News Breaking
Live
wb_hadi

Breaking News

Sebelum Musik Rock Kembali Terdengar Nyaring di Kuba

Sebelum Musik Rock Kembali Terdengar Nyaring di Kuba

 
(Rolling Stones saat tiba di Kuba pada Kamis (24/3). (REUTERS/Ivan Alvarado)
Jakarta - Ketika band rock bentukan Carlos Camero, Los Kent, membunyikan alat musiknya untuk membawakan lagu Rolling Stones di Kuba pada 1960, sejumlah tentara bersenjata api datang dan membubarkan konser tribute itu.

Saat ini, Camero bersama 400 ribuan penduduk Kuba, sedang bersiap untuk menyaksikan penampilan Rolling Stones di Havana.


Penampilan Mick Jagger, Keith Richards, Charlie Watts dan Ronnie Wood di Havana pada Jumat (25/3) merupakan yang perdana, setelah Kuba menjalin hubungan kembali dengan Barat.

Sebelum Rolling Stones, DJ Diplo dan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama, lebih dulu menyambangi pulau yang eksotis ini.

Dikabarkan oleh Reuters, Rolling Stones tiba di Kuba pada Kamis (24/3).

"Waktu telah mengubah segalanya," kata Jagger ketika tiba di Bandara Havana, mengenai pencabutan larangan musik Barat di Kuba.

Meski konser tribute yang diadakan Los Kent gagal digelar, namun Camero dan kawan-kawan masih dibilang beruntung.

Mereka tidak seperti pecinta musik rock and roll lainnya dikirim ke kamp pekerja pemerintah Kuba dengan tuduhan pengaburan ideologi.

"Pemerintah menganggap musik adalah musuh," kata Camero, sambil menunjukkan foto Los Kent yang diambil pada 1963.

Walau kaum hippies dan penggemar rock juga mendapat tekanan di Eropa dan AS pada 1960, namun di Kuba nasib mereka lebih menderita.

Pemerintah Kuba melarang penduduknya mendengarkan lagu-lagu milik Rolling Stones, The Beatles hingga Elvis Preasley.

Televisi dan radio pun tidak berani menyiarkan lagu-lagu yang populer pada zamannya itu.

Peristiwa ini bermula sejak Fidel Castro terpilih menjadi pemimpin pada 1959.

Musik rock pun dipaksa melempem di sana.

Tidak hanya Rolling Stones, Los Kent juga akan kembali tampil di panggung musik Kuba.

Mereka dijadwalkan tampil pada Kamis (24/3) di Havana Melia Hotel, tempat di mana personel Rolling Stones menginap.

Selama dilarang, Camero, yang kini telah berusia 66 tahun, mendengarkan musik dari siaran radio Florida secara diam-diam.

Ia pun beberapa kali mendapat piringan hitam yang diselundupkan oleh anak-anak duta besar, pelaut dan turis di Kuba.

Pelarangan tidak membuat Camero berhenti memberontak. Ia dikeluarkan dari sekolahnya karena menolak memotong rambut gondrongnya.

Padahal, ia memanjangkan rambutnya dengan maksud agar mirip dengan Che Guevara dan Camilo Cienfuegos.

Saudara laki-lakinya bahkan dikirim ke luar Kuba, karena menolak melepaskan celana ketatnya dan melupakan musik yang digemarinya.

"Itu seperti hukuman moral. Kita dipaksa untuk tidak menyukai apa yang kita suka, hanya karena orang lain tidak menyukainya," kata Camero.

Kamp pekerja tidak hanya berisi penduduk yang mencintai musik.

Sejumlah musisi juga pernah mencicipinya, seperti komposer Pablo Milanes dan Cardinal Jaime Ortega.

Melihat kenyataan tersebut, banyak musisi yang akhirnya angkat kaki dari Kuba untuk selamanya.

Fidel Castro kemudian menyatakan penyesalannya atas pelarangan musik di Kuba.

Ia lalu hadir dalam peresmian patung mendiang John Lennon, salah satu personel The Beatles, yang berdiri kokoh di Havana.

Patung tersebut didirikan sebagai pengingat kematiannya yang ke-20 tahun pada 8 Desember 2000.

Camero, yang mengaku sempat berbicara dengan Castro, berkata kalau sang pemimpin hanya berusaha untuk membentengi penduduknya dari pengaruh Barat.

Castro melakukan hal tersebut karena ia juga mengalami tekanan pada 1960.

"Di balik semua itu, saya tidak ingin anak muda Kuba merasakan penderitaan yang sama dengan saya," kata Camero.

"Ini adalah hal yang kami cintai dan kami tidak akan pernah berhenti untuk mencintainya," lanjutnya(ard/ard/cnni)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.