Penanaman Ditunda, Bibit Terancam Kedaluwarsa
The Jambi Times - Muara Sabak - -Kemarau panjang yang melanda
Provinsi Jambi, khususnya di Kabupaten Tanjung Jabung Timur menyebabkan tanaman
padi di tiga Kecamatan di Tanjabtim terancam akan mengalami gagal panen (Puso).
Kepala Ketahanan Pangan Tanjabtim, Husni Rahman mengungkapkan untuk beberapa
wilayah yang akan mengalami Puso seperti Kelurahan Simpang Datuk Kecamatan
Nipah Panjang dengan luas areal tanaman padi 200 hektar dan Desa Marga Mulya
Kecamatan Rantau Rasau 50 hektar lebih. Belum lagi optimasi lahan di Kecamatan
Sadu seluas 7 hektar. “Termasuk di Rantau Rasau Desa yang dalam waktu dekat
akan mengalami Puso,” jelasnya.
Selain terancam
mengalami gagal panen, banyak petani yang terpaksa harus menunda penanaman
karena khawatir musim kemarau terus berkepanjangan. Ambo Emme, salah seorang
petani di Kecamatan Muarasabak Timur mengungkapkan sejatinya pada tahun ini ia
akan melakukan penanaman padi diatas lahan seluas 75 hektar, kemudian akan
menanam jenis sayur-mayur diatas lahan seluas 10 hektar, namun karena hujan tak
kunjung turun, ia terpaksa harus mengurungkan niatnya alias menunda penanaman.
“Mau
gimana lagi, daripada nanti kita tanam kemudian kering kan jadi pekerjaan yang
sia-sia, jalan tengahnya sekarang ya itu melakukan penundaan tanam,” ujarnya,
kemarin (29/7).
Ambo Emme mengaku,
akibat kemarau ekstrem saat ini dia hanya berani menanam jagung, sebab kata dia,
tanaman jenis jagung tidak membutuhkan air sebanyak tanaman lainnya.
Penanaman
jagung itupun kata dia tidak dalam jumlah yang banyak. “Kita berharap dan
memohon doa kepada Allah, mudah-mudahan dalam waktu yang tidak lama kemarau
akan segera berakhir dan bisa hujan,” harapnya.
Ia khawatir, jika dalam
tiga bulan kedepan hujan belum turun, bibit yang saat ini ia siapkan untuk
ditanam akan mengalami kedaluwarsa. “Mudah-mudahan hujan segera turun,”
pungkasnya.
Hal senada juga
diungkapkan salah seorang petani di Kecamatan Nipah Panjang, Warsito. Dia
mengaku, dampak kemarau panjang yang melanda Kabupaten Tanjabtim saat ini
sangat berpengaruhi perekonomian masyarakat, karena sejumlah saluran irigasi
menjadi kering dan aktivitas pertanian menjadi tertunda. “Akibatnya jumlah
produksi bisa menurun, yang secara otomatis pula berpengaruh terhadap
pendapatan petani,” jelasnya.(51N)