Pertumbuhan Utang Luar Negeri Sektor Swasta Melambat
The Jambi Times - Jambi - Pertumbuhan Utang Luar Negeri (ULN) sektor swasta pada Januari 2015 melambat dibandingkan bulan sebelumnya.
Pada Desember 2014, ULN sektor swasta tumbuh sebesar 14,2% (yoy),
sementara pertumbuhan
Januari 2015 sebesar 13,6% (yoy). Dengan pertumbuhan tersebut, posisi
ULN sektor swasta pada akhir Januari 2015 mencapai USD162,9 miliar
(54,6% dari total ULN). Sementara itu, posisi ULN sektor publik tercatat
sebesar USD135,7 miliar (45,4% dari total ULN).
Posisi ULN sektor publik tersebut tumbuh 6,1% (yoy), lebih tinggi
dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 5,0% (yoy),
terutama dipengaruhi oleh penerbitan Global Bond Pemerintah sebesar
USD4,0 miliar. Secara keseluruhan, posisi ULN Indonesia
pada akhir Januari 2015 mencapai USD298,6 miliar, atau tumbuh 10,1%
(yoy).
Berdasarkan jangka waktu asal, posisi ULN Indonesia didominasi oleh ULN berjangka panjang (84,7% dari total ULN).
ULN berjangka panjang pada Januari 2015 tumbuh 12,0% (yoy), lebih
tinggi dari
pertumbuhan bulan Desember 2014 yang sebesar 11,3% (yoy). Sementara
itu, ULN berjangka pendek tumbuh 0,4% (yoy), melambat dibandingkan
pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 3,2% (yoy). Pada akhir Januari
2015, ULN berjangka panjang sektor publik mencapai
USD131,6 miliar atau 97,0% dari total ULN sektor publik dan ULN
berjangka panjang sektor swasta tercatat sebesar USD121,5 miliar atau
74,6% dari total ULN swasta. Sementara itu, posisi ULN berjangka pendek
mencapai USD45,5 miliar (15,3% dari total ULN).
ULN swasta pada akhir Januari 2015
terutama terkonsentrasi di sektor keuangan, industri pengolahan,
pertambangan, serta listrik, gas & air bersih.
Posisi ULN keempat sektor tersebut masing-masing
sebesar USD47,2 miliar (28,9% dari total ULN swasta), USD32,2 miliar
(19,8% dari total ULN swasta), USD26,4 miliar (16,2% dari total ULN
swasta), dan USD19,2 miliar (11,8% dari total ULN swasta). Pada Januari
2015, pertumbuhan ULN sektor keuangan, sektor industri
pengolahan, dan sektor pertambangan masing-masing sebesar 24,9% (yoy),
8,5% (yoy), dan 0,2% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan
Desember 2014 masing-masing sebesar 26,9% (yoy), 10,0% (yoy), dan 0,3%
(yoy). Di sisi lain, pertumbuhan ULN sektor
listrik, gas & air bersih tercatat sebesar 12,2% (yoy), lebih
tinggi dibandingkan pertumbuhan Desember 2014 sebesar 8,9% (yoy).
Bank Indonesia memandang perkembangan ULN masih cukup sehat, namun perlu terus diwaspadai risikonya terhadap perekonomian.
Ke depan, Bank Indonesia akan tetap memantau perkembangan ULN,
khususnya
ULN sektor swasta. Hal ini dimaksudkan agar ULN dapat berperan secara
optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko
yang dapat memengaruhi stabilitas makroekonomi.