News Breaking
Live
wb_hadi

Breaking News

Provinsi Jambi Menuju Mandiri Pangan

Provinsi Jambi Menuju Mandiri Pangan

 
The Jambi Times - Muara Sabak - Provinsi Jambi kini berupaya menjadi daerah mandiri pangan. Lahan pertanian dan budidaya ikan ternak sangat luas di Provinsi Jambi dan mampu menjadi sentra produksi pangan tersebut. Provinsi Jambi berupaya menjaga ketahanan dan kedaulatan pangan serta meningkatkan hasil produksi tanaman pangan dengan tujuannya agar masyarakat Provinsi Jambi bisa mencapai swasembada pangan.
Hal itu dikemukakan Gubernur Jambi H.Zumi Zola, S.TP,MA disela-sela Panen Perdana Budidaya Ikan Nila Merah dan Panen Padi Beras Merah Organik di Desa Simbur Naik, Kecamatan Muara Sabak Timur, Kabupaten Tankung Jabung Timur, Rabu (16/3/2016).
Kata Zumi Zola, Provinsi Jambi berupaya menjadi mandiri pangan. Kapolda Jambi, Brigjen Pol.Musyafak dan Danrem 042/Garuda Putih, Kol. Inf.Makmur turut serta dalam panen perdana ikan nila merah budidaya tersebut, sedangkan dalam panen padi beras merah, Danrem 042/Garuda Putih mendampingi Gubernur Jambi dan Bupati Tanjung Jabung Timur.
Zola mengatakan bahwa program pengambangan pertanian padi dan perikanan tersebut sejalan dengan program strategis Pemerintah Provinsi Jambi dibawah kepemimpinannya yaitu ketahanan dan kedaulatan pangan, bagaimana untuk meningkatkan hasil produksi tanaman pangan, dan tujuannya agar masyarakat Provinsi Jambi bisa mencapai swasembada pangan.
Disebutkan, bahwa saat ini masih banyak komoditi pangan Provinsi Jambi berasal dari provinsi lain. “Apakah Provinsi Jambi bisa (swasembada dan mandiri pangan)? Sebetulnya bisa, tinggal komitmen terhadap program dan pelaksanaannya, dari pemerintah, penyuluh, masyarakat, dan semuanya instansi terkait,” tegas Zola.
Untuk mendukung kemandirian pangan tersebut, Zola mengatakan, dirinya sudah sharing (membagikan) permasalahan alih fungsi lahan tanaman pangan kepada Forkopimda Provinsi Jambi dan bupati/walikota se Provinsi Jambi serta meminta agar seluruh bupati/walikota menjaga eksistensi lahan pangan itu dengan regulasi berupa Peraturan Daerah (Perda), agar pengelolaan lahan pangan bisa fokus, serta untuk memonitor lahan pangan.
“Dengan adanya Perda, kita akan fokus, di kabupaten ini dimana untuk pangannya, ada pemetaannya. Jadi kalau tidak fokus dan tidak ada konsepnya, itu tidak bisa dimonitor, pemberiannya berapa, targetnya apa kedepannya, Provinsi Jambi komoditas beraasnya berapa, nanti bisa kita lihat. Jadi, harus ada Perda sebagai payung hukumnya. Itu sangat membantu. Dan, saya masih menunggu, setidaknya sebelum ada Perda, potensi pangannya dulu dan dimana lokasinya. Saya menunggu itu,” jelas Zola.
“Tadi sudah kita bicarakan, ada Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Tapi yang paling penting, kita bisa mandiri pangan dulu. “Insyaallah, saya optimis bisa. Kita harus memetakan potensi dari setiap kabupaten/kota, contohnya di kabupaten Tanjung Jabung Timur potensial untuk padi, bawang, jagung, kedelai. Kita menunggu apa potensi pangan dari setiap kabupaten/kota se Provinsi Jambi. Dari Kementerian Pertanian pun sudah komit juga. Kita dari daerah maunya apa, nanti akan saya sampaikan ke Pak Menteri,” lanjut Zola.
Zola menambahkan, negara-negara di ASEAN juga terus berusaha memperkuat ketahanan pangan, termasuk pengalihan lahan non pangan menjadi lahan pangan.
“Alhamdulillah, saya ucapkanterimakasih kepada masyarakat, penyuluh, dan Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur, dengan program-program pertanian dan perikanan yang pada intinya bagaimana memperkuat pangan kita. Pemprov (Jambi) juga memberikan bantuan 60 ribu ekor benih ikan nila dan pakan ikan juga. Saya sudah menerima aspirasi dari masyarakat kelompok budidaya ikan bahwa mereka butuh alat untuk membuat pakan ikan, isyaallah kami akan perjuangkan dan berikan. Kemudian menerima masukan dari masyarakat tentang pertanian. Semangat masyarakat ini harus kita dukung,” tutur Zola.
Zola mengapresiasi keberhasilan budidaya ikan dan pertanian padi beras merah di Tanjung Jabung Timur. Zola menyatakan bahwa butuh upaya dan semangat lebih utuk melaksanakan program pertanian di Kabupaten tanjung Jabung Timur dengan kondisi lahan yang banyak rawa dan tanah gambut.
Zola mengatakan, beras merah Tanjung Jabung Timur sudah masuk ke Kota Jambi dan nilai jualnya lebih tinggi daripada beras biasa.
Bupati Tanjabtim, Ambo Tang menjelaskan, untuk panen padi beras merah organik Kelompok Tani Dharma Bhanti seluas 25 Ha, bersamaan dengan panen benih padi kegiatan 1.000 Desa Mandiri Benih seluas 10 Ha pada Kelompok Tani Maminase, Desa Simbur Naik. 
Pengembangan padi beras merah organik diawali pada tahun 2014 dengan luas 10 Ha, yang saat ini dikembangkan menjadi 25 Ha, dimana dalam budidaya padi organik, tidak dibenarkan penggunaan bahan-bahan kimia, mulai dari pengolahan lahan, persemaian, penanaman dan upaya mengatasi serangan hama, wajib menggunakan bahan organik. 
Selain itu, tahun 2016, melalui kerjasama Dinas Pertanian dan Lysos (lembaga yang berkompeten mengesahkan status lahan organik), telah mengeluarkan Sertifikat Organik kepada Kelompok Tani Dharma Bhakti.
“Dari beberapa kali panen, produktivitas yang dihasilkan mencapai 38,9 Kwintal/Ha, dan diharapkan pada panen kali ini mampu menghasilkan 97,37 ton gabah kering giling Padi Meraah Organik. Target produksi padi kabupaten yang diharapkan terpenuhi pada tahun 2016 mencapai 86.617 ton gabah kering giling melalui luas panen 20.524 Ha dengan produktivitas 42,20 Kwintal/Ha,”jelas Ambo Tang.
“Untuk mendukung mencapaian target tersebut, pemerintah akan memberikan bantuan kepada kelompok tani pada tahun 2016, berupa 18 unit alat mesin tanam, 10 unit alat mesin panen padi, 9 unit traktor tangan, dan 3 unit alat angkut roda 3 yang bersumber dari APBN, 88 unit traktor tangan melalui APBD Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Selain itu, juga diberikan bantuan berupa 577 unit alat tangkap ikan kepada kelompok nelayan, serta bantuan pakan sebanyak 674 Kg. (Tim-JT/Lee JPO)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.