provinsi Jambi belum melakukan upaya
maksimal menanggulangi masalah gizi buruk, sehingga kasus ini di daerah
itu masih cukup tinggi. Berdasarkan hasil pemantauan Dinas Kesehatan
Provinsi Jambi di dua kota dan sembilan kabupaten, ditemukan 64 orang
anak didera gizi buruk.
Dua orang anak yang didera atau
mengalami gizi buruk tersebut meninggal dunia dan satu anak lainnya
hingga Sabtu (22/10) masih dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Raden Mattaher Jambi.
“Jumlah anak yang mengalami gizi buruk
paling banyak di Jambi terdapat di Kabupaten Sarolangun, yakni 15 orang
dan di Tebo 14 orang. Sedangkan anak penderita gizi buruk di Kota Jambi
lima orang dan di kabupaten lain antara satu sampai empat orang," kata
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, Andi Pada kepada wartawan di
Jambi, Jumat (21/10) terkait penanganan kasus gizi buruk di daerah itu.
"Dua anak penderita gizi buruk yang
meninggal tahun ini terdapat di Kabupaten Merangin satu orang dan Kota
Jambi satu orang,” dia menambahkan.
Menurut Andi Pada, berdasarkan hasil
pantauan tim Dinas Kesehatan Provinsi Jambi di setiap kota dan
kabupaten, kasus gizi buruk di daerah itu sebagian besar terdapat di
pedesaan terpencil dan dari keluarga miskin.
Tingginya kasus gizi buruk di daerah
pelosok dan di tengah keluarga miskin tersebut akibat terbatasnya
kemampuan dan kurangnya kesadaran orangtua membawa anak-anak mereka
memeriksakan kondisi anak mereka ke puskesmas atau posyandu.
Selain itu, lanjut Andi Pada, pelayanan
kesehatan puskesmas dan posyandu di daerah-daerah terpencil belum
menjangkau seluruh keluarga miskin. Kondisi demikian menyebabkan para
orangtua dari keluarga miskin cenderung membiarkan anak-anak mereka
mengalami gizi buruk, sehingga akhirnya ada yang sampai meninggal dunia.
Dijelaskan, untuk mengurangi kasus gizi
buruk di daerah itu, jajaran dinas kesehatan kota, kabupaten dan
provinsi di Jambi kini mengintensifkan program pemberian makanan
tambahan kepada anak-anak, termasuk di daerah terpencil. Selain itu
sosialisasi mengenai pemberian makanan pendamping (MP) dan air susu ibu
(ASI) kepada anak-anak di daerah itu juga ditingkatkan.
“Untuk pemberian makanan pendamping
kepada anak-anak, bayi lima tahun dan ibu-ibu hamil. Saat ini sudah ada
bantuan biskuit 116 ton dari Kementerian Kesehatan. Sebanyak 57 ton
biskuit tersebut untuk bayi lima tahun dan anak-anak dan 59 ton untuk
ibu-ibu hamil,” katanya.
Menurut Andi Pada, kendati angka kasus
gizi buruk di Jambi masih tinggi, namun berkurang dibandingkan
tahun-tahun sebelumnya. Kasus gizi buruk di Provinsi Jambi yang mencapai
103 kasus tahun 2013, turun menjadi 101 kasus tahun 2014. Kemudian
kasus gizi buruk di daerah itu tahun 2015 turun menjadi 90 kasus. Kasus
meninggal akibat gizi buruk di Jambi tahun 2015 sebanyak empat orang dan
tahun ini dua orang.
“Kami terus berupaya melakukan berbagai
upaya penanggulangan masalah gizi buruk ini agar Jambi bisa bebas gizi
buruk dua tiga tahun mendatang. Upaya yang kami prioritaskan
menanggulangi gizi buruk tidak hanya memberikan makanan tambahan dan
pemberian ASI kepada bayi lima tahun, tetapi juga meningkatkan kesadaran
ibu-ibu memberikan makanan bergizi kepada bayi lima tahun dan
memeriksakan anak mereka ke pos pelayanan kesehatan,” katanya.
Sementara itu Kepala Perwakilan
Ombudsman Provinsi Jambi, Taufik Yasak mengatakan, masih tingginya kasus
gizi buruk di Jambi banyak dipengaruhi rendahnya kesadaran ibu-ibu
hamil dan menyusui mengkonsumsi makanan bergizi.
Kemudian keluarga miskin di daerah itu
juga masih banyak yang enggan memeriksakan kesehatan anak mereka secara
rutin ke posyandu dan puskesmas. Kondisi seperti itu, khususnya banyak
terjadi dari keluarga miskin dan daerah pinggiran.
“Untuk meningkatkan kesadaran keluarga
mengatasi gizi buruk ini, perlu dilakukan penyuluhan atau sosialisasi
mengenai pencegahan dan penanggulangan gizi buruk hingga ke desa-desa
terpencil. Selain itu perlu juga diperluas jangkauan pelayanan posyandu
dan puskesmas hingga ke desa-desa terpencil,” katanya. (SP)