China Larang Muslim Xinjiang Beribadah
The Jambi Times - Campur tangan Pemerintah China terhadap kebebasan beragama di Xinjiang nampaknya sudah sampai taraf ekstrem.
Pejabat pendidikan di provinsi yang didominasi kaum muslim tersebut
mengumumkan rencana mereka untuk menjauhkan agama dari sekolah. Mereka
berdalih hal itu untuk memerangi terorisme di wilayah tersebut.
"Sebagai kepala lembaga pendidikan, seorang kepala sekolah
bertanggung jawab untuk melindungi siswanya dari pengaruh agama,
khususnya dari pemikiran-pemikiran yang radikal," kata Lu Huadong,
seorang pejabat di departemen pendidikan Kashgar yang dekat dengan
Partai Komunis kepada Global Times pada Rabu 29 Oktober 2014.
Untuk mendukung upaya tersebut, Pemerintah China memaksa lebih dari
2000 murid TK, SD, dan SMP/SMA di Kashgar, dekat perbatasan
Pakistan-China, untuk bersumpah menjauhkan sekolah dari pengaruh agama.
"Menulis nama mereka dan bersumpah di depan bendera nasional adalah
dua cara agar untuk mengingatkan tugas mereka," Huadong menambahkan.
Seorang pejabat biro pendidikan yang tak bersedia disebut namanya
mengatakan anggota partai, siswa, orang tua dan guru di wilayah Kashgar
dilarang menjalankan aktivitas agama, baik di sekolah maupun di rumah.
Dalam laporan Departemen Luar Negeri AS tentang kebebasan agama di
China mencatat 'adanya diskriminasi sosial berdasarkan afiliasi agama,
keyakinan, atau ibadah'.
"Pihak berwenang sering gagal dalam membedakan antara praktik
keagamaan yang damai dan kegiatan kriminal atau teroris," kata laporan
itu.
Meski provinsi Xinjiang telah otonom sejak tahun 1955, namun terus mendapat tekanan soal kehidupan agama dari Pemerintah China.
Muslim di provinsi tersebut menuduh Pemerintah China sengaja
mendatangkan jutaan etnis Han di wilayah mereka dengan tujuan
melenyapkan identitas dan budaya mereka.
(Sumber: OnIslam.net/foto:ilustrasi)