News Breaking
Live
wb_hadi

Breaking News

Kuntoro: Banyak yang Ingin Korupsi di ESDM

Kuntoro: Banyak yang Ingin Korupsi di ESDM


The Jambi Times - Jakarta - Carut-marutnya tata kelola energi nasional pemerintahan sebelumnya menyisakan banyak pekerjaan rumah bagi Presiden Joko Widodo. Di tengah meningkatnya angka kebutuhan, tentu saja pemerintah harus bergerak cepat dan strategis demi menyelesaikan segala problematika.

Saat ini Indonesia sedang menghadapi sejumlah ancaman, meliputi: menipisnya cadangan minyak dan gas bumi (migas); pasokan tenaga listrik yang tak sebanding dengan pertumbuhan elektrisifikasi; hingga pemanfaatan sumber daya mineral dan batubara (minerba) yang dinilai belum memenuhi target yang telah ditetapkan.

Lalu, bagaimana seharusnya Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menghadapi ancaman-ancaman yang ada? Belum lagi adanya problematika mafia migas yang tengah hangat dibicarakan?
Berikut petikan wawancara wartawan CNN Indonesia, Diemas Kresna, dengan mantan Kepala Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) Kuntoro Mangkusubroto, Rabu (26/11). Sosok ini pernah menjabat menjadi Menteri ESDM selama dua periode. Dia mengupas sekelumit masalah sektor ESDM berikut rapor merah dan pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan Menteri Sudirman.

Dua minggu lalu Anda sempat mengunjungi Pak Sudirman. Selain ucapan terima kasih, apa ada pesan?

Pak Sudirman itu sahabat lama karena sempat menjadi deputi saya di BRR (Badan Rekonsiliasi dan Rekonstruksi) Aceh. Lalu kemudian dia bergabung di Pertamina dan karirnya terus melesat positif. Tentu sebagai senior yang bangga, saya datang ke beliau dan mengucapkan selamat.

Tapi saya juga ungkapkan bahwa energi itu merupakan sektor yang harus segera dilakukan pembenahan, saya pikir mendesak dan strategis. Soalnya indikator-indikator besar menunjukan, apa yang ingin capai lima tahun lalu itu tidak tercapai. Ini terlihat dari buruknya serapan anggaran sektoral dari anggaran yang sudah direncanakan.

Saya juga ingin sampaikan bahwa lima tahun lalu angka lifting migas kita itu 960 ribu barel per hari. Kita set bahwa lima tahun kemudian mau coba produksi 1,1 juta. Tapi bukannya naik malah terus turun. Bahkan tahun ini saya perkiraan produksinya di bawah 800 ribu bph.

It's big alarm signal untuk ekonomi kita karena APBN Indonesia masih ditopang oleh lifting minyak. Ini menjadi indikator banyak hal yang harus diperbaiki di ESDM.

Apa saja hal utama yang harus dibenahi di sektor ESDM?

Pertama, saya kira birokrasi yang berjalan lamban. Kedua, adanya vested interest pejabat-pejabat kita di sektor yang diembannya. Ketiga, sektor ini membutuhkan analisa yang tajam dengan prospek yang panjang kedepan.

Subsektor mana yang memiliki rapor merah dan harus menjadi prioritas pembenahan di sektor APBN?

Semua kritis dan merah. Sektor migas, khususnya angka lifting migas terus menurun yang menyebabkan potensi pendapatan negara kita terus merosot. Walau minyak punya dampak langsung ke APBN tapi bukan berarti cuma masalah ini saja yang harus diprioritaskan.

Kita harus tahu kalau sektor kelistrikan juga sangat kritis. 2016 itu listrik Pulau Jawa Brown Out. Medan juga listriknya juga sudah giliran.

Sementara pertambangan sama saja. Renegoisasi kontrak juga tidak berjalan optimal. Jadi semuanya kritis termasuk pemanfaatan energi baru dan terbarukan.

Belum genap sebulan Pak Sudirman mulai menunjukan perubahan yang masif dengan mengganti Dirjen Migas, SKK Migas hingga meneken perpanjangan empat kontrak blok migas. Penilaian Anda?

Sektor-sektor ini membutuhkan time leg yang panjang. Jika kita putuskan hari ini, manfaatnya baru akan terasa 10 tahun mendatang. Ambil contoh eksplorasi blok migas yang membutuhkan waktu 8 sampai 10 tahun untuk bisa mulai berproduksi.

Begitu juga dengan listrik. Kalau listrik diteken sekarang, empat tahun kemudian baru beroperasi. Jadi harus cepat.
 
Ada siasat untuk menyelesaikan masalah time leg tersebut?

Tidak ada selain menyelesaikan masalah-masalah yang ada. Kalau birokrasinya tidak beres, ya diganti orangnya. Kalau aturannya tidak bagus, ya diubah aturannya. Sederhana dan tidak butuh UKP4 sebenarnya.

Kita butuh kecepatan untuk segera mengambil keputusan. Tidak bisa menunggu seminggu lagi. Tapi kita juga harus mengetahui secara tepat dan detil persoalannya. Kalau tidak tahu, bagaimana mau menyelesaikan masalah.

Memang apa yang menjadi akar masalah di sektor ESDM selama ini?

Keruwetan cara berpikir karena banyaknya vested interest. Gamblangnya, keruwetan berpikir karena banyak pihak selalu ingin melakukan korup disini. Catat itu! Vested interest itu bisa dimulai dari sogokan, menggunakan jabatannya untuk kepentingan pribadi, hingga ingin memiliki blok migas kemudian.

Apakah adanya kerjasama jual beli minyak langsung dari Sonangol yang belum lama ini diteken pemerintah bisa dikatakan sebagai bentuk vested interest? Pasalnya, kuat dugaan kerjasama tersebut melibatkan politikus di belakang Jokowi?

Saya tidak punya data yang lengkap mengenai hal ini sehingga tidak bisa banyak bicara. Tapi saya terkejut karena kita tidak tahu sejak kapan bahasan ini dibicarakan dan dianalisa hingga akhir deal. Saya lebih terkejut lagi kalau ternyata Menteri ESDM tidak mengetahui mengenai kerjasama ini karena tidak dibicarakan sebelumnya.

Ini tidak masuk akal saya. Sudirman berhak marah kalau ada kesepakatan atas sektornya tetapi dia tidak diajak untuk membahasnya!

Anda sempat mencetuskan Skenario Bandung yang dinilai menjadi gambaran kondisi sektor energi nasional beberapa tahun mendatang yang dinilai brilian. Sempat membicarakan konsep tersebut dengan Presiden Jokowi?

Belum tapi dengan tim transisisi sudah. Saya tidak tahu apakah pemikiran 29 orang tersebut ditelan dengan baik oleh Tim Transisi hingga bisa tersampaikan dengan bagus ke Presiden.

Bukannya Anda sempat bertemu Presiden untuk membicarakan pencalonan Anda sebagai Menteri ESDM sebelum Presiden memilih Sudirman Said?

Tidak ada dan saya tidak akan pernah meminta jabatan apapun ke Pak Jokowi. Saya mengabdi untuk negara bukan karena kepentingan pribadi atau membela kepentingan asing seperti yang ditudingkan ke saya selama ini. Bahkan, saya selalu ketawa saja jika anak saya mengatakan nama papa lagi ramai lagi tuh dituduh neolib dan lain.

Harus kamu ingat, saya itu anggota Wanadri. Apapun yang diminta dan diperintahkan oleh Presiden untuk kebaikan bangsa saya akan selalu menjawab siap. Tentu saja dengan integritas yang akan saya junjung tinggi sebagai landasan.

Apa pesan untuk Menteri Sudirman?

Saya kenal beliau lama, begitu pun dengan integritas serta gaya kerjanya. Saya percaya Sudirman tapi dia butuh bantuan banyak pihak untuk menyelesaikan semua masalah ESDM. Saya sudah ngobrol langsung jadi rasanya tidak perlu diomongin lagi.

Yang pasti, media harus mengawal Pak Sudirman. Kalau bagus didukung, kalau tidak tolong diingatkan. Dia orang yang tidak sulit menerima masukan. Jadi kalian harus mendukung orang baik, sama seperti Pak Faisal (Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas) dan Amien (Kepala SKK Migas). (ded/ded/cnni/foto:ist)

<div style="background-color: #e8e8e8;"> <a href="http://www.adamazer.com/" title="">amazon banners</a></div>





Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.