News Breaking
Live
wb_hadi

Breaking News

Ini Surat Terbuka Jurnalis RCTI untuk Hary Tanoe soal Berita Bocornya Materi Debat Capres

Ini Surat Terbuka Jurnalis RCTI untuk Hary Tanoe soal Berita Bocornya Materi Debat Capres

 
Harry Tanoe, pemilik MNC Group, salah satunya adalah RCTI. (Foto: Antara)

The Jambi Times- Jakarta – Jurnalis RCTI sekaligus produser program “Seputar Indonesia” Raymond Rondonuwu mengirimkan surat terbuka kepada Pemimpin Redaksinya seputar berita soal dugaan bocornya materi debat capres ke kubu Joko Widodo. Berita ini ditayangkan di RCTI pada 12 Juni 2014.

Menurut Raymond, berita ini tidak memenuhi standar jurnalistik karena tidak ada sumber berita yang jelas. Saat ini Raymond mendapat surat SP3 dari media tempatnya bekerja.

Berikut cuplikan surat Raymond yang diterima redaksi KBR.

Saya akan memaparkan point-point kritik yang saya tujukan kepada Bapak beserta argumennya, terkait berita, 'dugaan bocornya materi debat capres', Seputar Indonesia sore, (12062014).

Menurut saya, masalah ini pantas diketahui secara terbuka bagi rekan-rekan redaksi menyeluruh.

Berita bertopik dugaan bocornya materi debat capres yang ditayangkan Seputar Indonesia, dari segi kelaikan dengan ketentuan paling mendasar sekalipun, tidak memenuhi standar produk jurnalistik. Apalagi untuk disiarkan sebagai informasi publik.

Pertama, berita itu menyebut KPU, tanpa menjelaskan siapa nama pemangku jabatan KPU yang disebut membantah. Komisioner? Humas? Pegawai Tata Usaha? atau release resmi?

Kedua, hal yang sama terulang, dengan hanya menyebut tim sukses Jokowi/JK. Siapa? Anggota? Ketua? Ketiga, tidak menyebut kapan, dan dimana, sebagai unsur-unsur dasar 5W1H (Who, What, Where, When, Why, and How) suatu berita. Asumsi 'semua juga sudah tahu' tidak berlaku dalam suatu karya jurnalistik.

Tentang substansi berita. Sudah menjadi prosedur tetap dalam kerja jurnalistik, untuk tidak begitu saja mengolah tanpa mengetahui dengan pasti otentisitas, akuntabilitas dan kredibilitas suatu data, atau sumber yang akan dijadikan materi berita. Mengapa itu perlu dilakukan? Karena kerja jurnalistik menyangkut pertanggung-jawaban kepada publik, dan kredibilitas media dimana karya jurnalistik itu akan diterbitkan/ditayangkan.

Pada paragraf kedua skrip berita disebutkan, 'Dugaan pembocoran materi debat capres tahap pertama ini, menyusul adanya informasi pertemuan antara Komisioner KPU dengan tim sukses pasangan Jokowi-JK, beberapa waktu lalu'.

Paragraf tersebut menunjukkan, pembuat skrip sengaja atau tidak, menggunakan materi dari sumber polemik yang tidak bisa dipertanggung-jawabkan kredibilitas dan validitasnya, media berita akun twitter @triomacan2000, yakni asatunews.com.

Penilaian saya tersebut, berdasar fakta-fakta berikut:

1. Informasi pertemuan Komisioner KPU Hadar Gumay, dengan Trimedya Panjaitan, serta Komjen Polisi Budi Gunawan pada Minggu, 8 Juni 2014, berawal dari foto yang diedarkan oleh aktivis buruh dan kader Partai Gerindra, Arif Puyono, yang kebetulan berada di tempat yang sama saat pertemuan itu berlangsung di Satay House, Kebun Sirih.

2. Hingga petang hari, tanggal 10 Juni, atau satu hari setelah debat capres, peredaran informasi pertemuan itu, masih tanpa mengaitkan dengan kebocoran debat capres KPU.

3. Sampai akhirnya lepas petang hingga malam, baru beredar di media sosial twitter, bahwa pertemuan tersebut untuk membocorkan materi debat capres, yang akan berlangsung esok harinya.

4. Adalah situs berita asatunews.com, yang untuk pertama kalinya memuat tentang itu melalui berita yang dipublikasikan pada Selasa, 10 Juni 2014, pukul 17:25 WIB:

'Pertemuan Gumay, Budi, dan Trimedya Terkait Materi Debat Capres?'

http://asatunews.com/politik/2014/06/10/pertemuan-gumay-budi-dan-trimedya-terkait-materi-debat-capres
Asatunews mengklaim memperoleh informasi dari seorang pejabat KPU yang namanya dirahasiakan, bahwa pertemuan Hadar Gumay dengan tim Jokowi-JK di Satay House itu, untuk membocorkan materi debat capres.

5. Link informasi asatunews itulah, yang lalu disebarkan di twitter oleh akun @triomacan2000, pada hari itu juga.

6. Selain itu, sejumlah situs juga mengutip langsung dari asatunews, pada hari yang sama (10/6):
'Materi Debat Capres Dibocorkan ke Kubu Jokowi?'

http://www.pkspiyungan.org/2014/06/materi-debat-capres-dibocorkan-ke-kubu.html

7. Kemudian, satu hari setelahnya (11/6) :

- 'Tak netral, KPU diduga bocorkan materi debat Capres kepada kubu Jokowi-JK'

http://www.arrahmah.com/news/2014/06/11/tak-netral-kpu-diduga-bocorkan-materi-debat-capres-kepada-kubu-jokowi-jk.html

- 'KPU Dituding Bocorkan Materi Debat ke Jokowi-JK'

http://www.wartabuana.com/detail.php?id=43491

- 'Contoh buruk kejujuran, materi debat capres pun bocor'

http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=327386:contoh-buruk-kejujuran-materi-debat-capres-pun-bocor&catid=77:fokuredaksi&Itemid=131

- 'Materi Debat Capres Bocor, Contoh Buruk Kejujuran'
http://nasional.inilah.com/read/detail/2108621/materi-debat-capres-bocor-contoh-buruk-kejujuran#.U5txDXYpdZU

8. Pada hari yang sama (11/6), beredar uraian akun @triomacan2000.
"BOCORNYA MATERI DEBAT CAPRES DARI KPU KE KUBU JKW" BY @TrioMacan2000
http://chirpstory.com/li/212299

Dalam pertemuan Bapak dengan saya yang singkat pada Kamis 12/6, Bapak mengatakan 'sumber' berita tersebut tidak penting, karena sudah diberitakan oleh banyak situs. Menurut saya, itu suatu kekeliruan yang sangat.

Sebagai media berita yang sudah berusia seperempat abad, Seputar Indonesia sejatinya lebih dewasa dalam memilah dan memilih sumber-sumber yang akan dijadikan materi beritanya.

Karenanya, bukan lagi hal yang baru untuk menerapkan kaidah jurnalistik dalam menelusuri sumber suatu polemik, demi menjaga kredibilitas dan pertanggung jawaban pada publik.

Dalam kasus ini, apakah media asatunews.com memiliki akuntabilitas dan kredibilitas yang valid dan terpercaya sebagai sumber awal terciptanya polemik? Bisakah klaimnya mendapat informasi dari pejabat kpu yang dirahasiakan namanya itu, dipercaya? Merujuk pada dapur pengelola, serta rekam jejak asatunews, dengan mudah bisa dikatakan tidak. .(Berbagai sumber/portalkbr.com)


Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.